Tiga puluh dua - Marah

519 58 11
                                    

Playlist : Rey Mbayang - Untuk apa



Langit sore berubah gelap dan berawan pertanda hujan akan turun. Lyra mendesah dalam hati, perasaan tadi cerah.

Dia melajukan motornya lebih cepat takut hujan turun sebelum wanita itu sampai dirumah orangtuanya. Namun sialnya Lyra tetap diguyur hujan. Suasana yang mulai gelap menjelang malam ditambah hujan yang kian deras membuatnya tidak berani berteduh. Wanita itu pasrah karna seluruh pakaiannya juga telah basah sekalian saja Lyra menerobos hujan.

Sekar yang melihat Lyra basah kuyup disertai wajah yang pucat didepan pintu rumah hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Kok kamu bisa basah kuyup begini"

"Aku naik motor ma. Tolong mama ambilin handuk dong, tanyanya bentar aja" ucap Lyra dengan kondisi kedinginan

"Kamu bodoh atau gimana, setidaknya berteduh kalau begitu"

"Gak sempat ma"

"Tunggu disitu, mama ambilin dulu"

Selesai mandi dan berpakaian hangat, Lyra berbaring dikamarnya. Baru tersadar bagaimana nasib ponselnya. Dia bangkit lalu mencari tasnya
"Ma, tas aku mama simpan dimana"

Sekar yang sedang berada didapur menyahut "Itu di meja makan"

Lyra mengambil tas itu kemudian memeriksa isinya. Untung saja tasnya kedap air sehingga barang didalamnya baik baik saja termasuk ponselnya. Namun sayang ponselnya harus lowbet sebelum dia memeriksa notifikasi yang masuk

"Kamu itu kok naik motor, udah tau sering hujan" ucap Sekar menghampiri putrinya

"Mobil Lyra kan masih ada disini ma, terpaksa Lyra naik motor"

"Cakra dimana, kenapa gak anterin kamu"

"Aku dari kedai ma bukan dari rumah dan mama tahu sendiri, Cakra kan sibuk sekarang. Terus turun kesini mau ambil mobil sekaligus barang kerja aku"

Setelah mengucapkan itu, Lyra bersin dua kali dengan keadaan hidungnya memang sudah memerah

"Tuh kan kamu jadi pilek. Bisa suruh orang sini tadi ambilin barang-barang kamu. Tapi Cakra tahukan kamu ada disini"

Lyra baru sadar bahwa dia lupa mengatakan kemana dia pergi hari ini pada suami tidak pedulinya itu disebabkan perasaan jengkelnya pada Cakra. Bahkan Lyra tidak minta izin untuk meminjam motor Cakra. Tapi demi kebaikan semua orang dia akan berbohong saja pada Sekar

"Iya, Cakra tahu kok ma"

"Mama cuman mau ingetin Ly, kalau mau keluar harus selalu izin dulu sama Cakra. Ini juga udah malem pasti Cakra udah menunggu, mana kamu masih disini. Ingat batasan waktu juga Ly, kamu udah punya kewajiban sebagai istri. Kasian kan Cakra gak ada yang masakin makan malam"

"Iya mamaku sayang, Lyra tahu kok"
Lyra kepikiran ucapan Sekar namun jika seperti biasa pria itu baru pulang dijam 10 malam dan sekarang baru jam tujuh

Paling Cakra masih diluar

"Makan dulu sebelum kamu pulang yah. Sekalian bawakan suamimu makanan"
Sekar kembali berjalan kearah dapur, Lyra mengekor dibelakangnya

"Mama ngusir aku nih. Padahal aku niatnya mau nginap kalau hujan gak reda" Sahut Lyra kembali

"Mama malah seneng kalau kamu nginap tapi gimana sama Cakra"

"Canda kok ma. Oh iya bapak kenapa belum pulang"

"Bapakmu naik Makassar, ada urusan katanya"

"Kalau gitu Lyra kekamar ma. Mau siap-siap" kata Lyra lalu bergegas naik kekamarnya.

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now