33. Istriku Bagai Bidadari

1.9K 95 3
                                    

Sampai hari menjelang siang, jaka Someh masih belum melihat Dewi Sekar. Dalam hati dia merasa khawatir takut kalau keberadaan dirinya telah membuat Dewi Sekar menjadi tidak nyaman. .

"Saya khawatir kalau Nyi Sekar merasa terganggu oleh keberadaan saya di sini....Apakah dia merasa sungkan terhadap saya...?Aduh, apakah saya segera pergi saja dari rumah ini...? toh dia juga sudah aman disini...iya lah kayaknya memang saya harus segera pamit...mungkin baiknya nanti malam saya berbicara kepada Pak Karta...".

Malam hari, Jaka Someh menemui Raden Karta di sebuah ruangan. Dia terkejut ternyata ada Dewi Sekar sedang duduk bersama Raden Karta dan istrinya. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius. Perasaannya menjadi kikuk ketika melihat Dewi Sekar ada di sana. Entah kenapa ada perasaan malu saat bertemu dengan Dewi Sekar. Jaka Someh memandang wajah Dewi Sekar. Dewi Sekar memalingkan mukanya ke arah lain, wajahnya merah merona. Bibirnya yang merah terlihat sedikit tersenyum.

"Eh kebetulan Jang Someh ke sini....ada yang ingin saya obrolkan dengan Jang Someh...sini jang...duduk di sini...ayo...".

Tiba-tiba Raden Karta berkata dengan ramah kepada Jaka Someh, sambil mempersilahkannya untuk duduk di samping dirinya. Dengan langkah ragu Jaka Someh mendekati mereka. Dia pun duduk di samping Raden Karta dan berhadap-hadapan dengan Dewi Sekar yang sedang melihat ke arah lain.

"Maaf...Bapak...bapak teh ingin ngobrol dengan saya...?.mau ngobrol apa ya pak?apakah ada masalah...?"

Tanya Jaka Someh dengan nada pelan.Hatinya tiba-tiba menjadi deg-degan.

"iya...jang..saya .pengen ngobrol sama kamu...tapi ujang santai saja....tidak ada masalah apa-apa koq...". Kata Raden Karta.

"Eeh iya...ngomong-ngomong jang Someh sekarang usianya berapa ya...?" lanjut Raden Karta.

Jaka someh merasa heran mengapa tiba-tiba Raden Karta menanyakan umurnya. Meskipun demikian dia pun tetap menjawab pertanyaan Raden karta

"eeh...saya lupa pak...eeh...berapa ya...owh...iya...kalau tidak salah sekitar 25 tahunan, pak....!"

"eleh...eleh...ternyata sudah jadi bujang lapuk..."

kata Raden Karta tertawa.

"iya...pak...usia saya teh sudah tua...he...he..sudah karatan.".

Kata Jaka Someh bercanda untuk menutupi rasa canggung dalam hatinya.

"Hmmm Jang Someh...punten...apakah ujang teh tidak ada keinginan untuk segera meninggalkan masa bujang....begitu...? Lelaki seusia jang Someh umumnya sudah punya dua atau tiga anak lho...".

Kata Raden Karta.

"Iya tentu saja saya juga mau...bapak...saya juga ingin hidup normal seperti manusia pada umumnya...tapi masalahnya perempuan mana yang bisa menerima saya dalam keadaan seperti ini...? ".

Kata jaka someh merendah.

"Koq ngomongnya begitu...belum juga di coba...nikah dulu... baru ujang bisa menyimpulkan seperti itu...".

Kata raden Karta yang memprotes ucapan jaka Someh.

Jaka Someh menghela nafasnya. Ada keraguan dalam hatinya untuk mengungkapkan isi hatinya. Setelah terdiam beberapa saat, Jaka someh mulai menanggapi ucapan Raden Karta.

" Sebenarnya saya sudah pernah menikah, pak....!" Kata Jaka Someh.

"Hah...".

Sontak Raden Karta kaget mendengar ucapan Jaka Someh

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiWhere stories live. Discover now