56. Pendekar Wanita 2

2.8K 132 57
                                    


Perbuatan Dewi Sekar yang telah tulus menolong para penduduk yang menderita kelaparan tadi rupanya menjadi buah bibir di antara anggota rombongan. Banyak yang memuji sikap Dewi Sekar yang ternyata penuh kelembutan dan senang menolong pada sesama.

KetikaRaden Jaya Permana sedang melewati anggota rombongan paling depan,tanpa sengaja mendengarkan obrolan dari para pendekar yang sedang membicarakan kebaikan DewiSekar. Salah satunya mengatakan

"Aih itu Dewi Sekar, sudah cantik dan hebat ternyata hatinya penuh kelembutan, eleh-eleh...beruntung sekali ya...laki-laki yang jad isuaminya...duh coba saja saya ini ganteng, kaya dan memiliki kesaktian seperti Ki Buyut Putih, pasti Dewi Sekar sudah sayalamar....he...he...".

Yang lainnya pun tidak mau kalah

"Hey,hey kamu menghayal saja...yang jelas Dewi Sekar tidak akan memilih kamu ...sudah jelek...kere lagi...ha...ha...".

Raden Jaya Permana yang mendengar obrolan mereka, tiba-tiba tersenyum sendiri, dia merasa bahwa dialah lelaki yang beruntung itu, yang akan memiliki Dewi Sekar nantinya.

Setelah matahari mulai terik, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Menembus lebatnya hutan, kemudian menyusuri tanah yang dipenuhi tanaman perdu dan ilalang. Beberapa kali mereka melewati desa yang nampak sudahkosong seperti di tinggalkan oleh para warganya. Di sepanjang perjalanan, Dewi Sekar melihat banyak areal pesawahan yang sudah tergantikan areal rerumputan dan ilalang yang liar, menandakan bahwa daerah tersebut memang sudah tidak di garap lagi oleh manusia.

Setelah menempuh perjalanan selama seharian, mereka kembali melewati lebatnya hutan perdu. Jalan yang mereka lewati sekarang berupa tanah yang lebarnya hanya sekitar dua meter saja. Gerobak-gerobak sapi yangmereka tumpangi pun terpaksa melambat ketika berada di jalan tanah yang banyak lobangnya. Bahkan beberapa kali mereka terpaksa berhenti karena harus membetulkan gerobak mereka yang masuk ke dalam lobang tersebut. Meskipun perjalanannya sangat melelahkan dan membosankan,namun mereka tetap sabar menjalaninya.

Hari menjelang malam ketika mereka berada di suatu tanah lapang dipinggiran hutan Candra Kirana. Ki Sepuh Anom pun memerintahkan rombongannya untuk beristirahat di daerah tersebut. Beliau berkata

"Saudara-saudara sekalian sebentar lagi kita akan memasuki hutan candra kirana, untuk itu lebih baik kita bermalam saja di sini, karena berjalan di hutan candrakirana di malam hari rasanya terlalu beresiko... biar besok pagi kita melanjutkan lagi perjalanannya...".

Mereka semua setuju dengan usul dari Ki Sepuh Anom, untuk beristirahat ditempat tersebut.

BiKesih yang di bantu oleh Dewi Sekar dan para wanita lainnya kecuali Nini Gunting Pamungkas, mulai sibuk memasak untuk makan malam. Setelah makan malam selesai, mereka kembali beristirahat, tidur digerobaknya masing-masing. Hanya beberapa murid Ki Buyut Putih saja yang bergiliran untuk menjaga rombongan itu.

Malamitu Dewi Sekar tertidur lelap bersama Dewi Tunjung Biru dan NiniGunting Pamungkas. Namun menjelang sepertiga malam akhir diaterbangun karena mendengar suara keributan. Dewi Sekar, Nini Gunting Pamungkas dan Dewi Tunjung Biru segera pergi ke arah suara keributan tersebut. Di sana sudah banyak orang. Beberapa murid ki buyut putihdan beberapa pendekar sedang bersiap melawan beberapa lelaki yangberpakaian serba hitam. Jumlah mereka ada sekitar 30 orang ataulebih. Salah satu murid ki Buyut Putih kemudian berkata,

"Hey rampok...kamu mencari mati ya...kalau mau merampok ya pilih-pilih dong...masa mau merampok kami, ha...ha...".

Salahseorang perampok yang wajahnya terlihat sangar berkata

"Ha...ha....kalian yang mencari mati...kalian tidak tahu...kami adalah Rampok Leuweung Candra Kirana...kalau mau selamat ayo serahkan harta bendakalian...".

Ksatria Ilalang: Sang Pendekar Pilih Tanding Yang MembumiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora