45. Malam pembalasan

36.6K 4K 819
                                    

HAPPY READING!!!

Senja mulai kembali ke peraduan, jendela-jendela Castle di tutup rapat dengan gorden panjang, para pengawal melempar kayu bakar untuk menyalakan tungku penghangat. Semilir angin semakin menusuk kulit, malam ini di perkirakan salju pertama akan turun. Ini bukanlah salju kaleng-kaleng yang di buat oleh Louwis, melainkan salju suci yang di ciptakan langsung oleh alam semesta.

Clan Witch percaya bahwa salju pertama membawa berkah dan kebahagiaan, esok hari jika salju telah lebat menutupi wilayah immortal, rakyat witch akan berlomba-lomba untuk membuat Snowman atau boneka salju, sebuah tradisi yang belum hilang hingga kini.

Di sebuah ruang berdominasi putih seorang wanita tampak menggenggam tangan seorang gadis yang tak sadarkan diri di atas brankar. Kabar buruk kembali menimpa clan werewolf, Alexsa dinyatakan koma oleh para tabib dan Healer.

"Beruntung racun itu tak membuat jantungnya berhenti, darah Raja telah menetralkan semua racun di tubuhnya."

Ya, penawar racun pedang mematikan yaitu darah sang empunya itu sendiri. Jika saja Azreal tak menahan Carrie terlalu lama, pasti gadis itu tak akan koma seperti sekarang.

Manik violet Azreal hanya memperhatikan setiap gerak-gerik Carrie, pria itu bersandar di ambang pintu sambil bersidekap dada. "Bukankah kau terlalu lama menangis? Tidak baik untuk anak kita." Akhirnya Azreal membuka suara setelah sekian lama.

Beberapa menit telah berlalu tetapi Carrie tak merespon apapun membuat Azreal sedikit kesal, ia berjalan mendekati istrinya. Tatapan Azreal menghunus tajam ketika melihat wajah pucat Alexsa. "Jangan mengacuhkan ku." geram pria itu dingin.

"Puas? Kau sengaja menahan ku agar Alexsa seperti ini kan?" Manik sendu Carrie menatap tajam suaminya.

Kantung mata wanita itu sedikit membengkak,  "iya." Jawab Azreal enteng membuat Carrie menggeleng tak habis fikir.

" Apa menurutmu nyawa seseorang tak berarti?!Mengapa kau selalu melukai orang lain, Azreal." Pria itu menarik tangan Carrie untuk keluar dari ruang kesehatan, ia benar-benar tak suka dengan tatapan istrinya.

Kedua tangan Azreal meremas bahu Carrie, tatapan pria itu menjadi serius. "Jika dengan melukai orang lain bisa membuat mu kembali, lalu apa salahnya? Kau tau Carrie? Rasanya lebih sakit ketika kau bersikap seperti ini dari pada tusukan belati mu. Mengapa kau masih marah, hah! Aku sudah berbaik hati menolong jalang itu, bahkan aku mengirim banyak pengawal agar membuat pack baru untuk mereka, tetapi kau masih saja mengacuhkan ku!, aish.. ini membuatku jengkel!"

"Salahkah aku jika memberi pelajaran bagi mereka karena telah menyembunyikan mu? Haish...sial" umpat Azreal mengusap wajah nya frustasi.

"Sekali saja pahami aku, semua ini ku lakukan karena aku sangat takut kau benar-benar pergi. Jika dari awal mereka menyerahkan mu, sudah ku pastikan kejadian ini tidak akan terjadi!"

Blackmoon pack selalu menolak pemeriksaan dari pengawalnya, hingga mereka sadar bahwa hal itu sungguh mencurigakan. Saat itu Azreal tidak berfikir panjang, ia terlalu murka hingga meluapkan semua nya saat berada di blackmoon pack.

"Cukup, Kembalilah. Jangan berfikir untuk pergi lagi, Carrie."

Wanita itu tak mengatakan apapun, ia hanya menatap Azreal tanpa berniat menimpali ocehan pria itu. Carrie menghela nafas lelah, tidak ada gunanya menyalahkan siapapun, kejadian buruk sudah terjadi. Ia berbalik meninggalkan Azreal yang masih berdiam diri di tempat.

Bagaimanapun juga Carrie tidak bisa meninggalkan Alexsa terlalu lama, ia sungguh khawatir dengan keadaan gadis itu. Carrie mencengkram kuat knop pintu ketika kedua kaki nya tiba-tiba terasa lemas.

The NECROMANCEROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz