38. Doa Orang Yang Teraniaya

1.7K 89 0
                                    

Pada suatu hari, Mak Ipah mengalami sakit yang sangat parah, akibat musim paceklik yang melanda kampung Dadap Kulon. Tanaman banyak yang mati, sungai dan mata air pun mengering, hewan ternak juga banyak yang mati akibat kelaparan.

Pada waktu itu sebagian besar warga mengalami kekurangan makanan, sehinga wabah kelaparan pun melanda warga kampung. Sugandi merasa sedih melihat nenek kesayangannya menderita sakit, dia berkata pada neneknya

"Ambu, ambu sabar ya...gandi mau mencari obat untuk ambu..."

Mak Ipah berkata dengan suara yang lemah lembut kepada Sugandi

"Mau nyari obat kemana atuh ujang? Sudahlah jang, tidak usah repot-repot nyari obat untuk ambu... ambu mah nanti juga akan sembuh sendiri...yang penting kamu jangan sampai sakit, bagaimana apakah kamu sudah makan ?"

Sugandi membalas ucapan mak Ipah dengan suara yang lembut

"Gandi sudah makan ambu, rencananya Gandi mau minta tolong ke abah Sarpin, bapaknya kang madani, Gandi dengar kalau dia adalah seorang tabib di kampung kita. Kebetulan gandi teh kenal dengan kang Madani. Siapa tahu bapaknya kang Madani mau menolong kita".

Mak Ipah tersenyum kepada cucu kesayangannya tersebut

"Ya sudah kalau ujang memang kenal baik dengan keluarga abah Sarpin, mudah2an saja dia bersedia untukmengobati ambu, tapi ambu mah tidak terlalu berharap banyak...".

Sugandi berkata lagi kepada mak ipah

"Kalau begitu, gandi pamit dulu ya ambu, nanti gandi mampir dulu ke warung emak. Gandi mau minta tolong ke emak supaya bersedia menjaga ambu di saat Gandi pergi".

Mak Ipah terlihat agak keberatan dengan niat sugandi untuk menemui ibunya. Mak Ipah khawatir kalau Sugandi akan diperlakukan kasar oleh ibunya, dia pun berkata kepada Sugandi

"Tidak usah mampir ke warung emakmu, ujang. Biar ambu sendiri saja di sini, kamu tidak usah ganggu emakmu..."

Meskipun sudah dilarang oleh neneknya, namun Sugandi tetap bersikeras untuk minta bantuan kepada ibunya tersebut

"Tidak apa-apa Ambu, Sugandi coba ngomong dulu ke emak, siapa tahu dia mau bantu menjaga ambu, kalau memang emak tidak mau, Sugandi juga tidak akan memaksa."

Mak Ipah yang mendengar ucapan Sugandi seperti itu, akhirnya cuma pasrah saja. Dia tahu kalau nyi surti memiliki sifat yang egois, tidak peduli pada anak dan emaknya sendiri, yang dia pedulikan hanya kesenangan untuk dirinya sendiri.

Mak Ipah pun berkata pasrah kepada Sugandi

"Ya sudah atuh jang, terserah kamu saja...tapi jangan paksa emakmu ya jang..."

Sugandi tersenyum kepada mak Ipah, kemudian dia pergi ke warung ibunya.

Warung Nyi Surti hanya berada 5 meteran saja dari rumah mak Ipah. Sugandi heran ketika sampai di sana, ternyata warung tersebut dalam keadaan tertutup.

Karena warungnya dalam kondisi tertutup, Sugandi pun langsung menuju pintu belakang warung, tanpa pikir panjang dia langsung membuka pintu warung tersebut yang ternyata tidak dalam keadaan terkunci.

Begitu terkejutnya Sugandi ketika dia membuka pintu warung nya, dilihatnya Nyi Surti sedang berbuat mesum dengan seorang pemuda kampung, yang bernama Suraji. Suraji adalah anak seorang juragan di kampung Dadap Kulon.

Karena merasa kaget,  tiba-tiba ada orang yang memergokinya sedang berbuat mesum, Nyi Surti langsung menarik pakaiannya yang berada di lantai. Namun setelah dia tahu bahwa yang masuk tersebut adalah Sugandi, Nyi Surti pun langsung naik pitam. Dia langsung membentak Sugandi yang masih berdiri dalam keaadaan melongo

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora