Part 17

361 55 21
                                    

💎Happy reading💎

****

"Kak Rey!" panggil Gishela ketika baru saja sampai di ruang tengah dengan rambut yang sedikit basah karena baru saja selesai mandi.

Debi tengah duduk di sofa ruang tengah sambil memainkan game online di ponselnya. Ketika mendengar teriakan Gishela, Debi sontak menghentikan aksinya dan melihat ke arah Gishela yang celingak-celinguk mencari Reyhan.

"Debi! Kak Rey mana? Kok enggak keliatan?" tanya Gishela kepada Debi yang menatap aneh ke arahnya.

"Mmm ... Bang Rey, ya? I--itu ... kayaknya masih di dalam kamar, deh!" tutur Debi sedikit tergagap menanggapi pertanyaan Gishela.

"Masa, sih? Udah jam setengah sembilan juga," kata Gishela.

"Udah! Mending kamu duduk dulu, tunggu Bang Rey ke luar kamar dulu!" kata Debi berusaha terlihat sebiasa mungkin.

"Tapi ... aku mau minta carger aku, kemaren dipinjam, tapi enggak dibalikin," kata Gishela bersiap ke kamar Reyhan.

"Eh? Shel! Shela! Itu carger kamu bukan?" tanya Debi sambil menunjuk ke samping TV.

"Oooh iya," kata Gishela dan berjalan ke arah TV untuk mengambil cargernya.

"Huh!" Debi bisa bernapas legah sekarang.

"Aku harus minta uang sewa cargernya dulu ke Kak Rey nih," kata Gishela ketika carger-annya sudah berada di tangannya.

"Eh? Shela! Anterin aku ke luar bentar, dong! Mau cari angin, sekalian jalan-jalan! Ya ya ya. Please!"

Debi berlari ke arah Gishela yang sudah berjalan menuju kamar Reyhan.

"Anterin!" kata Debi menarik tangan Gishela untuk mengantarnya ke luar.

"Bentar! Minta uang dulu ke Kak Rey, buat jajan di luar," kata Gishela mencoba melepas genggaman tangan Debi.

"Enggak usah! Nanti aku traktir, deh," kata Debi, kemudian benar-benar menarik Gishela menjauh dari dekat kamar Reyhan yang hanya beberapa langkah lagi di hadapan mereka.

"Oke! Tapi ambil kunci mobil dulu di kamar," kata Gishela masih dalam keadaan diseret oleh Debi.

"Siapa bilang perginya pake mobil?" tanya Debi.

"Terus? Pake motor? Kunci motornya pasti di ruang kerja papa, aku ambil dulu, ya," kata Gishela seraya melepas tangannya dari tangan Debi.

Debi menarik kembali tangan Gishela yang sempat terlepas dari genggamannya. "Siapa bilang pake motor? Aku enggak bisa bawa motor matic, Shel, 'kan udah pernah aku bilang."

"Lah? Terus?"

"Jalan kaki. Namanya juga jalan-jalan, ya pake kaki-lah," kata Debi kembali menyeret tangan Gishela.

"Apa? Jalan kaki? Yang benar aja, Bi!"

"Ayolah! Aku udah lama enggak jalan-jalan dan juga aku masih belum hapal daerah sini, jadi aku butuh kamu sebagai pemandu jalan," kata Debi asal.

Gishela tidak dapat lagi mengelak. Dia hanya bisa mengikuti Debi yang terus saja menyeret tangannya ke luar rumah.

"Kita mau ke mana, sih?" tanya Gishela ketika mereka sudah berada di luar rumah, tepatnya sudah berada di jalanan.

"Kemana aja. Pokoknya aku suntuk di rumah," jawab Debi.

"Wah! Ada cilok! Beli cilok yuk, Bi. Katanya kamu yang traktir aku 'kan?!" tutur Gishela penuh semangat.

Unconditional Love [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang