57. Pendekar Wanita 3.

2K 114 19
                                    

Pertarungan antara dua pendekar segera berlanjut, saling pukul saling tendang saling egos dan saling serang. Kemampuan keduanya ternyata sebanding.

Para hadirin terpesona melihat kelincahan dan kehebatan Dewi Sekar melawan Ki Soca. Mereka tak menyangka, kalau wanita yang sangat cantik yang penuh kelembutan tersebut ternyata bisa ganas ketika bertarung melawan Ki Soca. Pertarungan mereka begitu sengit, keduanya saling mengeluarkan jurus andalannya masing-masing. Setelah sekian lama mereka bertarung, akhirnya Dewi Sekar pun mampu mendesak Ki Soca. Ki Soca yang tidak menyangka kalau Dewi Sekar mampu membuatnya kerepotan, segera melompat ke belakang sambil memasang kuda-kudanya.Tangan kanannya segera mencabut golok yang terselip di pinggangnya.Melihat Ki Soca mengeluarkan goloknya, Dewi Sekar pun mencabut pedangnya yang semenjak tadi tersarung di pundaknya. Merekapun kembali bertarung dengan sengitnya. Namun kali ini Ki Soca sudah tak mampu lagi mengimbangi jurus-jurus pedang Dewi Sekar. Dalam suatu kesempatan, tiba-tiba pedang Dewi Sekar telah merobek perutnya. KiSoca kaget bukan kepalang, dilihatnya darah bercucuran dari perutnya.Tiba-tiba kepalanya menjadi pusing dan gelap, dia pun jatuh terduduk ke tanah. Ki Soca menjadi panik, melihat luka di perutnya,ketika dia hendak berdiri kembali tiba-tiba pedang Dewi Sekar sudah sampai di kepalanya. Dia pun ambruk bersimbahkan darah. Ki Soca tewas seketika itu juga.

Melihat pemimpinnya telah tewas, para anggota perampok anak buah Ki Soca menjadi panik, mereka takut menjadi sasaran kemarahan Dewi Sekar danpara pendekar lainnya.

Para pendekar yang melihat anak buah Ki Soca ketakutan langsung mengepung mereka. Anak buah Ki Soca langsung bersimpuh meminta pengampunan DewiSekar dan para pendekar lainnya. Ketika para pendekar hendakmenghabisi mereka, Dewi Sekar langsung berteriak "Tahan...tahan...".

Para pendekar yang tadi hendak membunuh anak buah Ki Soca terperanjat mendengar Dewi Sekar berteriak

"Adaapa Nyai...kenapa menahan kami untuk membunuh mereka?"

DewiSekar berusaha untuk tersenyum

"Sudah paman, kita tidak perlu membunuh mereka...Tidak ada manfaatnya buat kita...semoga mereka tidak lagi mengulangi kejahatannya...lebih baik kita beri mereka kesempatan untuk bertobat...".

Para pendekar menjadi tertegun mendengar perkataan Dewi Sekar. Sedangkan para perampok anak buah Ki Soca langsung bersimpuh di hadapan DewiSekar,berkali-kali mereka mengucapkan terima kasih

"Terima kasih Nyai...atas kebaikan Nyaiyang telah memaafkan kami...kami berjanji tidak akan lagi menjadi perampok...".

DewiSekar tersenyum kepada mereka

"Iya,akang-akang semua...semoga kalian bisa menepati janji kalian untukbertobat...".

Mereka berjanji kepada Dewi Sekar untuk tidak lagi menjadi penjahat. Setelah Dewi Sekar mengijinkan mereka untuk pergi, mereka langsung berlari meninggalkan tempat itu. Khawatir Dewi Sekar berubah pikiran.

Para pendekar yang melihat kehebatan Dewi Sekar dan juga kebaikannya menjadi semakin hormat kepada wanita cantik yang penuh wibawa itu.Bagi mereka sangat jarang ada pendekar wanita seperti Dewi Sekar,yang sekarang telah menjadi panutan mereka.

Tidak terasa fajar sudah mulai menyingsing. Setelah suasana menjadi aman mereka kembali ke tempatnya masing-masing. Ki Sepuh Anom dan Raden surya atmaja langsung mendekati Dewi Sekar. Mereka bangga melihat kehebatan dan kebaikan Dewi Sekar.

Raden Surya Atmaja memeluk putri kesayangannya tersebut. Tanpa terasa airmatanya menetes karena terharu dengan kehebatan putrinya. Sedangkan Ki sepuh Anom segera memerintahkan beberapa anak buahnya untukmenguburkan jasad Ki Soca dengan cara yang layak, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepadanya.

RadenJaya Permana dengan tertatih-tatih mendekati Dewi Sekar yang waktu itu sedang bersama ayahnya, dia berkata

"Terimakasih Nyai, sudah menolong akang...".

DewiSekar tersenyum kepada Raden Jaya Permana, sambil membalas dengan ucapan singkat

"Sama-sama kang Jaya Permana...Semoga akang juga cepat sembuh ya...".

RadenSurya Atmaja yang tahu bahwa Raden Jaya Permana menyukai putrinya,langsung tanggap untuk memberi kesempatan kepada Jaya Permana. RadenSurya Atmaja berkata kepada putrinya

"Eh iya Nyai, Rama pergi dulu...masih ada urusan..".

Dewi Sekar merasa tidak nyaman di tinggal pergi ayahnya sehingga menjadiberdua dengan Raden Jaya Permana. Dewi Sekar juga kemudian segera berpamitan kepada Raden Jaya Permana. Dia pamit untuk merawat beberapa anak buah Ki Buyut Putih yang tadi terluka oleh Ki Soca.

Raden Jaya Permana, meskipun kecewa dengan sikap Dewi Sekar yang ingin menjauhinya, berusaha tetap tersenyum dan mempersilahkan Dewi Sekaruntuk pergi dari hadapannya. Hatinya merasa sedih, baru sekarang diadi tolak dan di remehkan oleh seorang wanita. Padahal biasanya dia adalah seorang playboy yang suka mempermainkan wanita.

Rombongan yang di pimpin oleh Ki Sepuh Anom kembali melanjutkan peristirahatannya yang sempat terganggu. Keesokan harinya mereka kembali melanjutkan perjalanan.



Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiWhere stories live. Discover now