(new) Series - Mia is Mine! EP#2 - Marquez Brothers

160 9 10
                                    

LIMA ratus ribu euro. Apa yang bisa dilakukan dengan uang sebanyak itu? Membeli rumah? Membeli kapal? Berpesta di atas kepal pesiar?

"Mia?" Marc terbangun. Aku menoleh ke arahnya. Wajahku sudah menegang dan ingin meninggalkannya sambil menangis, tetapi aku bertahan di posisiku.

"Nih, handphone-mu sudah ketemu!" Aku melemparnya dengan kekuatan asal dan beruntungnya dia bisa menangkapnya.

"Eh, Mia," Marc berdiri, dia mengejarku yang berjalan ke dapur. "Tunggu, dengarkan dulu. Aku punya penjelasan."

Aku berhenti. "Oke. Aku akan mendengarkan."

Marc mengambil napas dalam-dalam. Dia menengadah ke atap, jelas keraguan ada di matanya. Dia menyembunyikan sesuatu selama ini dan sulit untuk membukanya padaku.

"Aku membeli sesuatu dan... aku takut memberitahumu."

Mana yang harus kutanyakan dulu? Apa atau mengapa? Kutanyakan yang paling penting.

"Mengapa? Mengapa kau menyembunyikannya dariku?"

"Aku takut kau marah," kata Marc.

"Membeli apa sampai berbohong padaku?"

"Aku..."

Handphone Marc berdering lagi.

"Ini Alex. Aku harus mengangkatnya."

Aku membalikkan tubuh, kesal. Kubuka kulkas dengan kasar lalu mencuci sayuran. 

Marc kembali, dia memelukku dari belakang.

"Demi Tuhan, Marc! Kau ini bukan main!" Aku mendorongnya menjauh.

"Oke," desahnya. "Aku membeli sebuah rumah yang akan kujadikan bengkel. Aku ingin membuka usaha bersama Alex."

"Kau yakin bukan menghabiskannya untuk berpesta di atas kapal pesiar bersama-"

"Tidak!" gertaknya. Aku berjengit, tidak menduga nada tinggi itu. "Tidak," ulangnya lagi lebih lembut.

"Oke." Aku membalikkan tubuhku dan memotong sayuran.

"Kau percaya padaku?"

"Memangnya aku punya pilihan lain?"

"Aku tidak ingin melihatmu menderita, Mia," bisik Marc di telingaku. Tangannya memeluk pinggangku.

"Kalau begitu berhentilah berbohong padaku!" Aku meletakkan pisau dan melepaskan pelukannya lagi.

Kuputuskan untuk berbicara dengan Alex kalau dia kemari. Mempercayai Marc sekarang seperti memegang gelas kaca dan aku berjalan di atas duri. Buruknya lagi, tidak ada yang bisa kuajak bicara, bertukar pikiran mengenai hal ini. Jika bercerita kepada Mama Roser tentang kelakuan anaknya, aku hanya akan membuatnya tidak enak hati dan aku tidak mau menimbulkan perasaan canggung di antara kami lagi seperti dulu.

"Paman Alex!"

Lucha berlari menyambut Alex, pria tampan yang umurnya sama denganku. Setiap bertemu dengannya sepertinya dia semakin tinggi.

Sebelum mereka asyik dengan obrolan motocross, kutarik Alex dan itu membuat Lucha cemberut.

"Aku dengar kalian akan membuka bengkel, apakah itu benar?"

"Benar, Mia. Dan aku mohon jangan marah pada Marc terus. Kau tidak lihat wajahnya itu? Dia semakin tua!"

"Tetapi untuk apa? Kau yakin ada yang datang?" tanyaku mengabaikan kata-katanya.

Alex diam sejenak, dia mengajakku menjauhi Lucha dan beruntungnya Marc sedang bersama Naya di lantai atas.

"Ini ide Marc. Dia..."

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now