[Season 3] Part 4 - Shock

838 50 45
                                    

MARC POV -

PETIR menyambar-nyambar saat aku mendengar denting bel secara bersamaan. Hujan di luar sangat deras, tak ada lagi yang kuharapkan akan datang selain kepulangan Mia yang kabur dari Cervera. Namun aku justru mendapati seorang pria berdiri di depanku.

Aku baru saja akan mengucapkan, halo, ada apa, kepada Vinales yang berdiri di depan pintu rumahku saat dia bergeser ke kanan. Hampir saja aku memekik ketika melihat istriku-Mia berdiri di belakangnya. Mukanya pucat pasi. Seluruh tubuhnya basah. Kulihat dia memakai tiga lapis pakaian. Baju hamilnya, jaket tipis, dan... jaket jeans navy Vinales. Dengan cepat aku menarik tangannya.

"Aku menemukannya di halte bis, Marc. Dia bilang dia mau ke Barcelona. Jadi kuantar ke sini. Sepertinya dia kedinginan sekali," kata Vinales. Nada suaranya terdengar kuatir.

Aku masih memandangi Mia yang kini berdiri di sampingku sambil menunduk.

Seperti trauma, tanganku langsung mencopot paksa jaket jeans navy Vinales dari tubuh Mia dan melemparkannya kasar ke Vinales.

"Ya, ya, ya! Terima kasih!" kataku lalu menyeret Mia masuk ke dalam rumah dan membanting pintunya sekalian.

"Marc! Kenapa kau kasar begitu sih!" sembur Mia.

Aku balik melotot. "Kenapa kau kabur dengannya hah!"

"Aku tidak kabur dengannya! Dia malah menyelamatkanku, Marc! Dia menemukanku di halte bis!"

Mia berjalan tertatih-tatih dan duduk di sofa. Badannya gemetar. Tapi aku sudah kehilangan kesabaranku.

"Lalu kenapa kau kabur hah?! Aku juga mencarimu kemana-mana! Hampir saja aku terbang ke Indonesia! Untung Alex memberitahuku kalau passort-mu ketinggalan! Jadi kupikir kau pasti pulang ke sini!"

Dia hanya diam saja.

"Mia! Jawab aku!!!" Aku mendekat dan berdiri di sampingnya. Mia menangis terisak-isak.

"Ibumu jahat padaku," katanya lemah.

Uratku semakin menegang. "KAU BILANG IBUKU JAHAT? BEGITU?!!!"

Mia mengalihkan pandangan padaku sesaat lalu mengalihkannya lagi.

"Aku tidak mengerti kenapa kau-"

Mia memotongku. "Lebih baik kau menikah dengan Laia saja sana."

Aku tercengang mendengar perkataannya. "Apa?"

Mia menatapku dengan matanya yang sembab dan memerah. "Ibumu bilang, harusnya kau menikah dengan Laia saja."

Seperti tersambar guntur di dalam kepalaku, aku kaku seketika. Tak ada yang lebih menyakitkan lagi mendengar istri yang sangat kucintai, yang sedang lemah seperti ini mengatakan hal seperti itu. Dia pasti sangat terluka.

Seketika perasaan marahku berubah menjadi iba. Mia masih bergetar. Lalu aku melingkarkan sebelah lengannya untuk memeluk Mia, tapi Mia menolak dan menjauhkan tubuhnya.

"Maaf, aku tidak tahu masalahnya," kataku. Mia masih diam. Bibirnya putih, bergetar hebat.

Aku mencoba memeluknya lagi. Kali ini dia menerimanya. Baru benar-benar kurasakan, dia sedingin es.

"Dia membenciku, Marc. Dan aku tidak tahu kenapa. Aku sudah berusaha. Tapi dia... masih membenciku," kata Mia. Suaranya sangat lemah.

Aku mengangguk. "Tak apa, Mia. Kita akan melewati ini bersama-sama."

Dalam hati aku meyakinkan diriku sendiri untuk berbicara pada Ibu agar lebih menerima Mia dan tidak kasar padanya.

"Kau harus ganti baju dulu, Mia. Aku akan mengambilkan pakaianmu."

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now