7. Membangun Sukses Dengan Disiplin dan sabar

1.9K 106 2
                                    


Setelah istirahat yang cukup semalaman, Jaka Someh bangun sebelum fajar menyingsing. Dia bangun dengan membawa semangat yang menyala-nyala. Tenaganya kini telah pulih, siap untuk melakukan latihan pertamanya. Pagi itu dia berencana untuk membuat tempat berlatih atau sasana di lereng gunung Halimun, di sekitar ladangnya sendiri.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, pagi itu Jaka Someh pergi dengan berlari kencang ke atas gunung. Dia ingat cerita aki Sudin, bahwa dulu Aki sudin juga awalnya di latih oleh Ki Buyut leuweung Cadas hanya berlari di hutan. Bahkan waktu itu Aki Sudin berlari sambil di kejar anjing liar yang ada di hutan. Gurunya memang sengaja melatih aki sudin dengan latihan fisik yang demikian keras. Jaka Someh juga berpendapat Sama, bahwa latihan berlari bermanfaat untuk meningatkan stamina dan kekuatan fisik.

Belum sampai seperempat jalan ke puncak gunung, Jaka Someh sudah tergopoh-gopoh. Nafasnya terengah-engah, merasakan Capek dan payah akibat berlari dengan kencang. Ingin rasanya dia beristirahat sejenak, namun hati kecilnya menolak. Dia kembali menguatkan tekadnya, untuk tetap bertahan dalam latihan itu. Jaka Someh menyemangati dirinya untuk tidak kalah oleh rasa capek dan payah yang sedang dia alami.

Meskipun sudah merasakan payah yang luar biasa, Jaka Someh tetap berusaha untuk berlari, meskipun larinya semakin melambat. Sampai akhirnya dia pun sampai diladangnya yang berada di balik puncak gunung. Jaka Someh langsung merebahkan diri karena sudah tak mampu lagi menahan rasa capek yang dideritanya.

Keringat bercucuran dan nafasnya pun terengah-engah. Penglihatan juga berkunang-kunang. Tapi Jaka Someh merasa cukup puas setelah berhasil melewati latihan pertamanya.

Setelah beristirahat yang cukup, tenaganya kembali pulih. Setelah itu Jaka Someh mulai menggarap ladangnya.

Hari itu dia menaman jagung.

Setelah selesai menanam jagung, Jaka Someh mengambil wadah airnya. Dia meminum beberapa tegukan air untuk menghilangkan dahaganya yang sudah kronis.

Setelah itu, dia membuat berbagai peralatan dari kayu dan bambu sebagai sarana untuk melatih ilmu silatnya. Dia menancapkan beberapa potong bambu ke dalam tanah. Di atas potongan bambu itulah Jaka Someh mencoba berdiri dan melangkah. Dia berlatih ilmu keseimbangan tubuh, melatih langkah kaki dan kuda-kuda di atas potongan-potongan bambu yang tertancap ke bumi.

Setiap hari Jaka Someh berlatih dengan keras dan disiplin. Berlari kencang menaiki dan menuruni gunung, berlatih gerak tinju, melatih langkah kaki dan kuda-kuda. Bahkan Jaka Someh juga melatih kekuatan fisiknya melalui beban berat berupa batang kayu yang ukurannya cukup besar dan berat. Tanpa terasa sudah sebulan dia berlatih dengan keras.

Jaka Someh teringat pesan Aki Sudin untuk mengunjunginya setiap satu bulan sekali. Untuk Berdiskusi dan berlatih silat dengan Aki Sudin.

Hari itu, Jaka Someh pergi ke rumah Aki Sudin di desa Cinangka, sambil membawa berbagai hasil panen dari ladangnya. Dia berjalan dengan memanggul dua karung beras dan jagung.

Akhirnya Jaka Someh menemukan rumah Aki Sudin di desa Cinangka meskipun harus bertanya beberapa kali ke penduduk yang ada di sana.

"Assalamualakum...."

Jaka someh mengucapkan salam ketika sampai di depan rumah Aki Sudin.

Rumahnya terkesan sederhana, namun terlihat rapih dan asri. Di sekitar halamannya terlihat beberapa jenis tanaman dan bunga-bungaan.

"Wa alaikum salam...."

Aki Sudin menjawab salam Jaka Someh.

"Weleh... Jang someh....Alhamdulillah kamu datang juga ke rumah aki...,Nini....Nini...ke sini, ada jang someh datang ke rumah kita...".

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiWhere stories live. Discover now