53. Pendekar dari Alam Gaib

2K 93 10
                                    

Kabar tewasnya Ki Tapa akhirnya sampai juga di telinga Ki Jabrik. Beberapa anak buah ki tapa yang melarikan diri dari Jaka Someh, ternyata kembali ke padepokan Ki Jabrik yang berada di lereng Gunung Kareumbi. Salah satu orang itu bernama Jarpati.

Sesampainya di padepokan Jarpati langsung berlutut dihadapan Ki Jabrik yang sedang duduk di kursinya. Beberapa anak buahnya juga ikut kumpul bersamanya.

"Ampun aki, saya Jarpati, mau melaporkan bahwa Ki Tapa sekarang sudah meninggal, dia dibunuh oleh seorang pendekar muda".

Ki Jabrik yang waktu itu sedang ditemani oleh Ki Anyar Malih dan Dewi Naga, terkejut mendengar laporan Jarpati

"Hah, siapa pendekar yang bisa mengalahkan Ki Tapa? Apakah salah seorang pendekar dari kawan-kawannya Ki Buyut Putih?".

Jarpati menggelengkan kepalanya

"Saya tidak tahu aki, tapi sepertinya dia bukan dari perkumpulan padepokan Ki Buyut Putih, pendekar itu datang bersama dua anak yang masih remaja dengan mengendarai gerobak sapi...hmmm...tapi saya yakin bahwa dua anak kecil yang dia bawa itu adalah anak-anak dari Raden Purbasora yang di bunuh oleh Ki Tapa dan Dewi Naga".

Jarpati kemudian melirik ke arah Ki Anyar Malih dan dewi Naga. Ki Anyar Malih tertawa mendengar laporan jarpati

"Ha...ha...ternyata ada juga pendekar yang mampu membunuh ki Tapa selain saya dan ki Jabrik...Sungguh kurang ajar, berani sekali orang itu membunuh Ki Tapa, dia tidak tahu dengan siapa akan berhadapan?".

Suara tawa Ki Anyar Malih yang sumbang entah mengapa bisa menciutkan hati Jarpati. Meskipun baru mendengarkan suaranya, namun auranya mampu membuat Jarpati menjadi menciut.

Ki Anyar Malih memang seorang pendekar yang tidak suka banyak berbicara, namun sekali dia berbicara, maka tidak ada orang yang akan berani untuk menyela apalagi membantahnya.

Ki Jabrik sendiri merasa enggan untuk berlama-lama bersama Ki Anyar Malih. Untunglah Ki Anyar hanya datang sewaktu-waktu saja untuk mengunjungi Ki Jabrik.

Berbeda dengan kebanyakan anak buahnya yang lain, bergabung dengannya karena berhasil ditaklukan, Ki Anyar justru mendatangi Ki Jabrik dan langsung menyatakan untuk bergabung dengannya. Dia mengatakan ingin membantu Ki Jabrik untuk menaklukan dunia persilatan di tatar pasundan.

Ki Jabrik dan Ki Anyar Malih pertama kali bertemu sekitar 3 atau 4 tahunan yang lalu. Waktu itu hari sudah malam. Malam yang sunyi tanpa bulan dan bintang. Terdengar suara auman srigala yang saling bersautan. Angin tiba-tiba berhembus kencang dan menerpa dedaunan. Hujan gerimis pun turun dengan rintik-rintik. Tiba-tiba ada asap turun dari langit dan menyelimuti padepokan KI Jabrik.

Setelah itu munculah seorang lelaki yang nampak masih muda dengan di dampingi seorang gadis yang cantik. Lelaki itu menggunakan pakaian pendekar yang serba putih. Wajah lelaki itu terlihat begitu tampan, kulitnya putih bersih dengan rambut panjang nan hitam. Matanya yang tajam dengan senyum sungging menambah aura ketampanannya. Tubuhnya yang langsing membuat Ki Jabrik menyangka dia seorang perempuan. Kalau saja dia tidak memperkenalkan diri, Ki Jabrik pasti akan menyangka orang itu perempuan.

"Ha...ha...Kamu yang bernama Ki jabrik, Ya...?"

"Nyai Siapa....?" Kata Ki Jabrik

"Ha...ha...Saya bukan perempuan Ki Jabrik...Saya seorang seorang lelaki seperti kamu...nama saya Ki Anyar Malih...Saya datang ke sini untuk bergabung dengan kamu, Ki Jabrik..." Kata Ki Anyar Malih .

Ki Jabrik terhenyak

"Oh, Maaf aki..." Ki Jabrik meminta maaf.

Ki Anyar Malih tersenyum mendengar permintaan maaf Ki Jabrik.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiWhere stories live. Discover now