Dua puluh satu - Seandainya

319 48 9
                                    

Playlist : Justin bieber -Anyone

Penetapan pernikahan antara Lyra dan Cakra adalah tepat 2 minggu setelah lamaran. Ijab qabul maupun resepsi nantinya hanya akan dilakukan dirumah masing-masing mempelai dengan alasan agar lebih merakyat.

Orang tua Lyra, Andi Abdul dan Sekar mengundang banyak orang bukan hanya kerabat dekat saja, padahal Lyra ingin pernikahannya tidak terlalu meriah.

Semua hal persiapan pernikahan Lyra serahkan semuanya pada ibu nya, Sekar. Lyra sama sekali tidak memiliki semangat untuk mengurus pernikahannya karna mengigat bahwa pria yang akan menikahi nya hanya ingin memanfaatkan nya saja.

Sebagai bentuk menghargai Lyra mengundang teman-temannya maupun rekan sesama dosen meskipun Lyra tidak ingin pernikahannya ter eskpos, itu hanya sia-sia menurutnya, karna Cakra yang seorang cabup otomatis dirinya juga akan diketahui nanti nya sebagai istri pria itu.

Wanita itu mencatat beberapa nama yang akan di undang lalu diserahkan kepada salah satu anggota Wedding Orginizer yang sudah menunggunya

"Oh iya. Kakak pilih desain dan warna undangan yang mana. Ini katalog nya"
Kata anggota WO sambil menyerahkan katalog pada Lyra

"Bukan nya mama saya sudah pilih" balas Lyra

"Kata Ibu biar kak Lyra saja yang pilih"

Lyra mengangguk lalu mengambil katalog itu. Lyra melihat katalog itu dan pilihannya jatuh pada undangan dengan warna ungu pastel yang terlihat simpel tapi eksklusif. Wanita itu juga menyesuaikan warna undangan yang dipilihnya dengan tema warna dekorasi pernikahan yang juga berwarna ungu pastel dan peach. Kedua warna tersebut adalah warna favorit Lyra.

"Kalau gitu saya permisi kak"
Pamit anggota WO tersebut

"Makasih yah" balas Lyra dengan tersenyum

Wanita itu lalu kembali ke kamarnya. Benar Lyra hampir lupa, dia belum memberitahu Haikal dan mengundang beberapa temannya yang lain di Yogja.

Lyra meraih ponsel nya lalu menelpon Haikal, menunggu panggilannya diangkat

"Lyra, tumben telpon gue. What's wrong" ucap Haikal disebrang sana

"Ehm,,Ada yang mau gue sampaikan tapi... jangan kaget yah"

"Okay. Memangnya apa yang mau lo sampaikan"

"Gue mau nikah"

Setelah mengatakan itu Lyra pikir panggilan terputus karna tidak ada respon dari Haikal tapi ternyata masih tersambung

"Halo kal. Tuh kan lo kaget" sambung Lyra

"Congrats Andi Lyra" kata Haikal kemudian

"Thank you. Sorry gue hanya bisa ngundang lo lewat telpon. Tapi usahakan datang yah Kal"

"Gue gak janji Ly"

"Ayolah di usahakan. Gue bakalan kecewa berat kalau lo sampai nggak datang"

"Gue gak bisa pastiin apapun Ly. Lo tahu kan peraturan kerja di perusahaan. Gue tutup yah Ly, ada tamu soalnya"

"Tunggu kal. Ehm,,undangan lengkap nya akan gue kirim lewat chat"

"Okay"

Panggilan itu terputus. Lyra heran, Haikal tidak menanyakan apapun dan nada bicara nya juga tidak seperti biasa nya atau ini hanya perasaannya saja

Lyra lalu mengigat pertemuan terakhir nya dengan Haikal serta pembicaraan mereka. Apa selama ini yang dikatakannya serius bukan candaan belakang. Jadi selama ini dia yang kurang peka dengan segala yang dilakukan Haikal untuknya, ku harap kesimpulan ini salah bahwa Haikal menyimpan perasaan lebih untukku dari seorang teman, pikir Lyra dalam hati

LOVE & CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang