Tiga puluh empat - Pelukan

537 60 25
                                    

Playlist : Nano - Kamu



"Mentari"
Panggil Annisa ketika wanita itu keluar dari kantor bank, tempat Mentari bekerja. Yang dipanggil pun menoleh

"Oh...hai" ucap Mentari tersenyum paksa

"Kamu ternyata kerja disini" ucap Annisa ramah

"Ah, yah! Udah lama aku kerja disini. Habis ngurus apa?"

"Biasa, lagi urus tabungan"

Mentari menganggukkan kepala lalu tersenyum kembali. Dimas, rekan kerjanya juga masih setia disampingnya

"Oh iya, sorry kalian pasti mau makan siang" ucap Annisa kembali

"Iya nih. Mau gabung nggak?" tanya Mentari basa basi

"Lain kali aja Tar, aku harus segera kembali ke RS. Tempat kerja kita kan juga deketan, jadi bisa kapan-kapan"

"Benar juga. Kalau gitu, aku duluan yah" ucap Mentari kemudian

Mentari pergi lebih dulu. Rekan kerjanya yang lain juga sudah menunggunya dimobil

"Itu tadi siapa tar, cantik banget" tanya Dimas, saat mereka menuju ke mobil

"Mau tau aja lo. Naksir?. Tapi nggak usah berharap, dia nggak akan mau sama model laki kayak lo"

"Pedes banget tuh mulut. Orang gue cuman nanya doang"

"Namanya Annisa, Dokter di RS umum Pangkep. Satu angkatan gue pas SMA. Puas?. Gak perlu banyak tanya deh Dim"

"Iya, iya galak banget lo"

Mentari nggak tahu alasan pasti kenapa dia bisa nggak suka sama Annisa, apa karna wanita itu mantan istri Lingga atau karna wanita itu potensial jadi orang ketiga dirumah tangga sahabatnya. Entahlah

-0-

"Ly..., sayang bangun. Udah mau magrib nak"

Lyra mengerjap membuka matanya. Dia memegang kepalanya yang masih terasa pusing meskipun panasnya sudah turun

"Mama...." ucap Lyra dengan suara serak

"Sudah enakan sekarang?"

Lyra mengangguk. Sekar membantunya bangun lalu memberinya air hangat

"Kapan mama datang"

"Sekitar 1 jam lalu, Cakra telpon mama kalau ternyata kamu sakit. Padahal tadi pagi ditelpon jawabnya aku baik-baik aja ma"

"Itu karna aku nggak mau buat mama khawatir. Lyra juga udah baikan kok. Kakiku juga nggak sesakit tadi" ucap Lyra.

Dokter telah memeriksa Lyra sekaligus tukang urut datang untuk mengobati kakinya. Alhasil kakinya sudah baikan meskipun pada saat proses pengobatan tadi sakitnya bukan main.

"Syukurlah...mama udah masak tadi, jadi nanti langsung makan malam aja. Cakra nya keluar bentar, ada keperluan katanya"

"Makasih ma...Lyra jadi mau ikut pulang ma"

"Pulang!. Pulang kemana?. Ini rumahmu, Ly"

Lyra tersenyum kemudian berkata
"Soalnya mama perhatian banget kalau Lyra sakit. Jadi inget waktu masih kecil"

"Sadar umur kamu"

"Ma..."
Lyra lalu memeluk sekar. Dia tenang dipelukan mamanya. Seperti ada energi yang tersalurkan ketika memeluk Sekar. Lyra lelah ma

"Tumben kamu manja begini, hem?"

"Pengen peluk mama aja. Kangen soalnya"

"Aduh,,kan ada Cakra yang bisa kamu peluk tiap malem"

LOVE & CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang