Part 18

321 52 13
                                    

💎Happy reading💎

"Pulang yuk!" ajak Gishela menarik tangan Debi untuk segera berbalik arah.

"Eh? Tunggu! Jalan-jalannya belum kelar," tolak Debi berusaha menahan Gishela untuk tidak pulang.

"Aku capek, Bi," keluh Gishela terus berjalan sambil menyeret  Debi.

Debi menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Apa yang akan terjadi selanjutnya, Debi hanya bisa pasrah dan mereka benar-benar pulang kali ini. Entah bagaimana reaksi Gishela kalau tahu Reyhan sudah kembali ke London.

Sesampainya di rumah, Gishela langsung memanggil-manggil Reyhan dengan suara yang bisa dibilang tidak pelan.

"Kak Rey! Shela pulang, nih. Shela mau nagih uang sewa carger!" terika Gishela sambil berjalan masuk.

"Gawat," gumam Debi terus mengikuti Gishela dari belakang.

"Kak Rey mana, sih? Masa masih di kamar? Udah siang juga," dengus Gishela.

Kini kaki Gishela mendekat ke kamar Reyhan yang berjarak tidak jauh dari tempat dia berdiri.

Krieeet!

Gishela membuka pintu kamar Reyhan dengan girang. Dia berharap sebentar lagi akan mendapat uang sewa carger dari Reyhan.

"Kak!" panggil Gishela ketika sudah berada di dalam kamar Reyhan dengan Debi yang masih setia mengikuti dari belakang.

"Loh? Enggak di kamar? Terus Kak Rey di mana, ya?" tanya Gishela celingak-celinguk mencari Reyhan.

"Ijah!" teriak Gishela memanggil pembantunya.

Gishela memang selalu memanggil nama saja pada Ijah karena sudah terbiasa dari kecil, jadi Gishela memanggil nama saja. Bukannya Gishela tidak sopan, hanya saja Ijah sendiri yang mengajari Gishela untuk memanggilnya Ijah saja sewaktu Gishela masih kecil.

"Iya, Non," jawab Ijah yang sepertinya tengah berlari mencari Gishela.

Gishela keluar dari kamar Reyhan, Debi juga ikut ke luar tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Debi hanya bisa bungkam seribu bahasa, tak tahu apa yang akan terjadi jika Gishela tahu Reyhan sudah berangkat ke London tadi pagi.

"Kakak mana?" tanya Gishela ketika Ijah sudah berada di depannya.

"Hah? Den Rey 'kan su---"

Debi mencoba memberi isyarat agar Ijah tidak memberi tahu Gishela kalau Reyhan sudah berangkat ke London dengan melambaikan tangannya sebagai isyarat untuk tidak memberitahu Gishela keberadaan Reyhan saat ini.

Ijah mengernyitkan dahinya, tidak mengerti.

"Kak Rey di mana, Jah?" ulang Gishela sekali lagi.

"Den Rey bukannya sudah kembali ke London tadi pagi, ya, Non," kata Ijah dengan sedikit heran menyadari Gishela yang tidak tahu bahwa Reyhan sudah kembali ke London dan Ijah juga merasa heran dengan kode-kode dari Debi yang sama sekali tidak dia mengerti.

"Apa?!" teriak Gishela tak percaya.

"Shel!" panggil Debi bingung harus bicara apa kali ini. Di dalam hati Debi asyik merutuki Ijah yang tak mengindahkan kode darinya.

"Kak Rey udah balik ke London, tapi enggak ngasih tau ke aku. Itu maksudnya apa coba. Kak Rey kok jahat sama aku," isak Gishela. Kini matanya sudah berkaca-kaca.

"Huhu ... Kak Rey! Kenapa enggak bilang dulu ke Shela kalau Kakak mau berangkat? Kak Rey jahat," erang Gishela di selah-selah tangisnya.

Gishela berlari ke lantai atas, yaitu ke kamarnya dan menutup pintu kamar sebelum Debi ikut masuk ke dalam kamar. Bisa Debi dengar isakan Gishela dan umpatan-umpatan Gishela dari luar kamar. Isakannya terdengar begitu pilu di telinga Debi, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Alin dan Gilang juga tidak ada di rumah.

Unconditional Love [Complete]Where stories live. Discover now