14. Berselisih Dengan Gengster Kuat Yang Ditakuti

1.9K 85 1
                                    

Hari itu Jaka Someh bersiap untuk berangkat ke Kota untuk menjual hasil panen cengkehnya. Semenjak pagi dia sudah sibuk memasukan karung-karung yang berisikan cengkeh ke dalam gerobak sapinya. Setelah selesai, dia pergi ke sumur yang ada di belakang rumah, untuk mandi. Kemudian Jaka Someh sarapan dengan ditemani oleh pak Rohadi dan si jalu. Sesekali Jaka Someh menyuapi Jalu. Sedangkan Asih masih sibuk di dalam kamarnya untuk berdandan. Setelah selesai berdandan Asih keluar untuk menemui Jaka Someh dan bapaknya. Wajahnya begitu berbunga-bunga. Jaka Someh melihat perubahan istrinya yang sekarang nampak lebih ceria, namun dia tidak curiga sedikitpun juga, kalau istrinya berbunga-bunga karena telah bertemu kembali dengan kekasih lamanya. Asih pun ikut bergabung dengan Jaka Someh dan pak Rohadi untuk sarapan.

Setelah sarapan Jaka Someh berpamitan kepada pak Rohadi dan Asih

"Bapak... Nyai...Saya pergi dulu ya...."

Asih cuma tertawa kecil, dalam hatinya dia senang dengan kepergian Jaka Someh, kemudian berkata kepada jaka someh

"Ya kang...Akang hati-hati di jalan ya..."

Jaka Someh tersenyum sambil berkata

"Terima kasih Nyai..."

Jaka Someh memeluk dan mencium Jalu sebagai pertanda pamitan kepada anak itu. Tidak lupa dia juga menyalami Pak Rohadi dan Asih.

Akhirnya tanpa banyak berkata-kata lagi, Jaka someh segera menaiki gerobak sapinya dan berangkat meninggalkan pak Rohadi, si jalu dan Asih.

Perjalanan menuju pelabuhan Ratu memakan waktu sekitar 3 harian dengan menggunakan gerobak. Meskipun jauh, namun Jaka Someh merasa senang dapat melakukan perjalanan itu. Inilah pertama kalinya Jaka Someh melakukan perjalanan yang cukup jauh dari kampungnya. Dia begitu terobsesi dengan keindahan alam dan keragaman masyarakat di berbagai wilayah yang dilewati.

Tanpa terasa sudah dua hari Jaka Someh berjalan dengan gerobaknya. Sekarang dia sudah berada di wilayah pantai selatan. Jaka Someh memutuskan beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan pantai.

Ombak pantai selatan terdengar bergemuruh, gelombangnya begitu besar dan menggulung dengan dasyatnya. Setelah puas beristirahat, Jaka Someh kembali melanjutkan perjalanannya menuju Pelabuhan Ratu.

Hari ke tiga, Jaka Someh sudah sampai di Pelabuhan Ratu. Di Sana banyak sekali orang yang berlalu lalang. Semuanya nampak sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Banyak orang sedang melakukan bongkar muat dari perahu-perahu yang berukuran sedang. Di bagian utara pelabuhan terdapat gudang-gudang dan toko-toko milik para tauke. Jaka Someh menjalankan gerobaknya dengan pelan, berkeliling mencari toko babah along. Tak membutuhkan waktu lama, dia pun sudah berhasil menemukan toko babah along

"Permisi apakah ini tokonya babah along...?"

Seorang tauke yang bermata sipit menemui Jaka Someh

"Hayya...betul ini toko oe...loe orang siapa...ada perlu apa..?" kata tauke tersebut

"Saya Jaka Someh bah...saya menantunya pak Rohadi dari kampung Cikaret" kata Jaka Someh

"oe...oe... ternyata loe orang berasal dari kampung Cikaret hah...bagaimana kabar pak Rohadi?"

"Alhamdulillah, beliau dalam keadaan baik, Bah...Beliau juga menyampaikan salam buat Babah Along..." Jawab Jaka Someh

"He..he...Terima Kasih...." Kata Babah Along.

Setelah itu Jaka Someh mengobrol banyak dengan babah along, sebelum melakukan transaksi jual beli cengkeh.

Babah along ternyata seorang tauke yang ramah dan baik. Dia pun menyajikan minuman kepada Jaka Someh sebagai jamuan untuk menghormati tamu yang datang dari jauh.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang