Empat Puluh Lima

340 21 1
                                    

Playlist : Aziz Hendra - Somebody's Pleasure

Sebelum kembali naik ke Makassar, Lingga menyempatkan diri untuk berpamitan dengan anaknya. Pria itu membacakan dongeng pengantar tidur untuk Alya hingga gadis kecil itu tertidur. Karna Alya sudah tertidur maka Lingga pun beranjak dari duduknya, tak lupa sebelum pergi Dia mengecup kening putrinya sebelum keluar dari kamar

Lingga menemukan Annisa sedang menyiapkan minum untuknya, lalu meletakkannya di meja ruang tengah

"Habis ini langsung balik?" Tanya Annisa

"Iya, ini juga udah jam 8" balas Lingga

Annisa mengangguk sebagai respon sambil tersenyum dan mempersilahkan Lingga meminum jus buatannya

"Oh, Iya. Ada yang ingin aku bicarakan" ucap Lingga
"Apa?. Kak Lingga bisa bicara langsung"
balas Annisa

Lingga merasa harus menyampaikan ini pada Annisa demi kebaikan adiknya,
Lyra
"Kemarin aku lihat kedekatan kamu dengan Cakra" ada jeda sebelum pria itu berucap kembali "Jika kamu masih punya perasaan padanya, mohon kamu lupakan"

Annisa tak menyangka kalau hal yang ingin dibicarakan Lingga adalah tentang
dirinya dan Cakra "Kak Lingga cuman salah paham" terang Annisa sambil tersenyum

"Bukan aku yang salah paham, tapi Lyra. Aku bisa mengerti dan tidak akan
melarang jika laki-laki yang kamu sukai itu masih lajang. Tapi ini suami adikku,
jangan mencoba mengusik hidup Lyra"

Annisa menundukkan kepalanya, Lingga tega menuduhnya ingin mengambil Cakra dari adiknya padahal seharusnya Lingga paham kalau dia bukan orang seburuk itu

"Aku udah melepaskan Cakra, aku juga tidak akan merebutnya dari Lyra.
Penilaian kak Lingga padaku ternyata seburuk itu ya?" ucap Annisa yang tidak
bisa menyembunyikan kekecewaannya

Melihat reaksi wanita itu, Lingga tahu Annisa pasti kecewa padanya karna secara tak langsung menyebutnya berniat buruk pada rumah tangga adiknya. Sebenarnya Lingga percaya dengan wanita itu, dia mengenal baik sifat Annisa. Hal ini dikatakannya untuk menghilangkan keraguan yang menganggunya

"Maaf Nis, aku tidak berniat menyinggung kamu. Aku hanya memastikan tidak ada apapun lagi diantara kamu dan Cakra dan aku lega mendegarnya. Aku tak ingin
pernikahan Lyra berakhir sepertiku"

Wajar Lingga menaruh curiga padanya. Jangankan Lingga, orang lain pun
akan berpikiran sama jika mereka tahu sejarah hubungannya dengan Cakra,
dia mengerti itu, pikir Annisa

"Kita sudah saling mengenal satu sama lain untuk waktu yang bisa dikatakan tak singkat. Itu membuatku sedih karna
penilaian Kak Lingga terhadapku tidak berbeda dengan orang lain"

"Akupun menyesal sudah mengatakan itu, Nisa. Ini semacam verifikasi atas apa yang kupikirkan. Kalau begitu aku pamit sekarang"

Tak ingin berlama-lama, Lingga pun menyambar kunci mobilnya dan segera menuju pintu dan memasang sepatunya

Annisa mengikutinya dari belakang lalu menyahut kembali "Ya, Aku tahu Kak Lingga sangat menyanyangi Lyra. Tapi apakah Kak Lingga menanyakan ini hanya karna Lyra?"

Butuh beberapa detik sebelum Lingga menjawab pertanyaan wanita itu
"Ya, hanya karna Lyra" balas Lingga singkat

Jawaban Lingga seperti pukulan kedua untuk Annisa. Lagi dan lagi, wanita itu harus menelan kekecewaan. Dugaannya mungkin benar, kalau Lingga sudah menemukan wanita lain yang lebih baik darinya

"Padahal aku berharap, alasan lainnya karna Kak Lingga juga merasa terganggu melihat aku dengan Cakra" terang Annisa yang mengungkapkan perasaannya

Lingga menatap Annisa dengan ekspersi bingung. Apa yang sebetulnya
diinginkan oleh wanita ini, Pikirnya

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now