48. Baby EM

41.4K 4.3K 525
                                    

HAPPY READING!!!

Dua hari telah berlalu, Alexsa menimang-nimang bayi cantik dalam gendongannya, ia tersenyum tipis menatap wajah tenang bayi itu yang tertidur pulas tanpa beban, beberapa menit lalu ia memberikan susu pengganti ASI bagi bayi Carrie. Bagaimana bisa orang-orang berfikir untuk menyakiti bayi selucu ini, pasti mereka belum melihat bayi cantik yang di lahirkan oleh Carrie.

Dengan sekali pandang saja Alexsa sudah jatuh hati dengan malaikat kecil itu, ia bahkan tak menyesal telah menolong Carrie saat di hutan walau pack nya mengalami kehancuran. "Astaga nak, mengapa kau seperti malaikat yang bersinar." Gumam gadis itu mengecupi pipi cubby bayi mungil itu.

"Cup. Cup. Anak pintar. Seharusnya kau sudah mendapat ASI pertama mu." Lirih Alexsa sedih, biasanya bayi akan menangis jika belum mendapatkan asi dari ibunya. Tetapi bayi Carrie sangat tenang seakan memahami jika ibunya sedang berusaha untuk bertahan hidup.

Mungkin orang-orang berfikir bahwa salju suci kali ini penuh bencana, tetapi berbeda dengan Alexsa. Dari sini ia belajar bahwa anugrah benar-benar ada, orang-orang terlalu buta hingga tak menyadari anugrah besar dari moon goddes dengan lahirnya bayi cantik nan sehat walaupun usia kandungan Carrie terbilang sangat muda.

Bagaimana bisa bayi Carrie terlahir lebih awal tetapi tak menggunakan bantuan oksigen atau lampu penghangat, tentu saja karena moon goddes memberinya anugrah untuk terlahir dengan sehat. Bagaimana bisa ibu dan anak itu selamat sedangkan pisau itu hampir mengoyak perut Carrie, tentu saja karena moon goddess memberinya anugrah.

"Oek...oek..oek.." tiba-tiba bayi Carrie terjaga dari tidurnya.

Dengan sigap Alexsa mengambil botol susu di atas nakas untuk memberikannya pada bayi Carrie, "Cup. Cup. Cup, sayang." Tetapi bayi itu menolak dengan menangis semakin keras hingga Alexsa kewalahan, baru pertama kali bayi Carrie rewel seperti ini.

Dengan sabar Alexsa menimang-nimang bayi mungil itu, "Cup, cup. Ada apa dengan mu sayang, kau haus, hm?. Cup. Cup. Cup. Minumlah. Cup. Cup" Rasanya seisi Castle bahkan mampu mendengar tangisan bayi cantik itu.

Brak.

Pintu kamar tamu terbanting keras, "ASTAGA, TERNYATA KAU YANG MENCULIK KEPONAKAN KU?!" Siapa lagi yang memiliki suara melengking itu jika bukan sang pangeran tampan Louwis.

Ia berjalan cepat hingga berhenti tepat di hadapan Alexsa, wajah Louwis tampak kesal dengan bibir mengerucut. "Hei gadis serigala, siapa yang mengizinkan mu membawa keponakan ku? Aku sudah mencari dia ke setiap penjuru Castle, aish.. ternyata dia berada di sini bersama mu!" Omel pria itu berkacak pinggang.

Alexsa tak merasa terganggu dengan ocehan pangeran muda Louwis, ia tetap fokus menenangkan bayi Carrie yang terus menangis, "Kau apakan keponakan ku!, Mengapa suara nya seperti tikus terjepit pintu."

Manik Alexsa seketika mendelik tajam, "Lebih baik diam, kau membuatnya semakin menangis." Kesal gadis itu sibuk menimang-nimang bayi Carrie.

"Ckk, berikan padaku. Dia pasti merindukan pamannya yang tampan ini, iya kan sayang?" Ucap Louwis lembut sembari tersenyum bersiap menggendong bayi Carrie.

"Memangnya kau bisa menggendong bayi? Tubuhnya masih sangat rawan, kau harus berhati-hati."

"Ayo cepat berikan, kau tidak perlu khawatir aku sudah sering menggendong anak ayam." Pria itu langsung menjerit kesakitan saat Alexsa menginjak kakinya.

Gadis itu mendelik kesal lalu melenggang pergi menuju balkon kamar, ia sangat malas berurusan dengan makhluk semacam Louwis. Bagaimana bisa dia menyamakan bayi witch dengan seekor hewan, ia rasa pangeran Louwis sudah tak waras. "Cup, cup. Berhentilah menangis sayang, ada apa? Kau membuat bibi bingung."

The NECROMANCERWhere stories live. Discover now