Part 10

447 64 16
                                    

💎Happy reading💎

"Eh? Baby! Itu bukan minuman aku. Itu minuman Bagan," cegat Gevan.

"Puuufftt!" Debi menyemburkan es teh manis yang belum sempat diteguknya itu ke depan. Alhasil, Rion yang duduk di depan Debi mau tak mau harus terkena semprotan dari mulut Debi.

"Buahhahaaaa!" Tawa Bagas pecah melihat wajah Rion yang basah karena es teh manis yang disemprotkan Debi tanpa sengaja.

Gevan menyerahkan tisu ke arah Debi. "Nih, lap mulutnya tuh!"

Debi mengambil tisu itu dan mengelap mulutnya yang belepotan. Rion juga ikut mengambil tisu itu dan mengelap wajahnya yang terasa lengket. Ingin rasanya Rion marah besar kepada Debi, tapi dia tahu itu hanya akan membuatnya dalam bahaya. Rion tahu, Gevan tidak akan tinggal diam jika Rion sempat memarahi Debi. Tentu Gevan yang notabenya sebagai pacar Debi tidak akan tinggak diam jika kekasihnya dimarahi orang lain, bahkan orang yang memarahi kekasihnya itu sahabatnya sekalipun.

"Maaf!" kata Debi kepada Rion dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Santai aja!" balas Rion yang tentunya sangat berlainan dengan hatinya saat ini.

Debi beralih menatap Gevan. Gevan tengah senyum-senyum seperti orang gila ke arah Debi yang membuat Debi mengernyitkan keningnya heran.

"Kenapa?" tanya Debi.

"Waktu aku bilang kalau itu minum bukan minuman aku, tapi minumannya Bagan, Baby langsung muncratin tuh minuman. Kalau seandainya es teh manis itu minumannya aku, Baby enggak akan muncratin esnya, dong?" kata Gevan sambil terus saja tersenyum seolah tengah menjebak Debi untuk masuk ke dalam permainan pikirannya.

Debi mengernyitkan dahinya. Debi belum sepenuhnya mengerti dengan apa maksud Gevan bicara seperti itu. Debi mencoba mencerna kata-kata Gevan sampai dia mengerti arah pembicaraan Gevan ke mana.

"Nah, 'kan bengong. Berarti benar, dong. Kalau seandainya tadi itu minuman aku, Baby enggak masalah buat meminumnya."

"Ap--apa, sih? Gue enggak sengaja minum es-nya Bagan atau Bagas, apalah itu tadi. Jadinya gue muncratin aja," balas Debi tak terima dengan perkataan Gevan yang menuduhnya tanpa dasar yang bisa dibilang tidak begitu jelas, alias semu.

"Mmmmm ... jujur ajalah, By! Kalau tadi itu minuman aku, aku juga enggak keberatan kok, kalau baby minum," goda Gevan sambil menaik-turunkan alisnya jenaka.

 jujur ajalah, By! Kalau tadi itu minuman aku, aku juga enggak keberatan kok, kalau baby minum," goda Gevan sambil menaik-turunkan alisnya jenaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Debi mengepalkan tangannya kuat-kuat. Gevan terlalu percaya diri kali ini. Bukan, bukan kali ini saja Gevan terlalu percaya diri karena pada kenyataannya Gevan memang selalu memiliki kepercayaan diri tinggi seolah apa yang ada dalam pikirannya selalu benar. Padahal Debi hanya tidak sengaja meminum es teh manisnya Bagas yang kebetulan berada di dekatnya. Debi memuncratkan es-nya juga bukan karena Gevan berkata kalau es itu bukan miliknya, melainkan Debi baru tersadar kalau dirinya baru saja meminum minuman orang sembarangan.

Unconditional Love [Complete]Where stories live. Discover now