55. Pendekar Wanita 1

2K 93 3
                                    

Tanpa terasa sudah dua bulan berlalu semenjak acara pertemuan para pendekar dilangsungkan di bawah kaki gunung Tampomas. Beberapa rombongan pendekar sudah banyak yang pergi meninggalkan gunung Tampomas. Bergiliran mereka berangkat menuju Gunung Kareumbi.

Esok pagi adalah giliran Dewi Sekar dan keluarganya untuk pergi meninggalkan padepokan Ki Buyut Putih. Mereka akan berangkat bersama rombongan para pendekar lainnya.

Raden Jaya Permana dan keluarganya ikut tergabung dalam rombongan Dewi Sekar. Jumlah rombongan mereka berkisar 30 orang dan di pimpin langsung oleh Ki Sepuh Anom. Nini Gunting Pamungkas juga ikut mendampingi Ki Sepuh Anom.

Dari padepokan, mereka berjalan kaki menuruni lereng gunung tampomas menuju arah kaki gunung. Hanya pakaian dan barang berharga saja yang mereka bawa, karena perbekalan makanan ternyata sudah disiapkan oleh beberapa murid Ki Buyut Putih di bawah Kaki Gunung Tampomas.

Gunung Tampomas masih nampak di selimuti oleh kabut dan hawa dingin, ketika rombongan mereka tampak berjalan dengan santai menuruni jalan setapak menuju kaki gunung, sambil mengobrol asyik dengan teman atau keluarganya.

Tidak lama, hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja, mereka akhirnya sampai di bawah kaki gunung Tampomas. Di sana mereka mendapati beberapa gerobak sapi yang sudah disiapkan oleh beberapa murid Ki Buyut. Di dalam gerobak tersebut sudah ada bahan makanan yang diperkirakan bisa cukup untuk bekal selama 1 atau 2 mingguan. Setelah beristirahat sejenak di rerumputan yang berada di bawah kaki gunung, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Gunung Kareumbi dengan menaiki gerobak sapi. Ada sekitar 7 gerobak sapi, rata-rata di naiki oleh sekitar 4 orang.

Dewi Sekar dan keluarganya menggunakan gerobak sapi yang sama. Hanya Raden Jaya Permana dan Kyai Sepuh saja yang menunggang kuda. Perjalanan mereka untuk dapat sampai ke Gunung Kareumbi, diperkirakan akan memakan waktu sekitar 2-3 mingguan dengan menggunakan gerobak sapi. Tanpa terasa mereka sudah melewati beberapa desa, hutan dan lembah.

Hari menjelang siang ketika mereka sampai di sebuah sungai yang airnya begitu jernih. Melalui Jaya Permana, Kyai Sepuh Anom memerintahkan rombongan untuk beristirahat sejenak di dekat sungai itu. Raden Jaya Permana dengan cekatan menyampaikan pesan Kyai Anom kepada semua anggota rombongan. Ketika sampai di gerobak sapi yang di naiki oleh Dewi Sekar, Raden Jaya Permana tersenyum manis kepada Dewi Sekar yang waktu itu sedang duduk melamun sambil menikmati pemandangan alam yang dilewatinya. Jaya Permana berkata lembut kepada Dewi Sekar,

"Nyai, kita akan istirahat dulu di sini! ".

Dewi Sekar menganggukan kepalanya.

"Iya Kang, terima kasih ".

Jaya Permana kemudian melanjutkan kembali tugasnya untuk menyampaikan pesan Kyai Anom kepada anggota rombongan yang lainnya. Mereka beristirahat di tempat itu sampai hari menjelang sore. Setelah matahari sudah tidak terik, mereka kembali melanjutkan perjalanannya dengan berjalan di jalan yang menembus hutan lebat. Hari sudah gelap namun mereka masih tetap melanjutkan perjalanan. Barulah ketika sampai di pinggir suatu desa, mereka memutuskan untuk istirahat dan bermalam di tempat tersebut, karena malam memang sudah sedemikian larut.

Fajar menyingsing di ufuk timur. Dewi Sekar baru saja selesai melaksanakan sembahyang Shubuh. Terlihat hanya baru beberapa orang saja yang sedang beraktifitas di waktu itu. Bi Kesih bersama beberapa wanita yang ikut rombongan Dewi Sekar mulai sibuk memasak sarapan untuk para pendekar.

Dengan cekatan, dia memotong kacang panjang dan terong-terongan. Pagi ini dia akan membuat sayur kacang panjang yang di campur buah terong dan irisan cabe rawit. Ketika posisi matahari sudah mulai setinggi tombak, masakan sudah siap untuk dihidangkan.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang