Dua puluh empat - Resepsi Pernikahan

424 51 15
                                    

Playlist : Pasto - Cintamu Bukan Untukku

Setelah prosesi akad nikah, dihari yang sama dilakukan resepsi pernikahan setelah waktu duhur atau pesta siang.

Halaman rumah Lyra yang luas disulap menjadi pelaminan dengan dekorasi pernikahan perpaduan antara ala klasik dan vintage.

Perpaduan antara warna putih, peach, dan ungu pastel membuat dekorasi menjadi glamor. Didepan pelaminan disusun meja dimana setiap meja tersusun kursi yang dibalut warna peach putih. Meja makanan berada disamping kanan kiri lalu panggung hiburan berada samping kiri berhadapan dengan pelaminan.

Para tamu memberi selamat kepada kedua mempelai. Baik Lyra dan Cakra tersenyum hangat kepada semua orang menunjukkan kebahagiaan.

"Seharusnya tadi kamu diam saja ketika disuruh berjanji" ucap Lyra pada Cakra

"Sudah sepantasnya aku menjawabnya"

"Tapi belum tentu kamu bisa menepati nya kan"

"Dari mana kamu tahu aku tidak bisa menepati nya"

Lyra baru ingin membalas perkataan Cakra tapi terjeda oleh tamu yang datang

Sudah sekitar 1 jam mereka meladeni tamu-tamu yang hadir yang terlihat tidak ada habisnya.

Mereka yang baru saja duduk harus kembali berdiri jika ada lagi tamu yang mengucapkan selamat

"Selamat yah Bu Lyra dan suami. Semoga rumah tangga nya selalu dilimpahi cinta dan kebahagiaan" ucapan selamat dari salah satu rekan dosen

"Amiin. Terima kasih banyak sudah menyempatkan diri untuk hadir Bu"

"Happy wedding sist dan Kak Andi Cakra. Nggak nyangka kalau jodoh emang nggak ada yang tahu, hahaha" ucap salah satu teman SMA Lyra

"Thanks a lot Mel"

Mereka berdua kembali duduk. Lyra lalu memeriksa ponselnya yang berisi banyak notifikasi berisi pesan ucapan selamat, namun dari semua pesan yang ada membuat Lyra sedikit kecewa karna belum ada pesan dari Haikal. Kemudian ada notif pesan dari Mentari

Mentari
Ly nanti akan ada tamu spesial loh

Lyra
Siapa?

Mentari
Rahasia

Lyra mencoba menerka siapa yang Mentari maksud, mantan pacarnya?, tidak mungkin pikir Lyra sambil menggelengkan kepala nya

Sedangkan Cakra tetap dalam posisi duduk dengan tenang. Pria itu memandang para tamu yang hadir lalu tanpa sengaja pandangannya jatuh kearah meja yang ditempati seorang wanita bergaun putih dengan khas rambut panjang bergelombangnya yang selalu dia urai, Annisa bersama keluarga kecilnya.

Annisa yang terlihat sedang memberi makan putrinya, yang di pangku oleh Lingga. Keluarga kecil yang bahagia, mungkin begini rasa nya bahagia melihat orang yang dicintai bahagia, kata Cakra dalam hati.

Beberapa saat kemudian Lyra melihat kearah pintu masuk dan cukup terkejut ketika melihat Haikal disusul Mentari berjalan kearah pelaminan.

Sesampainya di pelaminan, terlebih dahulu Haikal mengulurkan tangan pada Cakra. Kedua pria itu berjabat tangan lalu saling tersenyum.

"Selamat atas pernikahannya. Salam kenal Saya Haikal, sahabatnya Lyra"

"Andi Cakra. Oh... jadi Anda orangnya. Lyra banyak cerita tentang Anda" ucap Cakra dengan natural kemudian menoleh pada Lyra seakan yang dikatakannya bukan kebohongan

"Benarkah. Kami memang sudah bersahabat sejak lama"

Kemudian Haikal berpindah kehadapan Lyra. Mata Lyra berbinar, ingin rasa nya dia memeluk Haikal saat ini tapi dia masih waras, tidak sepantasnya memeluk pria lain di pelaminan pernikahan sendiri.

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now