[Season 2] Part 14 - The Wedding

999 56 60
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

Ketika kau jatuh cinta, hal pertama kali yang kau sadari adalah kau tidak bisa mendeskripsikannya.

Kau tahu, kau hanya ingin menatap matanya.

Mencium lembut bibirnya yang merah muda.

Bergelayut di bahunya sepanjang malam.

Memimpikan dia di dalam mimpi-mimpimu yang sempurna.

Dan ketika kau bangun, suaranyalah yang ingin kau dengar pertama kali.

Menggelitik telingamu dengan kata-kata cinta.

Dan keinginanmu hanya satu, ingin bersama dia selamanya, selama-lamanya.

Lalu apa sih yang membuat dua orang yang telah berpisah bersatu kembali?

Cinta.

Dan... sudah terbiasa.

Itu jawabannya. Sesederhana itu.

***

MIA POV -

Aku membuka mataku lebar saat mendengar suara gaduh dari tangga. Seperti ada beberapa orang yang sedang berdiri di depan pintu. Namun saat pintu itu terbuka, hanya satu orang saja yang masuk ke dalam kamar.

"Nyonya Marquez?"

Aku menoleh dengan cepat saat mendengar suara itu. Jelas aku tahu itu siapa. Marc. Dia berjalan ke arahku sambil tersenyum nakal.

"Belum," jawabku. "Sampai besok." Aku mengangkat tubuhku dan duduk di tepi kasur.

Marc berdiri di depanku sambil menatapku lurus. Mata coklatnya sedikit menyipit. "Tinggal beberapa jam lagi, Mia. Dan kau akan jadi milikku selamanya," katanya.

Aku menggidikkan tubuhku. "Ugh, kok aku jadi merinding ya?"

Dia tertawa lebar lalu tiba-tiba tangannya melingkar ke punggungku dan berusaha menciumiku agresif. Marc menghimpit badanku ke badannya. Menindihku. Membuat jarak antara wajah kami menipis sekarang.

Aku menolak menerima ciuman darinya, namun aku suka menatap wajahnya sedekat ini.

Sepasang mata elang dengan alis tebal mengimbangi rahangnya yang tegas. Tulang pipinya terbentuk sempurna membentuk senyum yang menawan setiap kali terangkat ke atas. Bibirnya seksi dan lembut, semerah buah plum begitu menggairahkan. Aku suka dia sampai ke bintik wajahnya yang tersebar tak beraturan.

Jika memujanya adalah dosa, mungkin aku sudah ada di neraka. Karena aku tahu, tiap kali berada sedekat ini dengannya, dia selalu menjeratku dengan pesona yang memabukkan.

"Tahan sampai besok, Marc," kataku.

Aku tahu dia akan benci setiap aku menolaknya. Tapi biarkan saja. Besok adalah hari pernikahan kami. Dia tak akan bisa membenciku lama-lama.

Raut mukanya berubah cemberut. Tapi saat aku tersenyum, dia tak bisa menahan senyumnya juga. Pada akhirnya dia menyerah, lalu melepaskanku.

"Ngomong-ngomong, kau bersama siapa?" tanyaku sambil melirik ke arah pintu.

"Itu teman-temanku, dan Jose, dan Alex," jawab Marc.

Marc duduk di sampingku di tepi kasur dan aku masih menatapnya menunggu dia meneruskan. Marc tersenyum-senyum malu seperti menyembunyikan sesuatu.

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz