Tiga puluh - Perasaan (Tidak) Nyaman

559 57 25
                                    

Playlist : Larissa Lambert - Weak

Seluruh tamu beserta keluarga Cakra dan Lyra telah meninggalkan rumah setelah acara syukuran yang berjalan dengan lancar.

Mereka berdua menawarkan agar orang tua dapat bermalam bersama namun semuanya menolak dengan alasan tidak ada orang dirumah mereka bahkan Cendra menolak bermalam dengan alasan tidak ingin mengganggu Cakra dan Lyra dengan maksud menggoda keduanya

Setelah semuanya pergi, baik Cakra maupun Lyra sama-sama terdiam sebelum Cakra menyahut duluan

"Ku harap kamu menyukai rumah ini" ucap Cakra pada Lyra

"Aku suka kok. Suasana nya terasa berbeda dari biasanya mungkin karna ini rumah kayu" ucap Lyra sambil melihat kesekeliling rumah lalu tersenyum hangat kepada Cakra

Senyuman Lyra membuat Cakra merasakan perasaan tidak nyaman tapi sekaligus ada rasa menyenangkan. Senyuman itu terlihat tulus bahkan dia bisa melihat bayangan dirinya didalam mata Lyra yang jernih

Hening kembali. Entah mengapa kecanggungan kembali diantara mereka. Dirumah itu ada 2 kamar dan satu ruang kerja. Lyra berharap Cakra tidak melakukan drama dengan ingin pisah kamar dengannya.

Terhitung satu minggu pernikahan mereka, Cakra menunjukkan sikap yang baik, sopan, dan berbaur dengan keluarga besarnya. Hal itu sedikit membuat Lyra senang, wanita itu tidak tahu apakah tindakan Cakra tulus atau hanya sebuah kepura-puraan tapi dia tidak peduli setidaknya kedua orangtua nya bahagia melihatnya mempunyai suami seperti Cakra

"Ehm, kamu ada kerjaan gak" tanya Lyra
"Enggak ada. Memangnya kenapa?"
"Koper aku masih ada di mobil. Bisa kamu ambilin"

Cakra mengangguk. Kedua nya lalu keluar bersama untuk mengambil koper itu. Selain koper masih ada tas berisi buku-buku dan dokumen-dokumen wanita itu.

Ternyata Cakra tidak meminta pisah kamar, but kok aku merasa malah nggak nyaman sekarang pikir Lyra setelah mereka sampai dikamar utama rumah tersebut. Lyra berpikir seperti itu karna ini pertama kalinya mereka hanya berdua dirumah plus satu kamar lagi gimana kalau Cakra meminta untuk 'berhubungan' dengannya. Bisa saja dia menolak tapi kalau Cakra memaksa dia harus bagaimana

"Masih ada yang kamu butuhkan" pertanyaan Cakra membuat Lyra tersadar dari lamunannya

"Itu aja sih. Thanks"

Pria itu berlalu menuju kamar mandi, setelahnya Lyra langsung membaringkan dirinya dikasur dan menarik napas agar dia tidak terlalu overthingking malam ini. Jangan terlalu dipikirin Ly, kamu tidak semenarik itu bagi Cakra. Wanita itu lalu bangkit dari rebahannya dan membereskan baju serta buku-buku nya untuk ditata ditempatnya sekaligus mengalihkan pikirannya.

Kamar itu dilengkapi suatu ruangan khusus untuk busana dan aksesorinya atau bisa dikatakan ruangan ganti baju. Lyra menata baju-baju nya disebelah rak baju Cakra. Dia tidak membawa semua bajunya hanya beberapa setelan yang sempat dia kemas begitu juga dengan buku-buku nya.

Sibuk dengan aktivitas merapikan baju, Lyra tidak menyadari kedatangan Cakra keruangan itu begitu juga dengan Cakra yang tidak tahu Lyra ada didalam ruangan ganti baju. Sehingga ketika berbalik Lyra kaget melihat Cakra yang hanya memakai bathrobe dengan keadaan rambut yang basah.

"Masuk aja, aku bakal keluar dulu" ucap Lyra menunduk tidak berani melihat kearah Cakra kembali

"Belum selesai kan, lanjutin aja. Nggak perlu merasa terganggu denganku" ucap Cakra sambil melirik kearah pakaian Lyra yang masih ada didalam koper.

Mendegar perkataan Cakra membuat Lyra langsung melihat kearah Cakra.
Cakra segaja mengatakan itu, berniat menggoda Lyra lagi. Cukup menyenangkan melihat wajah Lyra yang berubah tegang dan memerah ditambah eksperesi membulatkan mata nya

What?!, pria ini bercanda kan. Dia mau pakai baju dan nyuruh aku stay disini

"Kenapa, kamu gak bisa?, kamu malu?. Andi Lyra kita ini suami istri yang normal seperti perkataan mu sendiri jadi wajar kalau aku ganti baju didepan kamu sekalipun"

"Andi Cakra silahkan ganti baju. Aku akan keluar. Aku capek jadi please jangan mulai lagi"

Lyra keluar dari ruangan itu tanpa memedulikan Cakra. Dasar pria aneh, tadi adem ayem, kalem sekarang berubah jadi menyebalkan kembali, Apa jangan-jangan dia bipolar

Disisi lain Cakra tersenyum puas, dia berhasil membuat Lyra kesal. Kita lihat saja sampai kapan kamu bisa bertahan dengan prinsip kamu itu Andi Lyra.

-0-

Dari ruang ganti baju, Lyra langsung masuk dalam kamar mandi. Kembalinya wanita itu dari kamar mandi dia melihat Cakra yang masih sibuk dengan ponsel di tangannya namun ketika dia telah berpakaian dan keluar dari ruang ganti, pria itu sudah tertidur.

Melihat Cakra yang sudah tidur membuat perasaan Lyra lega. Dia lalu membuat pembatas diantara dirinya dan Cakra sebelum berbaring disamping Cakra, setelah itu baru dia berbaring lalu menutup mata nya tidak bisa melawan rasa kantuk karna lelah.

Ternyata orang yang dikira tidur hanya berpura-pura. Cakra membuka matanya ketika merasakan sudah tidak ada pergerakan orang disampingnya dan deru napas yang mulai teratur tanda Lyra sudah tertidur.

Sudah beberapa malam dia tidak bisa tertidur dengan nyaman disamping Lyra. Ada perasaan menyiksa yang dirasakan oleh Cakra dan itu semua karna gengsi nya. Bayangkan saja ada wanita yang sudah halal tapi tidak bisa berdekatan apalagi disentuh. Cakra tidak bisa membohongi dirinya bahwa sebenarnya dia ingin bisa menyentuh Lyra kembali, memeluknya agar dia bisa menghirup aroma rambut wanita itu yang membuatnya tenang tapi semua hanya ada dibenaknya karna Cakra enggan melakukannya

Pria itu merubah posisi nya menghadap Lyra yang membelakanginya bahkan Lyra berbaring di tepi ranjang memberi jarak yang jauh dari Cakra

Mau wanita ini apa sebenarnya kata nya ingin pernikahan ini normal tapi bedekatan saja denganku tidak mau, lihat saja apa dia mau jatuh dengan berbaring ditepi ranjang

Takut Lyra jatuh, Cakra menggeser sedikit tubuh wanita itu dengan hati-hati tanpa merubah posisi tidur takut Lyra terbangun. Cakra lalu kembali ke posisinya memperhatikan punggung Lyra dan merapikan rambut panjangn wanita itu

Jika kamu tidak senyaman ini Andi Lyra, kenapa menolak tawaran kontrak itu atau bahkan kenapa kamu setuju mau menikah denganku.

Ya, Cakra baru menyadari alasan kuat apa, Lyra sampai setuju menikah dengannya. Menuruti keinginan kakek atau orangtua nya, menurut Cakra bukan Lyra sama sekali apalagi mama dan bapak wanita itu bukan jenis orangtua yang memaksakan kehendak mereka pada anaknya. Terlebih jika ternyata pria yang bernama Haikal itu punya hubungan spesial dengan Lyra, wanita itu tentu bisa menolak, tebak Cakra yang pada akhirnya tanpa disadari membuat dirinya sedikit tidak rela dan kesal dengan apa yang telah dipikirkannya

Bersambung

NOTED

Hai guys, ada yang nungguin updatetan ini nggak?.
Huhuhu, jujur aku yang nulis kangen dengan Cakra, Lyra, bahkan Annisa. Mereka seperti tokoh yang sudah hidup dalam pikiran.

Begini. Ada yang baca atau respon nggak yah🤭. Akhir-akhir ini suka nonton series bahkan film lokal genre romance yang bisa dibilang overatted. Kadang aku bingung tahap mereka saling jatuh cinta itu kapan?, apa aku nya yang nggak ngerti. Apa dengan 'tidur' bareng satu kali mereka langsung jatuh cinta aja gitu? Atau apa ketemu satu atau dua kali terus si cowok gombal, ceweknya langsung jatuh cinta?. Ada yang bisa jawab?

Sorry kalau tulisan ku ini jalan cerita nya lambat dan makin gak jelas plus banyak typo, masih proses belajar sebenarnya. Aku juga nggak bisa fokus menulis cerita ini karna banyak yang mau diurus di dunia nyata yang menguras pikiran akhir-akhir ini. Ditambah aku kurang ide dalam menyusun alur cerita kedepannya mau bagaimana😕. Kalau ada jalan cerita ini yang melenceng bisa di beritahu yah...

Tapi Jangan lupa tetap vote and comment yah guys❤

LOVE & CHOICEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum