Empat Puluh Dua

264 21 2
                                    

Playlist : Tiara, Lyodra, Ziva - Menyesal

Jarak tempu kelokasi yang akan mereka tuju menghabiskan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Sepanjang perjalanan suasana hati Lyra sangat buruk, dia hanya diam dan sesekali ikut tertawa jika mamanya melontarkan lelucon. Lyra menoleh kesamping tempat Cakra duduk tampak pria itu juga tidak bersemangat. Lingga, Lyra dan Cakra duduk bersisian dikelas yang sama sedangkan Annisa berada tepat dihadapan Cakra

Apa hanya Dia dan Cakra yang merasa suasana ini canggung?
Apa dalam hati Cakra sebenarnya senang berada satu tempat dengan Annisa, begitu juga wanita itu?
Dia gak suka wanita itu ada disini, seolah mempermainkan perasaan kakak dan suaminya. Dimana yang satu mantan suami dan yang lainnya mantan pacar dan jangan lupa kalau kedua pria itu mungkin masih menaruh hati pada Annisa. Apa salah kalau dia khawatir miliknya akan direbut oleh orang lain. Tunggu....aku sepertinya sudah gila hingga punya pikiran kemana-mana

Segala pikiran negatif terus bermunculan memenuhi pikiran Lyra, hingga dia pun merasa mual. Mobil akhirnya menepi dan Lyra pun langsung bergegas keluar memuntahkan seluru isi perutnya

Cakra ikut menyusulnya keluar. Pria itu mendekat dan memijat tengkuk istrinya. Cakra memegang lengannya agar tubuh Lyra tetap seimbang

"Gimana udah enakan?" Tanya Cakra

Lyra mengangguk meskipun kepalanya masih sedikit pusing. Sekar lalu menyodorkan air dan membantu Lyra minum

"Gak biasanya Ly kamu mabuk darat begini. Apa kurang sehat Ly" tanya sang mama

Lyra merespon dengan menggelengkan kepalanya "Lyra mau pindah, duduk disamping mama" Sekar mengiyakan lalu menyuruh bapak Lyra untuk pindah kebelakang, tapi Annisa menyelah dan mengatakan agar dia saja yang pindah sehingga akhirnya wanita itu duduk disamping Lingga

-0-

Sekar menepuk pelan pipi putrinya untuk membangunkan Lyra yang tertidur disisa perjalanan mereka. Tak kunjung bangun, Sekar pun menyuruh agar Cakra menjaga Lyra yang masih tidur karna dia akan turun menyusul yang lain.

Setelah itu Cakra duduk disamping istrinya. Tak lupa mengambil kesempatan memperhatikan wajah Lyra yang mempunyai garis wajah yang tegas dan tentunya mencuri kecupan dipipi serta dibibir wanita itu. Pria itu tersenyum dan tertawa dalam hati karna kelakuan konyolnya. bisa bisanya dia mencium Lyra dalam keadaan tidak sadar padahal wanita itu tidak lain adalah istrinya sendiri

Tak lama kemudian mata Lyra terbuka, dia berusaha mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu. Hal pertama yang dia lihat adalah Pantai karna dia tertidur menghadap ke jendela...ternyata mereka sudah sampai ditempat tujuan, pikirnya. Lalu Lyra menoleh tepat kesamping, ditemukannya wajah Cakra yang terlihat damai kemudian tersenyum simpul padanya.

Semua orang ternyata sudah keluar menyisahkan dirinya dan juga Cakra. Pria itu menanyakan keadaan Lyra dan mengajaknya untuk segera keluar menghirup udara segar

Keduanya berjalan bersisian menuju sebuah gazebo tempat istirahat mereka. Sekar terlihat sibuk mengeluarkan bekal makanan dan tentu saja Annisa ikut membantunya, sedangkan Lingga, Alya, dan Bapaknya berjalan menyusuri pantai

"Aku gak tahu kalau Annisa ternyata juga ikut" ucap Lyra ketika mereka berdua masih berjalan, namun Cakra tidak merespon

"Kok kamu gak bilang apapun" Lyra lalu menghentikan langkahnya

"Kalau kamu nggak tahu, bagaimana aku bisa tahu, Ly" balas Cakra

"Bukan itu maksudku, aku mau tau gimana perasaan ta Annisa juga ada disini bersama kita" tanya Lyra kembali. Ya, dia mengatakannya tanpa bisa menyembunyikan kalau dia merasa kesal

LOVE & CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang