Sepuluh - Awal yang baru

373 51 4
                                    

Playlist: Afgan ft Raisa - Percayalah

Masa sekarang...

Lyra berada disuatu ruangan kuliah dengan beberapa mahasiswa yang mengisi ruangan tersebut. Terlihat sekarang dia sudah mematikan laptopnya lalu memasukkan kedalam ranselnya kemudian berdiri dari tempatnya siap meninggalkan ruangan.

"Sekian untuk hari ini. Ah,, Tentang tugasnya , kirim tugas makalah tersebut di email saya. Saya tidak akan menilai tugas yang lewat dari tanggal dan jam yang sudah saya tentukan. Dan tidak ada judul makalah yang boleh sama"

"Siap Bu" ujar Mahasiswa bersamaan

Lyra kemudian berjalan menuju pintu, meninggalkan ruangan tersebut. Sudah 2 tahun lebih Lyra menjadi seorang dosen diperguruan tinggi negeri. Lyra merupakan salah satu dosen termuda namun meskipun begitu dia terkenal sebagai dosen yang tegas. Tidak segan-segan dia mengeluarkan Mahasiswa yang terlambat datang dikelasnya. Menurutnya, sudah sepantasnya Mahasiswa yang menunggu dosen karna dosen lah yang akan memberi mereka ilmu. Setelah pernikahan Kakaknya Lingga, Mamanya Sekar menuntutnya untuk berhenti bekerja di Yogja dan kembali saja ke kampung halaman padahal kariernya di Yogja sangat sukses karna selain menjadi dosen, Lyra juga bekerja sebagai manajer produksi disuatu perusahaan. Alhasil disini lah Lyra Sekarang menjadi seorang dosen muda di usia nya yang ke 29 tahun.

                                                                                                       -0-

Cakra tidak pernah berkunjung ke rumah orang tuanya setelah kejadian 3 tahun lalu ketika dia diusir oleh Ayahnya. Hanya Ibunya yang selalu rutin menelpon dan bertemu dengannya ketika Cakra cuti kerja. Namun beberapa bulan terakhir pria itu tidak dapat lagi bertemu dengan Ibunya karna Andi Harmia yang mengalami sakit jantung. Beberapa kali Ibunya telah masuk rumah sakit menurut kabar dari adiknya, Cendra. Sungguh Cakra sangat ingin menemui Ibunya tapi langkahnya terasa berat untuk kembali bertemu dengan orang-orang yang berusaha ingin pria itu lupakan.

Selama 3 tahun terakhir Cakra melupakan masalahnya dengan menyibukkan diri . Dan untungnya hal itu berhasil. Kadang dia masih memikirkan Annisa namun mengigat bahwa wanita itu sekarang sudah mempunyai seorang anak perempuan dengan Lingga membuatnya terus berusaha ikhlas. Sehingga sekarang dia berhasil move on dan dengan lapang hati merelakan Annisa untuk Lingga. Tapi lain hal nya dengan hubungan Cakra dengan Ayahnya, Andi Azis yang belum membaik. Pria itu tidak pernah menghubungi Ayahnya dan begitu pula sebaliknya. Hal itu juga yang membuat Cakra merasa enggan menemui Ibu nya.

Cakra sekarang berada dirumahnya di kota Makassar. Sibuk berolahraga yaitu push-up. Setelah berolahraga dia mengambil minuman dari lemari pendingin dan mendengar ponselnya berbunyi. Terlihat nama Cendra yang tertulis dilayar ponsel.

"Ya, Halo Cen. Ada apa" ucap Cakra

"Ibu sakit lagi Cak. Tadi pagi dia pingsan didapur saat nyiapan makanan untung Ayah langsung lihat. Kata dokter penyakitnya kambuh lagi, bisa tidak lo kembali kerumah bang. Kasian Ibu kayaknya pengen banget ketemu lo. Pulang yah, please Cakra" ucap Cendra disebrang telepon. Cakra mendegar Ibunya yang sakit lagi membuatnya sangat khawatir. Mungkin ini sudah saatnya dia pulang kerumah menurunkan ego nya yang berharap Ayahnya yang menghubunginya untuk pulang.

"Beritahu Ibu, gue akan pulang ke rumah"

Panggilan telepon terputus. Cakra bersiap untuk turun ke Pangkep. Kembali menginjakkan kaki dirumah orang tua nya setelah sekian lama.

                                                                                                       -0-

Cakra sampai dirumah orang tua nya. Tanta Salma yang melihat Cakra turun dari mobil langsung menghampirinya dengan raut wajah gembira.

"Ya Allah, nak Cakra akhirnya pulang. Tanta kangen sama nak Cakra" ucap Tanta Salma terharu

"Iya Tanta saya juga, Ibu ada didalam kanTanta?"

"Ada, ayo kita masuk. Nak Cendra baru aja pergi katanya ada meeting penting. Dia suruh tanta tunggu nak Cakra didepan tadi"

Cakra mengangguk mendegar ucapan tanta Salma. Dasar Cendra, dia suruh balik tapi dia nya malah pergi, pikir Cakra

Cakra lalu masuk kedalam rumah. Ayahnya yang melihat kedatangannya kaget. Namun Cakra memilih lebih dulu mengunjungi Ibunya yang terbaring sakit ditempat tidur.

"Bu" ucap Cakra membuka kamar menemukan Ibunya terbaring sakit dengan infus ditangannya

"Cakra" terdengar suara ibunya yang lemah dengan nada tak percaya. Cakra langsung memeluk Andi harmia

"Kamu pulang. Ibu tidak percaya ini. Terima kasih sudah kembali lagi dengan kami" ucap ibunya menangis sambil menangkup wajah Cakra

"Ya, aku pulang. Maafkan Cakra yang tidak bisa merawat ibu saat sakit"

"Melihat kedatanganmu sudah cukup bagi Ibu.Ibu yang seharusnya minta maaf karna tidak bisa berbuat apapun untukmu. Maafkan Ibu"

"Ibu tidak salah. Akulah yang salah karna tidak bisa menjadi anak yang berbakti untuk kalian" ucap Cakra mengengam tangan Ibunya. Anak dan Ibu tersebut saling melepas rindu. Cakra yang menyuapi Ibunya, membantu Ibunya berjalan kekamar mandi, dan membuat Ibunya tertawa dengan ocehannya.

                                                                                                      -0-

Tiba saatnya Cakra menghadap ke Ayahnya. Jujur Cakra merasa segan untuk berbicara lagi dengan Andi Azis. Cakra kemudian meyakinkan dirinya, mungkin terlebih dahulu dia harus meminta maaf, pikirnya. Pria itu lalu berjalan menuju ruang kerja Ayahnya dan mengetuk pintu.

Tok..tok...tok

Cakra lalu membuka pintu tersebut. Terlihat Andi Azis yang duduk didepan meja kerja nya dengan berbagai kertas dokumen dihadapannya. Sepertinya, Ayahnya membawa pekerjaannya kerumah karna Ibu nya yang sakit.

Cakra berjalan kemeja kerja tersebut. Berdiri didepan Ayahnya yang mendongkak kan kepala nya melihat Cakra.

"Ayah" ucap Cakra canggung

Andi Azis terlihat menyergai kemudian berucap

"Akhirnya kau kembali juga. Lelah hidup sendiri diluar sana"

"Aku minta maaf dengan sikapku selama ini. Aku pulang hanya untuk menemui Ibu yang sakit"

"Kau dan segala egomu itu. Jika kau ingin kembali kepada kami. Turuti permintaan Ayah. Kecuali kau tidak ingin melihat Ibumu kembali"

Mendengar ucapan Ayahnya, tangan Cakra langsung terkepal. Dia mengira mungkin saja Ayahnya bisa berubah sedikit saja namun ternyata tidak.

"Sudah kukatakan aku kembali hanya untuk menemui ibuku, bukan untuk kembali mengabdi pada Ayah"

"Ya sudah itu gampang, jangan berani kembali lagi kerumah ini dan menemui ibumu. Pikirkan lah itu Cakra. Lebih baik kau keluar banyak pekerjaan yang harus kukerjakan"

"Baik, aku permisi"

Cakra keluar dari ruang kerja Ayahnya. Sial, kenapa hubungannya dengan Ayahnya harus membuat dirinya berada diposisi yang sulit. Ayahnya yang otoriter benar-benar membuatnya muak. Sepertinya keputusannya untuk kembali adalah kesalahan besar. Cakra lalu meninggalkan rumah orang tuanya ketika melihat Ibunya sudah tertidur.

Bersambung...


LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now