45. DON'T DARE

764 145 306
                                    

Sedih part kmrn pada diem2 bae ish, dahlah aku tetep publish.

Sebenarnya ini lanjutan part 43 ya ^^ kalo ada yang lupa monggo diliat apa yang terjadi.
.
.
.

Cahaya menyilaukan serta-merta mendominasi pandangannya, mengganti euforia itu dengan kengerian absolut yang tersirat lewat teriakan dan belalakkan mata yang membulat sempurna.

Tangan pucat itu membanting setir ke kanan dalam upaya menghindari hantaman truk di depannya.

CKIITT ....

Decitan ban yang berbelok arah secara tiba-tiba diiringi suara debuman yang begitu nyaring menghancurkan seluruh kaca yang ada di mobil itu.

Terlambat ... walaupun berupaya keras untuk menghindar, truk itu berhasil menghantam bagian samping benz hitam tersebut dan membuatnya terguling dua kali sampai akhirnya teronggok rusak parah di dekat pagar pembatas.

Deru napasnya putus-putus dengan cairan merah kental yang mengalir deras dari pelipisnya. Rasa sakit yang dirasakan di sekujur tubuh pria itu begitu tak terperi. Meringis, menelan saliva guna membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba kering, bilah itu berusaha melontarkan kata. "Jagi, saranghae." Sebelum akhirnya kesadaran itu direnggut paksa oleh batang otak yang cedera.

.
.
.

Perut wanita itu terus-menerus menegang saat bilah ranumnya dicecap Min Gyu dengan lembut. Tampaknya, benih di rahimnya saat ini tengah protes dan tidak setuju kalau sang ibu disentuh pria lain. Well, sudah posesif dari embrio persis appa-nya.

Yoora menghentikan pagutan itu sambil meringis merasakaan kontraksi yang tiba-tiba terasa.

"Kenapa?" tanya Min Gyu dengan raut khawatir.

"A-aw ...." Ringis Yoora. "Sepertinya aku kecapean, Gyu. A-aku harus istrirahat."

"Kau yakin? Mau ke dokter?"

Gadis itu menggeleng. "Tidur saja."

"Baiklah, mau aku gendong?"

Yoora terkekeh dan mengusap lembut pipi Min Gyu dan tersenyum. "Tidak usah."

Wanita itu melangkahkah tungkainya ke arah kamar dibantu Min Gyu yang tidak mau melepas genggaman tangannya.

Matanya terpejam, merasakan lautan busa yang mampu merelaksasi tubuh lelahnya. Namun, perutnya masih saja menegang. Tangannya mencoba mengusap halus memberikan afeksi disertai rapalan doa.

Kau cemburu ya? batinnya. Satu sentakan menjawabnya membuat Yoora meringis tertahan karena tidak mau membuat Min Gyu khawatir.

"Gyu, bisakah kau ambilkan aku air hangat?"

"Tentu ... sebentar ya, Sayang."

Setelah kepergian pria itu, netranya meraih benda pipih yang sedang diisi daya di atas nakas di samping tempat tidur.

Yoora mengernyit dengan tautan alis yang begitu dalam saat menyalakan benda pipih miliknya. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari Yoongi, hingga akhirnya dia mendekatkan telinga guna mendengarkan voice mail yang ditinggalkan pria tersebut.

Semula vokal pria itu terdengar begitu bahagia, sarat dengan harapan menjulang tinggi dan berjanji akan mengembalikan hubungan mereka seperti sedia kala. Namun, detik berikutnya suara memekakkan telinga bersama decit dan debuman keras mendominasi rungu wanita itu.

"Yoon! Apa yang terjadi! Yoon!" panggil Yoora dengan suara serak serta luruhan air mata yang meluncur bebas di kedua pipinya.

Teriakan panik itu menggema di seluruh ruangan, membuat Min Gyu yang sedang mengambil air bergegas ke arahnya dan mendapati kedua kaki Yoora seketika lemas dan ambruk.

FIX YOU (After Love Scenario)  ☆ || MYG || MWhere stories live. Discover now