Tiga puluh tiga - Sakit

620 63 17
                                    

Playlist : Reza darmawangsa - Yang Kurasa

"Iye ma...,Lyra baik-baik aja kok. Gak ada yang perlu mama khawatirkan"
"...."
"Have a nice day mamaku sayang. Assalamualaikum"
"..."

Panggilan telpon terputus. Lyra menghela napas, lagi-lagi dia berbohong pada mamanya mengatakan bahwa dia tidak sakit dan baik-baik saja padahal kepalanya sakit dan dia demam.

Sekar sendiri menelpon putrinya pagi-pagi karna tidak bisa berkunjung lantaran Sekar mempunyai acara arisan sekaligus memastikan bahwa Lyra baik-baik saja.

Lyra melanjutkan sarapan paginya. Dia harus cepat berangkat mumpung Cakra belum kembali dari jogging. Lyra sengaja menghidari Cakra, rasa sakit hati pada pria itu masih besar jangan sampai karna emosi juga dia mengatakan hal-hal yang juga seharusnya tidak dia katakan.

Tapi baru saja wanita itu mengunyah rotinya, tiba-tiba Cakra sudah datang dan tentu saja pria itu berjalan kearah dapur.

Lyra terburu buru meminum susu nya lalu segera mengambil tasnya. Langkahnya terhenti karna Cakra yang mencekal tangannya

"Lyra, kita perlu bicara" ucap Cakra

"Aku punya kelas pagi ini, kita bicara nanti saja" ucap Lyra tanpa memandang Cakra lalu menghempaskan tangannya dari cekalan Cakra

"Kita harus bicara sekarang" ucap Cakra kembali dengan tegas

Wanita itu tidak mendengarkan Cakra, dia menuruni anak tangga dengan terburu-buru hingga pada akhirnya terperosok jatuh

"Akh..." Lyra memengang pergelangan kakinya yang sakit. Ya Allah, apa ini hukuman karna tidak mendengarkan perintah suami

Cakra langsung menghampiri Lyra yang terjatuh. Membantunya untuk berdiri
"Bisa berdiri?" Ucap Cakra. Mereka berdua beradu tatap. Bisa pria itu lihat wajah istrinya yang pucat.

Tidak ada respon membuat Cakra mengendong Lyra kearah sofa.
Jantung Lyra berpacu lebih cepat dan berdebar lebih kuat. Perasaan tidak nyaman itu muncul kembali

Cakra lalu meletakkan Lyra di sofa

"Sepertinya kakiku terkilir" aduh Lyra dengan meringis merasakan sakit dipergelangan kakinya

Cakra berlutut memeriksa pergelangan kaki Lyra. Dia lalu mendongkak kemudian berucap
"Bukan sepertinya lagi tapi memang terkilir. Kamu ini juga lagi sakitkan. Tapi bisa-bisanya paksain masuk kerja, mau tambah sakit?, lalu ujung-ujungnya aku yang akan disalahkan"

Cakra tahu wanita itu demam ketika menggendong Lyra yang badannya terasa panas ditambah wajah wanita itu yang pucat dengan mata yang sayu meski sudah tertutup make up

"Kenapa harus kamu yang disalahkan. Aku sakit juga bukan keinginanku sendiri dan aku juga tidak mengharapkan kamu peduli"
Lyra mencoba untuk berdiri namun rasa sakit dikakinya membuatnya gagal berdiri lagi

"Jangan keras kepala Lyra"

Cakra berdiri mengambil kotak P3K Memberi obat pada pergelangan kaki Lyra yang memerah. Dengan cekatan Cakra melakukan perawatan pada kaki Lyra yang sakit, juga memberi perban meski tidak sempurna tenaga medis.

Kenapa sekarang dia peduli, aku benci harus berharap lebih, ucap Lyra dalam hati

"Hari ini kamu istrihat, gak ada alasan untuk kekampus. Aku akan panggil dokter"

"Gak usah panggil dokter segala. Aku bisa sembuh dengan minum obat"

"Kamu hanya perlu menurut"
Perkataan Cakra membuat Lyra diam

Terdengar suara bel mengalihkan pikiran mereka. Cakra tahu itu pasti ibu mertuanya, dia berjalan membuka pintu yang ternyata tamu tersebut bukanlah Sekar melainkan ibunya.

LOVE & CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang