Playlist : Nuca ft Mahalini - Janji Kita
Ketika Cakra keluar dari rumah adiknya, pria itu langsung menelpon Lyra. Cakra tidak mengatakan banyak hal hanya memberi tahu keberadaannya dan mengatakan bahwa baru saja dia akan meninggalkan rumah Cendra
Sambungan telepon pun terputus, Lyra menatap ponselnya kemudian merasa bahwa nada bicara Cakra ditelpon tadi terkesan terburu-buru bahkan Lyra berharap setidaknya pria itu berbasa - basi dengan menanyakan bagaimana keadaannya. Salahkan pria itu sendiri karna sekarang Lyra merasa kecewa. Tadi pagi dia sangat begitu peduli padanya membuat wanita itu sedikit menaruh harap akan kepedulian Cakra
Mencoba berpikir positif, mungkin saja pria itu banyak pekerjaan yang membuatnya lelah hingga melupakan keberadaannya. Tapi tetap saja rasa kecewa dan kesal akan Cakra masih tidak dapat Lyra singkirkan
-0-
Setelah melalui perjalanan sekitar 30 menit, Cakra akhirnya tiba dirumahnya. Sebenarnya pria itu tidak sanggup menemui istrinya setelah hari ini dia bertemu Annisa dan meminta wanita itu kembali menjalin hubungan dengannya
Dipikir-pikir sikapnya sudah begitu brengsek. Entah kenapa dia begitu sulit melupakan Annisa. Apa karna masih cinta atau hanya sekedar obsesi untuk memenuhi egonya
Setidaknya jika dia memang mencintai Annisa maka dia akan memperjuangkan wanita itu ketika tidak terikat pernikahan lagi dengan Lyra
"Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini"
Ucap Cakra kepada asisten beserta supirnya-0-
Mendengar deru mesin mobil menandakan Cakra telah tiba. Lyra kemudian menyelesaikan teh hangat yang dibuatnya dan membawanya keluar dari dapur
Terlihat pria itu sedang membuka sepatunya saat Lyra datang membawa nampan berisi teh hangat buatannya
"Asisten sama pak supir kamu gak ikut masuk dulu?" ucap Lyra lalu menempatkan teh itu diatas meja
"Ya, mereka langsung pulang"
"Padahal aku buat teh juga buat mereka"
Ucap Lyra lalu meletakkan teh yang dibuatnya diatas mejaCakra telah berdiri dihadapannya dengan wajah yang terlihat lelah tanpa membalas ucapan Lyra
"Ada apa, Udah makan kan?. Kalau belum akan aku panaskan masakan yang dibuat tanta tadi. Minum teh ini saja dulu"
"Tidak usah, aku sudah makan tadi. Kamu sendiri?"
"Aku juga udah makan, tadi Mentari datang jenguk. Jadi kami sekalian makan bersama"
"Obat kamu udah diminum juga?"
"Obat belum. Mau aku minum nanti saja"
"Sorry, seharian ini nggak kabarin kamu"
"Its okay, aku tau kamu banyak kerjaan. Tapi tidak untuk lain kali. Sesibuk apapun kamu, setidaknya bisa hubungin aku. Hal itu berlaku untuk kita berdua"
"Baik, aku pastikan tidak akan terjadi lagi"
"Aku hanya nggak mau hubungan kita dinilai buruk oleh keluarga kita sendiri. Itu saja"
"Baiklah, kamu benar. Keadaan kamu.. sudah lebih baikkan?"
"Seperti yang kamu lihat, aku udah baikan. Tenang aja aku pastikan nggak akan nyusahin lagi malam ini. Lebih baik segera minum tehnya"
"Syukurlah kalau begitu"
Iya syukurlah karna aku nggak mau terlalu banyak hutang budi sama kita, Andi Cakra
YOU ARE READING
LOVE & CHOICE
General Fiction"If you have a choice between me and her, choose her because if you really loved me there wouldn't be a choice" ~Anonim~ Cakra dan Annisa telah berpacaran sejak mereka SMA. Namun takdir berkata lain hubungan yang di rajut selam...