27. Lelaki Sederhana

1.9K 96 6
                                    

Dewi Sekar sudah tak sadarkan diri selama tiga hari tiga malam. Pada hari ketiga dia baru siuman. Matanya terbuka pelan-pelan, sadar bahwa saat itu dia sedang berada di suatu ruangan di sebuah pondok kayu yang berukuran sedang. Tiba-tiba dia merasakan sensasi hangat di sekujur tubuhnya, setelah diamati ternyata hampir seluruh tubuhnya telah dibalur oleh suatu ramuan obat. Di atas meja yang berada di samping kanannya, terlihat ada segelas minuman obat yang sudah tidak penuh lagi isinya. Dewi Sekar ingat, terakhir kali dia bertarung dengan nyi Sundel kemudian kalah dan menjadi bulan'bulanan Nyi sundel sampai akhirnya tak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian, jaka Someh masuk ke dalam gubuk itu dan mendapati Dewi Sekar sudah sadarkan diri. Melihat Dewi Sekar sudah sadar, Jaka Someh merasa senang, kemudian dia berkata kepada Dewi Sekar

"Alhamdulillah Nyai sudah sadar...sudah tiga hari tiga malam Nyai pingsan...akang menemukan Nyai tergeletak di kebun sayur milik akang..."

Jaka Someh berbohong kepada Dewi Sekar bahwa dia menemukan Dewi Sekar tergeletak pingsan di kebun sayurnya, padahal sebenarnya Jaka Someh lah yang menolongnya dari Nyi Sundel yang kejam. Dewi Sekar berkata pelan kepada Jaka someh

"Akang...ini...siapa...?".

Mendengar suara Dewi Sekar yang pelan dan lemah, Jaka Someh tersenyum, kemudian dia memperkenalkan dirinya

"Nama akang teh Jaka Someh, Nyai...atau Nyai juga bisa memanggil akang dengan sebutan Kang Someh...Akang teh disini hidup menyendiri, kebetulan akang adalah seorang petani yang sedang menggarap lahan di bukit ini...oh ya Nyai teh siapa? Kenapa bisa sampai ke bukit ini dalam keadaan pingsan?"

Dewi Sekar hanya menganggukan kepalanya dengan pelan, kemudian dia mengenalkan dirinya kepada Jaka Someh yang telah menolongnya

"Nama saya Dewi sekar harum...tapi akang bisa memanggil saya Sekar..."

Jaka Someh tersenyum mendengar Dewi Sekar memperkenalkan dirinya, sambil mengangguk'anggukan kepalanya.

Setelah itu mereka pun saling terdiam, meskipun pikiran mereka saling berkecamuk dengan berbagai pertanyaan. Melihat Jaka Someh terdiam, Dewi Sekar berinisiatif memulai pembicaraan, dia menceritakan tentang perkelahiannya dengan nyi sundel. Dia bercerita dengan suara pelan dan banyak berhenti. Sebenarnya dalam hati dia merasa heran, kenapa masih hidup padahal waktu itu nyi sundel begitu bernafsu ingin membunuhnya. Dewi Sekar ingat saat dia dikalahkan oleh Nyi Sundel dan nyaris mati, kemudian disiksa sampai akhirnya dia pingsan dan tak sadarkan diri. Dalam hati dia curiga mungkin Jaka Someh lah yang telah menolongnya dari Nyi Sundel.

Namun melihat penampilan Jaka Someh yang sederhana dan jauh dari sosok penampilan seorang pendekar, kecurigaannya pun dia tepis. Rasanya tidak mungkin Jaka someh yang hanya seorang petani mampu mengalahkan Nyi Sundel yang hebat. Lalu siapakah yang telah menyelamatkannya dari Nyi Sundel, apakah benar bahwa Jaka Someh hanya menemukan dirinya sudah dalam keadaan pingsan? Lalu kemana nyi sundel dan kawan-kawannya sekarang ini, apakah mereka pergi begitu saja, meninggalkan dirinya dalam keadaan pingsan?.

Karena tidak mampu menjawab berbagai pertanyaan yang sedang berkecamuk dalam pikirannya, Dewi Sekar memejamkan mata dan berusaha membuang jauh segala hal yang bisa mengganggu pikirannya. Sambil menghela nafas Dewi Sekar kembali membuka matanya. Jaka Someh hanya tersenyum kecil melihat Dewi Sekar yang nampak seperti orang yang sedang bingung.

Jaka someh berkata lembut kepada Dewi Sekar

"Nyai supaya cepat pulih kesehatannya, sekarang nyai makan dulu...ini akang telah membuatkan bubur untuk nyai...dimakan ya...".

Karena kondisi tubuh Dewi Sekar yang masih lemah, Jaka Someh membuatkan bubur dan mecoba untuk menyuapinya. Awalnya Dewi Sekar menolak untuk di suapi, namun Jaka someh tetap memaksa, akhirnya Dewi Sekar terpaksa menuruti Jaka Someh. Dengan telatennya Jaka Someh menyuapi Dewi Sekar.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiWhere stories live. Discover now