[Season 2] Part 4 - New Moon

882 56 76
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

[WARNING!!!!] Banyak mengandung kata-kata kasar! Pembaca di bawah 18++ harap bijak!

Don't know why I tried

'Cause ain't nobody like you

Familiar disappointment every single time I do

Every single night my arms are not around you

My mind's still wrapped around you

When You're Ready - Shawn Mendes

***

[Sirkuit Autódromo Termas de Río Hondo' - ARGENTINA]

MIA POV -

Sesuatu menghantam jendela ruanganku. Suaranya seperti kerikil yang sengaja dilempar oleh seseorang. Apapun itu, yang jelas suara itu berhasil menarik perhatianku. Aku beringsut menuju jendela tinggi dan melihat seorang pria di sana.

"Hai," sapanya.

"Pintunya di sebelah sana, Vin."

Vinales berdiri di depan jendelaku dengan beberapa kerikil batu digenggaman tangannya. Dia mengenakan kaos polo biru bersponsor Yamaha. Rambut hitamnya dibiarkan terbuka bebas tanpa topi.

"Aku takut ketahuan," katanya sambil meringis.

Aku tersenyum sedikit lalu segera keluar menemuinya.

"Ada apa?"tanyaku.

"Kupikir kau butuh udara segar," katanya.

Oh.

Aku sudah putus dari Marc. Sebab itulah kupikir dia ke sini untuk menghiburku. Sebenarnya agak aneh kenapa dia mau repot-repot menghiburku padahal Tyra sendiri bahkan sudah tidak peduli lagi dengan ceritaku dan Marc.

Tyra---yang lebih banyak menghabiskan waktu denganku belakangan ini, menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Dia memenuhi semua kebutuhanku, menyiapkan semua yang aku perlukan sebelum dan sesudah tampil di depan kamera dan sesekali kami berbelanja apapun.

Dia memperlakukanku seperti biasa---seolah-olah aku tidak habis putus cinta. Sama sekali dia tidak pernah menyinggung tentang Marc, kecuali aku yang mulai. Dan kupikir, aku senang diperlakukan seperti itu. Meskipun kurasa tidak sepenuhnya berhasil untuk mengalihkan perhatianku, tapi itu lebih baik daripada harus curhat berjam-jam membahas Marc dan alasan putusnya kami.

Namun, aku butuh teman. Aku harus jalan-jalan lagi. Semakin sering, semakin baik. Biasanya setelah pulang dari sirkuit aku dan Tyra akan berwisata kuliner mencicipi makanan yang belum pernah kami cicipi. Itu akan kulakukan nanti. Dan sekarang, daripada pikiranku kosong---karena Tyra juga tidak ada di ruanganku- dia sibuk bersama kru TV untuk membahas program baru, kuputuskan ikut bersama Vinales.

"Oke, aku akan cuci muka dulu," kataku lalu hendak masuk ke dalam lagi.

Tiba-tiba dia menghentikanku. "Mia!"

Aku menoleh. "Ya?"

"Kau masih menyimpan jaketku?"

Aku mengangguk. "Masih."

"Apakah kau keberatan jika memakainya lagi?"

Aku berpikir sebentar, lalu tersenyum. "Tidak," jawabku. "Aku akan memakainya. Tunggu sebentar."

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now