Part 32

319 45 4
                                    

💎Happy reading💎

Sementara itu Gevan sudah berdiri di tempat yang sedikit tersembunyi. Gevan melihat Debi yang menunggunya sambil tertawa geli kala kekesalan Debi tampak kentara di wajahnya. Gevan sudah agak lama menunggu kedatangan Debi, tapi saat Debi datang Gevan langsung bersembunyi hanya sekedar untuk mengisengi Debi.

Seorang laki-laki berjalan pelan di samping Gevan, sepertinya laki-laki ini sedang menikmati udara pagi di hari Minggu ini. Dengan sigap Gevan menarik orang itu untuk ikut mengumpat di sampingnya.

"Lo liat cewek itu! Cantik, enggak?" tanya Gevan sambil merangkul bahu orang itu untuk sedikit merunduk.

"Lo siapa?" tanyanya heran melihat tingkah Gevan yang langsung menariknya, seolah mereka sudah kenal dekat.

"Nama gue Gevan ... lo siapa?"

"Virgo!"

"Kayak nama penyanyi aja."

"Itu Virgoun, Geblek."

"Itu enggak penting ... lo liat 'kan cewek cantik itu? Dia itu cewek gue," kata Gevan dengan berbisik agar Debi tidak mendengarnya.

"Urusan sama gue apa? Udahlah, gue mau pergi." Virgo melepas rangkulan Gevan dari bahunya dan bersiap pergi meninggalkan Gevan.

Gevan kembali merangkul Virgo. "Bantuin gue, dong ... ntar gue kasih uang."

"Berapa dulu uangnya? Dan bantuin apaan?" tanya Virgo mulai kesal, pasalnya dia bahkan tidak mengenal Gevan sama sekali. Melihat Gevan saja mungkin ini kali pertama bagi Virgo.

Gevan mengeluarkan tiga lembar uang berwarna merah di dompetnya. "Tugas lo cuma pura-pura gangguin dia, terus ceritanya gue datang sebagai pahlawan," kata Gevan sambil menyodorkan tiga lembar uang 100 ribu itu kepada Virgo.

"Cuma itu? Itu, mah kecil." Virgo menyambar uang yang Gevan sodorkan padanya dan berjalan mendekati Debi yang masih berdiri dengan bersandar pada pohon besar di belakangnya.

Seketika pikiran Gevan berputar memikirkan ekspresi Debi saat Gevan datang menolongnya. Debi akan berterima kasih kepada Gevan dan berakhir dengan memeluk Gevan. Tentu Debi akan berpikir Gevan sebagai pahlawan dalam hidupnya. Memikirkannya saja sudah membuat Gevan tersenyum sendiri seperti orang gila.

"Hai, Cewek!" Virgo memulai aksinya dengan mengedipkan matanya genit ke arah Debi.

Debi memutar matanya jengah. Ingin rasanya Debi mematahkan lidah Virgo dan menusuk matanya yang kegenitan itu. Padahal Debi sudah kesal dengan Gevan yang masih belum menunjukkan batang hidungnya, sekarang Debi justru kedatangan tamu yang menambah kekesalan Debi.

"Sendirian aja, nih?" tanya Virgo lagi. Posisi Virgo semakin dekat dengan tubuh Debi.

"Siapa lo?!" tanya Debi sinis.

Virgo menjatuhkan tangan kanannya tepat di samping kepala Debi dengan bertumpu pada batang pohon yang Debi sandari.

Awalnya Debi ingin mengacuhkan Virgo saja, tapi karena tubuh Virgo yang terlalu dekat dengannya membuat Debi merasa risih. Dalam kecepatan kilat, Debi membalikkan posisi tubuh mereka. Sehingga kini Virgo bersandar di batang pohon dan Debi yang berdiri tegap di depannya dengan amarah yang sudah tak tertahan lagi.

Debi mengayunkan kakinya tepat ke wajah Virgo yang pastinya lebih tinggi dari Debi itu, tapi tidak sampai mengenai wajah Virgo. Debi justru menendang batang pohon di belakang Virgo yang sengaja didaratkannya sejajar dengan wajah Virgo.

Virgo memejamkan matanya kala kaki Debi berjarak hanya beberapa inci dari wajahnya. Tubuh Virgo bergetar saking takutnya dengan Debi. Kepercayaan diri yang sudah Virgo kumpulkan dari tadi lenyap seketika, digantikan dengan rasa takut dan menyesal.

Unconditional Love [Complete]Where stories live. Discover now