Empat Puluh Tiga

379 28 6
                                    

Playlist : Rizky Febian - Cukup tau

Menjelang malam tibalah saatnya mereka meninggalkan pantai dan balik ke rumah masing-masing Sesampainya dirumah Lyra tak pernah sekalipun berbicara dengan Cakra selepas Dia meninggalkan ruangan tadi

Wanita itu memasuki kamar, dia lelah dan ingin segera tidur saja tapi badan yang lengket membuat Lyra mau tak mau harus mandi terlebih dahulu

Cakra tentu sadar kalau istrinya seperti sengaja mendiamkannya. Apa Lyra marah dengannya karna membantu Annisa tadi?. Apa mungkin istrinya salah paham. Dia harus segera meluruskan kesalahpahaman itu

Cakra berdiri dengan tak sabar menunggu Lyra keluar dari kamar mandi. Setelahnya pintu terbuka disusul Lyra keluar lengkap dengan piyaman dan hijab instannya. Lyra hanya menampilkan ekspersi datar ketika melihat Cakra

"Ly, apa aku berbuat salah?. Sejak tiba dirumah kamu hanya diam dan terus menghindari aku, kamu seperti orang yang sedang marah" tanya Cakra to the point

"Tidak, siapa yang marah itu hanya perasaan ta' saja" jawab Lyra. Wanita itu memang mengatakan tidak, tapi jawaban itu lebih membuat Cakra yakin bahwa Lyra memang marah padanya

"Oke, aku ngerti. Ini pasti tentang aku dan Nisa. Ly,,kamu salah paham. Aku dan Annisa sudah tidak punya hubungan apapun lagi" Cakra dengan penuh keyakinan menjelaskan pada istrinya

"Bisa kita bicara besok saja. Perasaanku kurang baik dan aku butuh waktu menjernihkan pikiran. Mohon kak Cakra mengerti"

"Ada baiknya kita bicara sekarang saja. Mengulur waktu cuman nambah masalah, Andi Lyra" Cakra bersikeras agar mereka tetap harus bicara sekarang juga

"Tolong, aku capek mau istirahat"
Lyra menolak, anggaplah dia bersikap kekanakan, dia tak peduli

Wajah Cakra terlihat frustasi dan akhirnya mengalah agar suasana tak kian memburuk "Baiklah. Kalau gitu terserah kamu saja. Tapi aku gak suka kamu diemin aku, setidaknya bicara, itu lebih baik"

Aku juga gak mau kayak gini, tapi kamu hanya selalu anggap aku seperti pelarian Andi Cakra, kata Lyra dalam hati

"Oh, iya, Aku mau tidur dikamar sebelah. Aku butuh waktu sendiri" lanjut Lyra

Kesalahannya sepertinya sangat besar hingga Lyra bahkan tidak mau tidur seranjang "Biar aku yang tidur diluar. Kamu tetap disini"

Wanita itu setuju, Lyra langsung menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya. Saat memejamkan mata, air matanya pun luruh. Rasa kesal, marah, sedih, dan kecewa bercampur jadi satu setiap mengigat percakapannya dengan Annisa tadi siang sebelum mereka kembali dari pantai

"Ly, bisa kita bicara sebentar. Ada yang ingin ku katakan" kata Annisa
Lyra setuju dan keduanya mencari tempat yang nyaman untuk mengobrol

"Tolong jangan salah paham padaku dan Kak Cakra, Ly. Kami berdua sudah mengakhiri hubungan kami" ucap Annisa

Raut wajah dari Lyra terlihat jelas dimata Annisa, kalau wanita itu cemburu melihatnya ada ditempat yang sama dengan Cakra dan berinteraksi dengan suaminya. Terlebih lagi Annisa tahu Lyra memang tidak menyukainya sejak awal

"Itulah yang memang seharusnya kalian lakukan kan?!" balas Lyra dengan tegas. Kalau tidak diakhiri ya namanya adalah selingkuh

"Kalau kamu belum percaya, aku bahkan menolaknya ketika Kak Cakra meminta aku menunggunya. Jadi tidak perlu lagi kamu merasa khawatir aku berniat merebut Kak Cakra"

Apa?, Dia tak salah dengarkan. Cakra memintanya menunggu, apa artinya sesuai yang kupikirkan

"Maksud dari Cakra meminta kamu menunggu, menunggu dia pisah sama aku?" tanya Lyra ragu

LOVE & CHOICEWhere stories live. Discover now