8. Terbuai Pesona Sang Kembang Desa

2K 91 0
                                    

Sudah 2 Tahun Jaka Someh berlatih ilmu silat. Seperti biasanya, setiap bulan dia mengunjungi kediaman Aki Sudin. Sambil memikul barang bawaan hasil panen, dia berjalan tegap menuju desa Cinangka.

Sesampainya di kediaman Aki Sudin, seperti biasanya Jaka someh di sambut penuh keramahan oleh Aki sudin dan Nini Esih. Mereka sudah menganggap Jaka Someh seperti cucunya sendiri. Demikian juga dengan Jaka someh yang menganggap mereka sebagai kakek dan neneknya sendiri.

Hari itu, Nini Esih sedang sibuk memasak sesuatu di dapur.

"Eh Nini sedang membuat apa...koq kelihatan sibuk sekali...?"

Jaka someh bertanya penasaran kepada Nini esih.

"Ini loh ...ujang...nini sedang membuat minyak kelapa..." Kata Nini Esih

"Minyak kelapa...? memangnya untuk apa Nini...?"

Kata Jaka someh merasa heran. Dia memang belum tahu banyak tentang minyak kelapa. Selama ini, untuk memasak makanan Jaka Someh hanya menggunakan metode membakar, merebus dan mengukus saja.

"Ya buat masak...biar masakannya menjadi lebih enak dan gurih...bisa juga untuk meminyaki Rambut biar kelihatan hitam dan sehat...atau bisa juga untuk melembabkan kulit...wah pokoknya banyak manfaatnya...itu waktu kamu dibalur tangannya oleh si aki, kan menggunakan campuran minyak kelapa juga...masa kamu tidak tahu...?".

Nini Esih berusaha memberi penjelasan.

Jaka someh mengangguk-anggukan kepalanya.

Jaka someh memang selalu merasa tertarik pada hal-hal yang baru dia temui. Dia kemudian banyak bertanya kepada Nini Esih mengenai cara membuat minyak kelapa. Nini Esih pun dengan senang hati menjelaskannya.

Dengan sabar dan telaten, Nini Esih terus mengaduk-aduk santan kelapa tua yang ada dalam wajan besar itu. Dia terus mengaduk-aduk secara kontinyu dan lama. Sampai akhirnya terbentuk minyak dan limbahnya yang berupa blondo. Jaka someh terus memperhatikan kegiatan itu.

Jaka someh merasa senang karena mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari Nini Esih.

Setelah puas belajar cara membuat minyak kelapa, malamnya dia kembali mulai berlatih silat bersama Aki sudin dipekarangan rumah.

Melihat kemampuan Jaka someh yang semakin pesat, Aki Sudin merasa bangga. Dalam hati, beliau berkata

" Hebat kamu jang someh ...kamu memang memiliki bakat yang luar biasa...dulu saya butuh puluhan tahun untuk bisa menguasai gerakan-gerakan itu sampai sempurna...kamu bahkan tidak memakan dua tahun, sudah memiliki gerakan yang sudah sempurna....bahkan jauh lebih kuat di bandingkan Saya..."

Setelah tiga hari dua malam berlatih di kediaman aki sudin, Jaka someh kembali berpamitan untuk pulang ke gubuknya di lereng gunung Halimun.

Hari menjelang sore ketika Jaka someh berjalan menyusuri sungai yang berada di wilayah perbatasan kampung Cikaret dan Kampung Cinangka.

Dengan langkah gontai dia berjalan sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Matahari sudah tidak begitu terik. Angin juga berhembus sepoi-sepoi. Suara burung sudah mulai terdengar berkicau.

Ketika Jaka Someh sedang melewati daerah pinggiran sungai yang dipenuhi rerumputan yang tinggi, tiba-tiba dia mendengar suara orang yang sedang mengiba

"Kang...jangan...jangan...tolong kang...jangan...saya gak mau..."

Jaka someh berhenti untuk mendengarkan lebih seksama. Baru saja dia akan mendekati asal suara tadi, tiba-tiba seorang perempuan melompat dan berlari dari arah rerumputan tinggi

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang Membumiजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें