Dua puluh delapan - Menerima

552 56 17
                                    

Playlist: Justin Bieber dan Ariana Grande - Stuck with U

Terbangun diranjang yang sama dengan Cakra membuat Lyra mengigat kejadian semalam ketika Cakra dengan tiba-tiba bersikap lembut dan menciumnya yang efeknya sukses membuat jantungnya bermarathon. Lyra bahkan tidak sadar kapan dia tidur semalam mungkin karna dia lelah berpikir sambil menenangkan dirinya, pikir Lyra.

Saat membuka matanya yang Lyra lihat adalah punggung Cakra. Jujur saja Lyra sedikit kecewa Cakra memungginya. Apa disini hanya dirinya yang berusaha untuk memperbaiki pernikahan mereka. Apa setelah aku menolaknya kemarin dia sudah menyerah, apa hanya sampai disitu usaha mu Andi Cakra. Kamu memang tidak ada niat memperbaiki hubungan kita

Jika memang seperti itu Lyra bertekad akan memperbaiki kehidupan pernikahannya. Dapat dimulai dengan menerima pasangan dan pasangannya juga dapat menerimanya dengan kata lain dia akan berusaha ikhlas menerima Cakra sebagai suami nya dan dia harus membuat Cakra juga menerimanya sebagai istri, itu sudah cukup baik menurut Lyra karna jika saling tidak menerima maka mereka hanya akan menderita bersama

-0-

Waktu pagi hari dihabiskan Lyra dengan membantu Andi Harmia menyiram tanaman. Selain menyiram tanaman wanita itu juga memperbaiki beberapa letak bunga hias dan membersihkannya.

Namun ketika Lyra berbalik, dia melihat Andi Harmia yang terlihat pucat sambil memegangi kepala nya lalu kemudian linglung. Lyra langsung menghampirinya dan memapahnya

"Ibu sakit yah" tanya Lyra khawatir

"Nggak apa-pa. Hanya pusing biasa" balas Andi Harmia tersenyum

"Ayo saya antar kedalam bu"

Lyra memegang Andi harmia masuk kedalam rumah dan didalam rumah mereka berpapasan dengan Cakra

"Ibu kenapa" ucap Cakra lalu membantu Lyra memapah ibu nya kedalam kamar

"Aku panggil dokter dulu" kata Cakra yang siap menelepon dokter

"Nggak usah. Ibu hanya kecapean. Beberapa hari banyak kerjaan dan efeknya lelahnya baru terasa sekarang. Istirahat sebentar akan membuat ibu lebih baikan"

"Tapi ibu terlihat sangat pucat" ucap Lyra kembali

"Begini saja. Kalian lebih baik keluar saja biarkan ibu istirahat sekarang. Sana keluar"

"Tidak ada lagi yang sakit kan. Jangan sampai ada yang ibu sembunyikan. Ingat pesan dokter jangan terlalu sering bekerja berat begini kan hasilnya sekarang"

"Ibu benar-benar hanya pusing dan pegal Cakra"

Mereka masih ada didalam kamar tidak mau meninggalkan Andi Harmia membuat Andi Harmia berbalik lalu mengusir mereka kembali. Hingga keduanya keluar dari dalam kamar

"Ibu kamu sering sakit?" Tanya Lyra

"Ibu punya riwayat penyakit jantung"

Mendegar perkataan Cakra membuat Lyra kaget

"Sejak kapan" tanya Lyra

"3 tahun lalu dan...itu semua terjadi karna aku sendiri"

"Maksudnya? Bisa kamu jelaskan"

"Lebih baik sekarang kamu siap-siap kita akan keluar hari ini"

Cakra melanjutkan langkahnya meninggalkan Lyra

"Kamu belum menjawab pertanyaanku" ucap Lyra menghentikan langkah Cakra dengan tiba-tiba menangkap pergelangan tangan pria itu

"Aku tidak wajib menjawabnya" ucap Cakra dengan datar

Apa dia lupa dengan perkataannya semalam. Andai saja dia bisa, Lyra benar-benar akan mengakhiri ini semua. Wanita itu lalu menghempaskan tangan Cakra

"Baik jika seperti itu, aku tidak akan memaksa. Tapi kita tidak bisa keluar dengan keadaan ibu yang lagi sakit"

"Ibuku berharap banyak dengan hubungan kita. Melihat kita menghabiskan waktu akan membuatnya lebih cepat pulih. Lagian ada tanta Salma nanti"
Pria itu lalu melanjutkan langkahnya

Sebelum keluar dari kamar tadi, Cakra mendapatkan pesan dari orang suruhannya yang menyelidiki tentang Annisa. Informasi dari pesan itu membuat kepala berdenyut sakit. Ternyata dugaannya benar, pernikahan Annisa telah berakhir dengan Lingga. Kabar itu menimbulkan rasa penyesalan yang besar. Dia telah menyiayiakan kesempatan untuk kembali lagi bersama Annisa. Bodoh, seandainya dia mengetahuinya lebih awal, segalanya tidak akan serumit ini termasuk dirinya yang sudah menikah dengan Lyra

-0-

Jalan keluar bersama yang dimaksud oleh Cakra adalah pergi bersama ke pertemuan di salah satu rumah warga di beberapa desa. Hal itu sungguh diluar ekspektasi Lyra yang menerka mereka benar-benar 'keluar jalan', pergi ke mall misalnya.

Lyra memperhatikan Cakra yang sungguh berbeda sekarang. Pria itu tersenyum hangat diantara orang-orang menambah kadar ketampanannya yang mau tidak mau harus diakui Lyra bahkan beberapa ibu-ibu dan gadis-gadis yang hadir dalam pertemuan itu tidak melepaskan pandangan mereka dari Cakra.

Pria itu juga terlihat nyaman dengan situasinya sangat berbeda dengan seorang Cakra jika mereka hanya berdua atau sekarang yang ditampilkannya hanya kepura-puraan, meskipun begitu kenyataan itu sedikit membuat Lyra terluka

"Memang Andi Cakra ini masih muda tapi Ananda kita ini sudah punya istri yang sekarang ada didepan ta, Andi Lyra"

Lyra yang memperhatikan Cakra tidak mendengar namanya disebut

"Andi Lyra"

Wanita itu baru sadar setelah namanya disebut dua kali dan ketika Cakra juga balas menatapnya, akhirnya Lyra baru menyahut dengan bingung dan tersenyum kikuk. Perhatian semua orang tertuju kearahnya membuat Lyra cukup malu

"Hahaha...wajar Pak, bu, mereka ini pengantin baru. Kita kembali ke topik jadi jangan ki anggap Ananda ta ini sebagai anana' di Pak, bu. Bukan itu saja Andi Cakra juga sudah bisa buat anak sekarang"
Mendengar candaan tante Cakra sebagai pembicara dalam pertemuan itu membuat orang-orang tertawa

"Andi Cakra adalah calon kandidat yang berjiwa muda, punya semangat yang masih besar. Banyak inovasi dan kreativitas yang akan diwujudkannya dalam membangun Pangkep lebih maju kedepannya. Insya Allah Andi Cakra bisa dipercaya dalam memimpin Pangkep nantinya Pak, bu"
Lanjut tante Cakra yang bernama Andi Nuzul dalam sosialisasi tersebut

-0-

Tadinya para tim sukses akan pergi kepertemuan bersama warga tanpa Cakra, tapi Cakra menelpon untuk bisa hadir juga.

Dari tadi Cakra hanya diam. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan pulang

"Kita mau kemana yah" tanya Lyra melihat rute jalan yang beda kerumah orangtua Cakra

"Ke rumah yang akan kita tempati. Aku mau cek apakah minggu ini sudah bisa rampung atau belum"

Raut wajah Cakra terlihat sangat lelah dan muram dipengamatan Lyra, mungkin dia kelelahan, pikir wanita itu

"Sorry, sudah membuat waktumu terbuang sia-sia dengan ikut pertemuan tadi"

"It's okay. Itu sudah jadi kewajiban aku sebagai istri, sosialisasi itu juga sama sekali tidak membuang waktuku. Ehm,,tidak perlu sungkan jika kamu butuh kehadiran aku di event-event selanjutnya"

Cakra tidak membalas ucapan Lyra dan melanjutkan perjalanan mereka dalam keheningan.

Seharian ini Cakra berusaha mengalihkan pikirannya dari Annisa dengan cara mengikuti pertemuan alih-alih keluar jalan bersama Lyra namun bukannya meringankan tapi malah membuat dirinya semakin frustasi, dia hanya bisa tenang setelah bertemu dengan Annisa dan mendengarkan penjelasannya.

Situasi yang dihadapinya sekarang juga membuatnya merasa bersalah kepada Lyra. Tidak seharusnya dia melibatkan wanita itu dalam hidupnya.

Bersambung...

Jangan lupa vote and comment guys. Kedua hal itu merupakan apresiasi sekaligus penyemangat dalam melanjutkan tulisan ini, kalau berkenan bisa bantu share. Terima kasih

Sorry kalau pendek dan makin nggak jelas

LOVE & CHOICEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora