Tiga puluh enam - Mengakui

502 45 13
                                    

Playlist : Harris J, Celina sharma - 24/7


Terbiasa sibuk dengan kegiatannya sehari-hari dikampus membuat Lyra bosan saat hanya berdiam dirumah meskipun dia punya banyak hal yang harus dikerjakan tapi Lyra merasa tidak minat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Para pekerja dirumah tersebut juga sudah pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul 4 sore meninggalkan wanita itu sendiri kecuali seorang satpam yang berjaga dipintu depan.

Ketika membaca beberapa koleksi buku-bukunya, terlintas ide untuk menghubungi Mentari. Lyra kangen dengan sahabatnya itu sekaligus wanita itu butuh curhat dengan Mentari.

Lyra mengambil ponselnya kemudian menghubungi Mentari dengan harapan wanita itu mau bertemu dengannya

Semoga saja, Tari mau datang

-0-

Gue udah ada didepan nih Ly, kata seseorang diseberang telpon

Oke-oke wait  jawab Lyra kemudian

Wanita itu berjalan dengan hati-hati menuju pintu untuk menyambut sahabatnya dengan senyum bahagia. Mereka lalu masuk menuju ruang tamu

"Kalau bukan karna lo sakit, malas banget gue kesini. Masih capek gue Ly, baru pulang kantor juga langsung kesini. Hadeh.." ucap Mentari kemudian duduk disofa ruang

"Itu mulut jujur banget yah. Buat gue seneng dikit bisa kan"

"Please, itu artinya gue sepeduli itu sama lo, Ly. Ckck"

"Iya deh. Thanks udah mau datang kesini. By the way, Mau minum apa"

"Air putih aja tapi yang dingin"

Lyra mengangguk lalu berjalan menuju dapur. Tidak lama kemudian wanita itu datang membawa air putih dengan 2 botol minuman bersoda

"Ly, lo udah merasa baikan kan?"

"Ya, masih rada pusing sih kemungkinan penyebabnya karna gue rebahan aja seharian ini"

"Kalo kaki lo?"

"Seperti yang lo liat, gue udah bisa jalan meskipun masih nyeri dikit"

"Syukurlah. Tapi lo masih kelihatan lemes, lemah, dan lesu" kata Mentari lalu tertawa

Lyra mengabaikan perkataan Mentari dan fokus dengan beberapa kantung makanan yang dibawa oleh sahabatnya itu

"Lo bawa makanan banyak banget"

"Sengaja. Kita kan nggak bisa keluar. Lagian udah lama kan kita nggak makan bareng begini"

Mereka lalu menikmati makanan yang dibawa Mentari diselangi obrolan yang membuat mereka tertawa

"Tunggu...jangan-jangan lo lagi isi, Ly"
Mendengar perkataan Mentari sontak membuat Lyra tersendak makanan

"Enggak Tar. Ngelantur lo. Gue cuman demam biasa terus kaki gue terkilir dikit"

"Ngelantur dari mana. Lo kan punya suami wajar kan kalau gue bilang lo hamil"

"Enggak Tari" ucap Lyra dengan penekanan

"Kalian, bukan maksud gue lo sama Cakra benar-benar belum ngapa-ngapain gitu?" Ucap Mentari dengan serius

"My privasi, oke!"

Jawaban dari Lyra diartikan oleh Mentari sebagai jawaban "iya" Seriusly? sahabatnya itu masih gadis

"Gila..., seorang Andi Lyra dianggurin. Bisa banget Cakra sekamar sama lo tanpa ngapa-ngapain gitu. Dia masih normal kan?"

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now