Sembilan - Lamaran Lingga

423 54 1
                                    

Playlist : Badai romantic project - Melamarmu

3 tahun lalu...

Hari ini adalah hari lamaran Lingga. Sejak tadi paginya rumahnya kedatangan tamu dan kerabat untuk mempersiapkan acara lamaran sekaligus meramaikannya. Hingga siang menjelang Lyra masih sibuk menjadi penjemput tamu dan meladeni tamu-tamu yang datang. Saat ini Lyra sedang berbicara dengan sepupu Ayahnya, Om Ridwan. Namun ketika pembicaraannya selesai dia melihat Mentari, sahabatnya sejak SMA masuk kedalam rumah. Setelah itu dia pamit untuk menghampiri Mentari. Orang yang dihampiri seketika tersenyum dan langsung memeluk Lyra. Mentari bekerja sebagai pegawai bank yang tentunya sama dengan pegawai bank pada umumnya, cantik dan modis. Semalam Lyra menelponnya agar datang ke acara lamaran Lingga.

"Ly, gue kangen banget sama lo"

"Sama, gue juga kali Tar. Udah makan belum, kita makan dulu yuk"

"Belum, aku bela-belai kesini meninggalkan kerjaanku. Untung saja dikasi izin"

Lyra menarik tangan Mentari ke meja yang tersedia berbagai macam masakan. Ketika mereka makan tidak lupa saling berbincang heboh satu sama lain. Selesai makan Lyra mengajak Mentari kekamarnya untuk memperbaiki riasan mereka. Namun bukannya memperbaiki riasan mereka mala rebahan dikasur

"Ly, kenapa kak Lingga gak pilih gue aja sih jadi istrinya. Secara gue juga gak jelek-jelek amat kok" Ucap Mentari sambil memanyungkan bibirnya "jujur gue patah hati denger lo kasi kabar bahwa dia bakal nikah" tambahnya

"Tanya langsung aja ke Lingga. Kenapa mala ngadu ke gue, ckck" ucap Lyra

"Pedes banget kata-kata lo. Tapi gue tau kok, kak Lingga pasti lebih pilih seorang dokter dari pada pegawai bank kayak gue"

"Becanda Tar. Kok jadi drama"

Kemudian mereka tertawa bersama.

"Btw, gue lebih kaget sih denger siapa calon istrinya. Seriusan Annisa kadir pacar kak Cakra waktu SMA?"

"Iya..., Ya tuhan Tar berapa kali gue harus bilang itu Annisa Kadir. Pikun lo yah"

"Nggak nyangka aja sih. Jodoh emang rahasia tuhan"

Lyra membenarkan dalam hati. Kemarin Lyra baru sadar bahwa apa yang dikatakannya pada Cakra pasti sangat menyakitkan bagi pria itu. Dan sikap Cakra malam itu sudah sewajarnya, siapa yang tidak kaget mendegar pacarmu akan menikah dengan orang lain. Itu juga membuktikan bahwa Cakra sangat mencintai Annisa.

-0-

Jam yang menunjukkan angka 13.00 membuat orang-orang bersiap menuju kediaman calon mempelai wanita. Sudah ada 15 mobil yang siap untuk berangkat. Begitulah adat bugis dalam acara lamaran. Lamaran harus dilakukan 2 kali. Bisa dikatakan ini ada lamaran resmi. Dipihak laki-laki disebut mappaenre balanca dan dipihak perempuan disebut mappettu ada. Laki-laki membawa uang panai sesuai yang telah dibicarakan sebelumnya. Dan ketika dirumah pihak perempuan kedua belah pihak bermusyawara dalam menentukan tanggal pernikahan sampai hal-hal penting lainnya.

Lingga sudah siap dengan setelan jas nya. Disampingnya berdiri Lyra, Mentari dan Lara.

"Cie, yang bakalan lamaran. Kakak deg-degan nggak?" goda Lara sambil mencolek lengan Kakaknya

"Nggak lah dek, Kakak merasa hm... antusias" jawab Lingga

Lyra yang mendegar Cakra mengatakan antusias langsung memutar bola mata nya dan memasang raut muka ilfeel. Sedangkan Mentari memandang Lingga dengan tatapan kagum.

"Kak Lingga ganteng banget hari ini. Sayang udah sold out" Ucap Mentari dengan raut wajah sedih

"Makasih, Tar" balas Lingga

Sekar datang dan mengintrupsi mereka agar segera berangkat menuju calon rumah baisan.

"Mama nggak ikut" tanya Lyra

"Nggak. Sudah ada Bapak dan Kakek kamu yang ikut" ucap Sekar lalu kembali berucap "Lingga, mama harap kamu memberikan kesan yang baik bagi keluarga mereka. Kalian juga" tambah Sekar menasehati

"Pasti ma, Lingga berangkat. Doakan Lingga supaya semuanya berjalan lancar" pamit Lingga sambil mencium tangan Mamanya. Rombongan mobil pun berjalan menuju rumah Annisa.

Kakek yang dimaksud Sekar adalah Andi Ilyas Binaraja. Semua jenis keputusan dalam keluarga Binaraja harus dengan persetujuannya terlebih dahulu dan perintah beliau tidak boleh dibantah. Membuat beberapa anak dan cucunya takut jika menentang keputusannya karna sikapnya yang tegas dan keras itu. Meskipun sosoknya sudah tua namun Andi Ilyas masih dapat beraktivitas dengan baik.

-0-

Tidak lama kemudian para rombongan sudah sampai dirumah H. Kadir. Lingga dan Lyra beserta Mentari dan Lara turun dari mobil kemudian ikut masuk kedalam rumah calon mempelai.

Didalam rumah terlihat meja barisan makanan berat dan meja barisan kue sebagai meja bosara. Lingga sebagai calon mempelai pria duduk dibarisan paling atas bosara dekat dengan moderator musyawara. Kemudian setelah didapatkan keputusan bersama semuanya mengucapkan hamdala

"Alhamdulillah" ucap semua orang.

Terlihat Annisa keluar dengan baju bodo modern lengkap dengan riasan yang membuatnya tambah cantik hingga memukau semua orang. Mentari yang duduk berseblahan dengan Lyra berbisik ketika melihat Annisa keluar.

"Uang panai 400 juta nggak rugi Ly, lihat Annisa...Cantik banget. Gue yang sesama cewek aja pangling"

Ya, yang dikatakan Mentari tidak bisa disangkal oleh Lyra. Wanita yang sekarang berada disamping kakaknya memang sangat cantik. Kakaknya Lingga juga terlihat bahagia dan dia takut Lingga harus tersakiti jika ternyata Annisa tidak mencintainya.

Sebagian rombongan telah meninggalkan acara lamaran. Annisa terlihat hanya bersama seorang perias wajahnya. Lyra yang melihat itu langsung menghampiri Annisa.

"Bisa foto kami" ucap Lyra dengan tersenyum pada si penata rias sambil menawarkan ponselnya. Penata rias itu mengangguk kemudian Lyra dan Annisa mengambil pose. Setelah itu Lyra berucap "bisa kita bicara berdua", Annisa mengangguk tanda setuju

"Makasih kak" ucap Lyra mengambil ponselnya. Kemudian kembali menghampiri Annisa

"Kak, kami ingin bicara sebentar" ucap Annisa. Seakan megerti si penata rias pergi meninggalkan Lyra dan Annisa

"Aku Lyra adiknya Lingga"

"Annisa. Aku masih ingat kamu kok. Kamu ketua osis. Mungkin kamu tidak ingat bahkan tidak mengenalku"

"Aku ingat juga kok. Kamu Annisa, pacar Cakra waktu SMA kan"

Annisa terlihat kaget namun dengan cepat wanita itu menjawab

"Kamu benar. Tapi saat ini kami sudah tidak punya hubungan lagi. Jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Annisa dengan tersenyum kikuk

Lyra mengangguk mengerti. Ternyata mereka benar-benar sudah putus, pikirnya.  kemudian gadis itu berucap kembali.

"Sorry kalau aku lancang menanyakan ini. Tapi apakah kamu mencintai Kakakku?"

 "Kami baru kenal beberapa bulan sehingga  jika kamu menanyakan apakah aku mencintainya maka akan ku jawab belum. Maaf" ucap Annisa

"Sebenarnya yang ingin kukatakan adalah tolong jangan menyakiti kakakku, dia terlihat sangat mencintaimu. Jadi kuharap kedepannya kamu juga bisa membalas perasaannya. Aku tidak tahu pasti, tapi kuharap juga kamu benar-benar mengakhiri hubunganmu dengan Cakra. Aku pamit"

Annisa bingung apa maksud Lyra dengan kata-katanya yang menyuruhnya mengakhiri hubungannya dengan Cakra. Apa mungkin Lyra tahu dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan Cakra, tapi bagaimana dia tahu, pikirnya.

"Aku akan berusaha untuk itu Lyra" ucap Annisa ketika Lyra berjalan meninggalkannya

Lyra meninggalkan Annisa karna Lara terlihat memanggilnya dari pintu masuk tanda agar segera pulang. Lyra berharap Annisa akan menepati perkataannya untuk berusaha mencintai Lingga di masa depan.

Bersambung...



LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now