Bonus Part - Huka Lodge (3) Back to Home

1.1K 54 35
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

Semilir angin dan cahaya lembut matahari menyambut kedatanganku di Andorra untuk pertama kali. Aku mengenakan midi dress putih berenda sebagai tanda perpisahan pada Huka Lodge, Dolphin Island dan segala keajaibannya yang tak akan pernah bisa kulupakan.

Marc Márquez―suamiku, duduk di kursi pengemudi membawaku langsung menuju ke rumahnya. Jaraknya sekitar beberapa kilometer dari bandara.

Aku menurunkan sedikit kaca jendela mobil dan kesejukan serta wangi aroma pohon cemara langsung menyeruak mengisi penuh paru-paruku.

Jalanan yang berkelok-kelok naik-turun, menyuguhkan pemandangan puncak gunung yang tertutup salju dan lembah-lembah yang indah dengan beberapa rumah yang saling berjauhan, menjadi santapan manis sebelum sampai di rumah Marc.

Keindahan alam Andorra bagai permata yang berkilau-kilau di antara Pegunungan Pyreness. Namun kami sudah kenyang dengan ski dan pendakian gunung saat di Huka Lodge. Jadi kami ke Andorra hanya untuk bersinggah sementara sebelum kembali ke Barcelona.

Selain itu, Marc bersikukuh ingin memperlihatkan rumahnya yang berada di Andorra. Begitu sampai di sana, aku langsung terkagum-kagum. Bukan karena luasnya. Namun kesederhanaan arsitekturnya membuat rumah ini terkesan mewah dengan cat putih dan beberapa ukiran klasik di pagar, pintu dan pahatan meja kayunya.

Rumah Marc terletak di kawasan yang tak terlalu banyak penduduk. Kata Marc, itu sengaja, sehingga dia bisa menenangkan pikirannya saat berlibur musim dingin di sini.

Aku langsung menuju ke lantai dua dan melempar tasku ke sembarang arah. Balkon dengan pemandangan gunung salju luar biasa indah menarik perhatianku lebih dari apapun.

"Ini rumahmu?" tanyaku masih tak percaya.

Dia memelukku dari belakang. Lalu menempelkan bibirnya lembut di atas bahu kiriku.

"Rumah kita," jawabnya.

Kemudian aku merasa Marc meraba dadaku dan memajukan bagian bawahnya. Dia mulai lagi.

"Marc!"

Aku mengerang dan berusaha melepaskan diri darinya. Tapi dia mengunciku kuat.

"Ayo kita ke kamar," ajaknya.

Tentu saja aku tidak bisa menolak, padahal kami baru saja sampai. Karena aku sudah berjanji padanya saat kami di Huka Lodge, jadi....

Mula-mula Marc hanya memelukku. Pelukannya hangat dengan tangan kekarnya mendekapku erat.

Bibirnya mencium bibirku dan meresapi setiap incinya dengan sungguh-sungguh. Aku merasa kulit bibirku sedikit koyak karena ciumannya berubah brutal.

"Duh!" keluh Marc dengan cepat melepaskanku. "Bibirmu berdarah!"

Aku merasakan perih dan sedikit berdenyut-denyut di ujung-ujung bibirku. "Tak apa," kataku kalem.

Marc langsung melepaskan lingkaran tangannya dari pinggangku dan menjauh.

"Jangan, jangan!" cegahku sambil meraih tubuhnya lagi.

Marc menatapku dengan perasaan bersalah.

"Kalau aku terluka, jangan tinggalkan aku." Aku menatap matanya dalam. "Sembuhkan aku."

Marc diam sebentar lalu mencium bibirku lagi dengan lembut. Tangannya kembali melingkar di pinggangku.

"Kau tahu? Kau bisa menggigitku juga kalau kau mau," kata Marc.

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now