56. Sang Juragan

3.7K 168 79
                                    

Setelah berjalan selama beberapa hari,akhirnya Rombongan yang dipimpin Ki Sepuh Anom sampai di suatu daerah yang nampak gersang. Dewi Sekar mengamati banyak tanah yang tidak tergarap oleh manusia. Beberapa desa terlihat sepi karena telah ditinggalkan oleh penduduknya.

Ketika malam tiba, rombongan masih tetap melanjutkan perjalanannya sepanjang malam. Meskipun tidak ada cahaya bulan namun langit di penuhi oleh milyaran bintang yang berkerlap kerlip. Dewi Sekar menjadi teringat dengan kenangan sewaktu berjalan malam dengan Jaka Someh. Tiba-tiba ada rasa rindu dalam hati untuk bertemu suaminya tersebut. Tanpa sadar dia bergumam sendirian

"Ada di mana ya kang someh sekarang? ".

Arya Rajah yang sedang mengemudikan gerobak sapi, melirik ke arah kakaknya yang sedang duduk sambil bergumam sendiri. Dia bertanya kepada DewiSekar

"Ada apa ? Teteh ngomong apa barusan?"

Dew iSekar kaget mendengar adiknya bertanya, meskipun grogi dia menjawab pertanyaan adiknya

"Ah,adik...kamu bikin kaget saja...he...he...teteh tiba-tiba teringat kenangan saat bersama kang Someh, dulu kami juga sempat melewati jalan ini..."

AryaRajah merasa terkejut sekaligus heran karena tiba-tiba kakaknya teringat dengan Jaka Someh, dia berkata

"Wah saya salut dengan Teteh,benar-benar seorang istri yang penuh kesetiaan....Masih selalu merindukan meski sudah terpisahkan sekian lama, Saya juga sebenarnya merindukan Kang Someh..."

Dewi Sekar tersenyum senang karena ternyata adiknya juga merindukan JakaSomeh.

"Syukurlah adik kalau kamu juga rindu dengan Kang Someh...Kalau Pertempuran ini sudah berakhir dan jika teteh masih di beri umur panjang,Insya Allah Teteh akan mencari Kang Someh....Minimal mencari kabar beritanya...."

Arya Rajah tersenyum kemudian berkata kepada Kakak perempuannya

"Saya juga akan ikut, menemani Teteh untuk mencari Kang Someh ".

Dewi Sekar tersenyum senang,

"Terima kasih adik....."

"Sama-samaTeteh.Teteh jangan khawatir, Saya sudah menganggap Kang Someh sebagaimana Kakak saya sendiri...."

AryaRajah berusaha meyakinkan tetehnya.

Mereka pun terdiam. Angin malam terus berhembus, menaburkan rasa dingin disekujur tubuh. Terdengar suara serigala melolong dari kejauhan.Menambah kesakralan malam yang ditaburi bintang-bintang di langit.

Menjelang fajar, mereka beristirahat di suatu tanah lapang berumput yang cukup luas.Tiba-tiba terlihat ada seorang penunggang kuda mendekati rombongan mereka. Orang itu ternyata Adang, salah satu murid senior KiJaya Kusuma. Setelah sampai, Adang segera berkata kepada mereka

"Punten,apakah ini rombongan Ki Buyut Putih...?"

"Maaf akang siapa?" Kata salah satu murid Ki Buyut Putih yang saat itu sedang berjaga

"Saya Adang, Kang. Murid dari Perguruan Maung Karuhun, saya di utus oleh guru saya untuk menyampaikan surat undangan kepada Ki Buyut Putih dan para pendekar lainnya"

Kata Adang menjelaskan sambil memperkenalkan dirinya.

"Oh begitu, Kang. Ki buyut Putih itu guru saya. Beliau tidak ada dirombongan ini, Beliau masih berada di rombongan belakang. Rombongan ini di pimpin oleh Ki Sepuh Anom. Kalau akang mau menyampaikan surat,biar saya antar akanguntuk menemuiKi Sepuh Anom..."

Kata murid Ki Buyut Putih.

"Oh iya, Kang. Terima kasih banyak. Tolong antarkan saya menemui Ki Sepuh Anom" Kata Adang tersenyum ramah.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ