18. Hati Yang Bimbang. Memilih Setia atau Selingkuh?

1.9K 100 5
                                    

Pada Suatu hari Jaka someh pergi ke ladangnya bersama Pak Rohadsi dan Si Jalu, sedangkan Asih menunggu di rumah. Beberapa saat setelah mereka berangkat, Panji datang ke rumah Nyi Asih sambil mengetuk pintu.

"Asih...Siih...Asiih..."

Asih yang tahu bahwa yang datang adalah Panji, tak langsung membukakan pintu. Dia hanya berkata di balik pintu

"Kang Panji...ada apa kang...?"

Panji berkata kepada Asih

"Asih...kamu koq tidak membukakan pintu buat akang...memangnya kamu tidak rindu dengan akang, sudah dua minggu kita tidak bertemu..."

Asih berkata tegas kepada Panji

"Kang Panji...saya minta maaf...akang lebih baik pergi...jujur saya merasa berdosa kepada Kang someh yang telah baik kepada saya dan keluarga, mohon akang tidak lagi mengganggu rumah tangga saya dengan Kang Someh...saya sekarang sudah bertobat....".

Panji yang mendengar nyi Asih mengatakan sudah bertobat langsung tertawa

"Ha...ha...kamu bertobat, asih...? Ah lucu kamu mah...memangnya sekarang kamu sudah jatuh cinta dengan si Someh yang udik itu...?"

Di tertawakan oleh Panji, Nyi Asih sedikit emosi.

"Kang Panji, sudah...saya sudah tidak mau lagi bertemu dengan akang...pokoknya titik...akang silahkan pergi dari rumah saya ".

Panji merasa gondok di usir oleh nyi Asih

"Beneran kamu mengusir saya, awas lo nanti kamu menyesal...memangnya kamu sudah tidak cinta lagi dengan saya...?"

Nyi asih terdiam mendengar ancaman dari Panji. Hatinya mulai bimbang, karena walau bagaimanapun dia masih belum bisa melupakan Panji. Nyi Asih berkata kepada Panji

"Iya kang Panji, saya tidak menyesal, lebih baik akang sekarang pergi "

Panji berkata ketus

"Oke kalau begitu, sekarang hubungan kita putus...awas kamu jangan menyesal ya..."

Nyi Asih terdiam, hatinya merasa bimbang. Bujuk rayu setan pun mulai mempengaruhinya. Dengan hati yang galau dia memandang kepergian Panji yang marah kepadanya.

Sudah dua minggu semenjak Panji datang ke rumah,Nyi Asih terlihat sedikit galau.

Entah setan apa yang mempengaruhinya, dia merasa rindu dengan sosok Panji, mantan kekasihnya. Ada keinginan untuk bertemu kembali dengan mantan kekasihnya itu, meskipun untuk yang terakhir kalinya. Hatinya mulai dipenuhi kebimbangan, antara setia kepada suaminya atau kah memenuhi syahwatnya untuk bertemu dengan sang mantan. Berkali-kali dia berusaha menasehati dirinya sendiri

" Iihh...Asih...kamu teh kenapa sih...kenapa tidak bisa melupakan Kang Panji, kamu teh sekarang sudah menjadi istri Kang Someh....Kang Someh teh orang baik...kamu teh tidak boleh mengikuti hawa nafsu...astagfirulloh...kenapa saya ini...koq masih belum bisa melupakan Kang Panji...".

Asih menghela nafasnya, kemudian sambil memejamkan mata dia berusaha menata kembali hatinya agar tidak lagi ingat kepada Panji. Setelah itu dia pun menyibukan dirinya dengan berbagai aktivitas mulai dari membersihkan rumah, mencuci, memasak dan pergi menyusul Jaka Someh ke Ladang.

Satu bulan kemudian, Panji datang lagi ke rumah Nyi Asih. Dia datang di saat Jaka Someh dan Pak Rohadi sudah pergi ke ladangnya. Tahu di dalam rumah cuma ada Nyi Asih, Panji mengetuk pintu sambil memanggil Asih

"Siih...Asihh...ini Kang Panji...tolong bukain pintunya...."

Asih yang waktu itu sedang berada di kamar, sedikit terkejut mendengar suara Panji memanggil namanya. Ada perasaan kawatir dan senang dalam hatinya. Kawatir kedatangan Panji dilihat orang lain, namun juga dia senang ternyata Panji masih berusaha mengejarnya.

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiKde žijí příběhy. Začni objevovat