46. YOUR VOICE

698 146 280
                                    


.
.
.

"Siapa kau?" tanya Min Gyu menelisik wajah seorang wanita yang mengajaknya pergi dari ruang ICU tadi.

Gadis dengan rambut bergelombang sebahu itu menatap Min Gyu  dengan tatapan iba.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Min Gyu lagi dengan sikap defensif.

"Kau Park Min Gyu, kan?" tanya wanita itu.

"Kau tidak mengenaliku?"

"Hidupku, aku dedikasikan untuk belajar dan bekerja, tidak ada waktu untuk fangirling. Aku tahu kau seorang idol itu saja, itu pun tahu dari Tuan Kim."

"Lalu?

"Aku Lee Eun Bi, temannya Tuan Kim. Ah, tepatnya Tuan Kim adalah atasanku."

"Jadi kau ada perlu apa denganku?"

"Hanya ingin memberitahukanmu tentang semuanya, hubungan Tuan Kim dan Nona Han. Apa kau tidak berpikir kau telah menjadi penghalang kebahagiaan mereka?"

"Dengar Nona, aku tidak mengenalmu dan kau tidak berhak berbicara seperti itu padaku," ucap Min Gyu dengan penekanan di setiap katanya.

"Aku hanya ingin membuka matamu Tuan Park. Kau bisa menemuiku di Paradise Club, kalau kau akhirnya sadar."

Eun Bi segera berdiri, mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyimpannya di atas meja, membungkuk sopan dan berlalu meninggalkan Min Gyu dengan sejuta tanya.

Sebenarnya ikut campur masalah orang lain, bukan style-nya. Namun, sejak  pertama dirinya melihat Yoongi mabuk, ada rasa iba yang dia rasakan. Menurutnya, cinta yang Yoongi berikan terhadap Yoora begitu murni, tetapi sayang dibalut rasa cemburu yang berlebihan hingga berakhir kacau balau. Tidak ingin membuat pria itu semakin terpuruk, gadis itu memberanikan diri untuk menjadi pendengar setia, walau akhirnya dia sendiri seperti mendapat tambang emas karena Yoongi itu sangat kaya. Bukan, bukan karena dia berusaha menguras hartanya. Hanya saja ucapan there are no free lunch itu memang benar adanya.

Sudah terlanjur ikut campur dia pun berniat untuk menyatukan kembali Yoongi dan Yoora dengan cara berbicara dengan Min Gyu. Sungguh, Eun Bi menyukai happy ending dari dua orang yang saling mencintai.
.
.
.

Pria itu berdiri di jalanan pekat dengan dengan skala bortle paling tinggi di dunia. Ah, mungkin ini bukan dunia. Dunia lain mungkin. Karena yang dia lihat di sisi dan kanannya hanya gelap.

Netra bulan sabitnya hanya mampu melihat dengan remang jalan di hadapannya. Sepi ... bahkan teriakan yang dia suarakan dengan sangat lantang tidak mampu mengubah pekat itu menjadi terang.

Tungkainya mulai mengayun untuk berlari ke depan, tetapi pekat itu masih saja mengelilinginya begitu rupa.

Di mana aku? teriaknya. "Jagi, kau di mana?"

Terus berlari tanpa tahu arah, akhirnya netranya dipertemukan dengan sebuah ruangan yang memajang sebuah piano--piano yang sama seperti di Sweet Cafe tempat dirinya dan Yoora kencan untuk pertama kalinya. Lengkungan ke atas mulai tercetak pada bilahnya.

Tangannya menyusuri setiap bagian tuts di sana, menekan nada do re mi secara bergantian dan mulai memainkan sebuah lagu. Setidaknya dia tidak akan kesepian sampai seseorang menyelamatkannya. Jagi, aku menunggumu.

Sebuah seruan menghentikan permainan pianonya. Suara itu mengalun merdu begitu lembut memanggil namanya.

Sebuah layar putih seperti bioskop tersingkap di depannya, memperlihatkan Yoora yang begitu cantik sedang mengusap wajahnya yang tengah tertidur ditemani bermacam selang penunjang hidup.

FIX YOU (After Love Scenario)  ☆ || MYG || MWhere stories live. Discover now