Tujuh belas - Memilih

305 52 8
                                    

Playlist : Joeniar Arief – Rapuh

Setelah pertemuan itu, Andi Maya langsung menelpon kakak ipar nya, Sekar. Wanita itu memberitahu semua yang terjadi tadi tentang Bapak nya yang menerima lamaran Cakra terhadap Lyra

"Apa?!, kenapa baru sekarang kamu menghubungiku May" ucap Sekar dengan memegang kepala nya

"Aku tidak sempat Kak, Akupun baru mengetahui nya ketika mereka hendak datang"

"Baiklah, kita bicara lagi nanti"

Sekarang Sekar pusing, Bapak mertua nya telah memutuskan menerima keluarga Samratulangi untuk Lyra. Apa yang harus dilakukannya.

Tidak lama, Suami dan Anaknya pulang ke rumah. Sekar belum tahu apakah Andi Abdul telah mengetahui acara lamaran itu atau belum. Dia juga belum bisa memberitahu Lyra, tapi sudah dipastikan Lyra akan menolak. Sekarang mereka berada di meja makan, sedang menikmati makan malam.

"Tadi Bapak menelpon, beliau bilang ingin berkunjung besok" ucap Andi Abdul. Sekar tahu Andi Ilyas yang ingin berkunjung, pasti akan menyampaikan perihal lamaran itu besok

"Tumben kakek mau berkunjung kesini biasanya malas banget kakek ke rumah kita" balas Lyra menanggapi perkataan Bapaknya

"Untuk itu Bapak minta besok kamu tetap dirumah. Lagi pula besok hari Minggu kan Ly. Kakek mu mau ketemu kamu, itu pesannya tadi"

"Memangnya ada apa sampai kakek mau ketemu denganku. Ini lebih aneh lagi"

"Bapak tidak tahu juga. Inti nya kamu dirumah saja besok. Kamu juga Sekar"

Sekar hanya mengangguk mengerti. Sepertinya dia harus memberitahu Andi Abdul nanti.

Didalam kamar, Sekar menceritakan apa yang dikatakan Maya tadi kepadanya mengenai lamaran keluarga Samratulangi kembali kepada Lyra

"Berarti alasan Bapak berkunjung karna hal ini. Bagaimana bisa, dia menerima lamaran itu tanpa memberitahu kita dulu" ucap Andi Abdul dengan kesal

"Yang ku takutkan adalah, Bapak akan memaksa Lyra menyetujui lamaran itu padahal sudah pasti Lyra akan menolaknya. Itu akan membuat Bapak marah pada kita maupun pada Lyra" ucap Sekar khawatir

"Kamu tenang saja Sekar. Aku akan berusaha bicara baik-baik dengan Bapak bahwa kita tidak bisa menerima lamaran itu" ucap Andi Abdul menenangkan istrinya. Meskipun menentang keputusan Andi Ilyas terbilang sulit.

-0-

Ditempat lain Cakra dan Cendra bertemu disebuah cafe. Mereka melakukan perbincangan tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaan Cendra, persiapan Cakra menjadi bupati dan tak lupa mengenai pertemuan dengan Kakek Lyra siang tadi.

"Semua berjalan dengan lancar Cendra. Tadi hampir saja Kakek Lyra berubah pikiran tapi Ibu yang mengatasi itu. Ibu penyelamat Gue" kata Cakra

"Baguslah kalau begitu. Tapi jangan senang dulu. Andi Lyra belum tentu mau terima lo jadi calon suami nya" balas Cendra

"Kita lihat saja nanti"

"Nada bicara lo terdengar sangat percaya diri, Gue hanya nggak nyangka lo malah mau nikahin Andi Lyra itu. Jujur apa sebenarnya alasan lo milih dia"

"Tempo hari perasaan udah Gue jelasin deh"

"Gue ingat kali Cak, tapi alasan itu seperti...kurang pas. Apa jangan-jangan lo suka sama si ketos itu"

"Ngaco lo Cendra" ucap Cakra kesal

"Gini banyak wanita lain yang tinggal lo pilih. Tapi lo malah milih si Andi Lyra bahkan lo bisa bayar orang buat jadi istri lo untuk sementara"

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now