Part 33

303 42 0
                                    

💎Happy reading💎

Saat ini, Debi dan Gishela sedang berjalan menuju kantin dengan sedikit bercanda ria. Perut yang sudah mengeong ingin segera dikabulkan permintaannya untuk diisi. Tadi pagi juga mereka tidak sempat sarapan karena takut terlambat.

Karena keasyikan bercanda bersama Debi, tanpa sengaja Gishela menabrak seseorang yang berjalan terburu-buru di depannya. Akibatnya, buku yang di genggam laki-laki ber-almamater maroon dan memakai topi hitam itu berceceran di lantai koridor.

"Ah! Maaf, aku enggak sengaja," kata Gishela sopan sambil membantu laki-laki itu mengumpulkan bukunya.

"Lain kali jalannya hati-hati, ya, Sayang!" kata laki-laki itu yang sukses membuat Gishela cengo.

"A--apa?"

Laki-laki itu melepas topinya dan tersenyum manis ke arah Gishela. Senyum yang begitu tulus, bahkan senyum itu hanya pernah ditunjukkannya pada Gishela. Yah, orang itu adalah Fabio, yang notabenya sebagai kekasih hati Gishela.

"Kak Fabio? Ih, ngagetin aja," omel Gishela sambil menyodorkan buku di tangannya kepada Fabio.

"Hehehe ... lagian jalan enggak liat ke depan."

"Ehem ... ada orang loh di sini," kode Debi sambil bersedekap dada.

"Debi apaan, sih? Ya maaf!"

"Mau ke mana?" tanya Fabio yang kini sudah berdiri.

"Ke kantin, Kak ... Kakak mau ke mana?" balik tanya Gishela.

"Biasalah ... ke perpustakaan. Kalau nilai kakak turun, kakak enggak bisa dapat beasiswa lagi, dong," jawab Fabio sambil tersenyum.

Fabio itu anak yang rajin sekali dalam belajar, jadi tidak heran jika dia menjadi juara umum tetap di sekolah ini. Banyak siswa-siswi yang memuji kecerdasan dan kerajinannya, tapi di balik itu semua juga banyak yang menghujatnya dan tidak suka dengan Fabio. Banyak yang bilang Fabio itu suka cari muka sama guru-guru di sekolah ini, tapi tentu saja itu hanya rumor. Nyatanya Fabio sendiri merasa risih dengan guru-guru yang terlalu peduli kepadanya.

"Boleh aku temenin, enggak?" tanya Gishela semangat.

"Kalau kamu mau, tentu saja boleh."

"Asyik!"

"Aku duluan," sambar Debi sedikit kesal. Gishela selalu saja begitu jika sudah berada di dekat Fabio.

Gishela mengambil beberapa buah buku dalam dekapan Fabio untuk membantu membawakannya ke perpustakaan dan tidak mempedulikan Debi yang kesal akan tindakannya.

Sementara Debi berjalan menuju kantin dengan kesal dan dongkol. Gishela sering melupakannya kalau sudah berhubungan dengan Fabio. Padahal Debi tidak begitu kalau ada Gevan di dekatnya.

Di perjalanan menuju kantin, Debi bertemu dengan Gevan dan tiga sahabat semprulnya yaitu, Rion, Rayan, dan Bagas. Maka bertambah lagi kekesalan di hati Debi.

"Baby! Nanti pulang sekolah ikut aku ketemu papa, ya. Aku mau kenalin kamu ke papa," kata Gevan tiba-tiba.

"Pulang sekolah gue enggak---"

"Enggak ada penolakan. Tunggu aku di depan kelas kamu saat pulang sekolah, ya, Baby!" Gevan buru-buru menyeret tiga temannya menjauh dari Debi dengan merangkul ketiga temannya, tentu dengan susah payah sebelum Debi bisa menolak ajakannya.

Debi berdecih pelan, Gevan selalu saja bertindak seenaknya saja. Kekesalan Debi benar-benar menjadi triple kali ini. Rasanya Debi ingin tidur saja kalau seperti ini, setidaknya kalau sedang tidur Debi tidak perlu memikirkan apa-apa.

Unconditional Love [Complete]Where stories live. Discover now