[Season 2] Part 11 - Why

818 71 86
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

You're stuck in my head and I can't get you out of it

If I could do it all again

I know I'd go back to you

Back To You - Selena Gomez

***

Di sinilah aku.

Berdiri di depan rumah sakit anak khusus pengidap Thalasemia di Indonesia. Sudah berminggu-minggu Mia menghilang.

Aku pikir aku tak akan bisa menemukannya. Tetapi saat aku melihat kertas gambar Alya, aku tahu dia ada di mana.

Setidaknya aku yakin dia ada di sini. Rumah sakit yang memiliki tiga lantai ini adalah miliknya. Satu-satunya yang tersisa sebagai miliknya, dan dia tidak akan mungkin menjualnya.

Saat aku melangkahkan kakiku memasuki lobi, seketika sekujur tubuhku merinding. Bayangan keranda yang diangkat beberapa orang melewati lobi ini menuju pemakaman di area samping rumah sakit terlihat begitu jelas.

Aku seakan melihat dua orang berjalan di belakang keranda itu sambil berpelukan. Langkah mereka terseret-seret sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Itu aku dan Mia.

Aku tak bisa menyalahkan ingatanku untuk mengingat kembali ke saat-saat menyedihkan itu. Perasaan duka dan berkabung masih terasa sangat kental di dalam hatiku meskipun waktu telah berlalu.

Saat itu Mia tidak mengatakan apapun. Dia hanya terus menangis dan memelukku.

Ketika tubuh Alya mulai dimasukkan ke dalam liang kubur, kuperhatikan wajah Mia memandangi tubuh kecil itu dengan nanar. Aku tahu, mungkin rasanya ia ingin ikut melompat ke lubang itu juga.

Tetapi dia tidak melakukannya. Dia bertahan. Dia menatapku, lalu bersandar pada bahuku sambil menangis lagi.

Sekop-sekop mulai diangkat untuk mengeruk tanah, lalu mengubur Alya. Perlahan, tubuh kecil Alya yang terbungkus kain kafan mulai hilang dari pandangan.

Dia hilang. Namun kenangannya tidak.

Kenangannya ada bersamaku melalui kertas gambar yang dia selipkan di jaketku secara diam-diam. Tak kusangka, sekarang itu menjadi petunjukku untuk menemukan Mia.

Tapi bagaimana kalau Mia tidak ada di sini?

Di tempat mana lagi yang memungkinkan untuk dia singgahi selain di sini?

Aku benar-benar tidak menemukan jawaban lain selain di rumah sakit ini.

Aku berjalan terus menuju lorong rumah sakit. Belum banyak perubahan yang ada di sini. Dinding-dindingnya masih bercat warna-warni. Aku tahu itu adalah usaha yang sangat bagus untuk menghilangkan suasana muram yang identik dengan rumah sakit.

Tetapi rumah sakit tetaplah rumah sakit. Dinding-dindingnya dingin, kasur-kasurnya akan menjadi saksi apakah pasien itu akan tetap hidup atau mati.

Rumah sakit ini mirip panti asuhan. Jumlah anak kecil yang ada, tiga kali lipat banyaknya dari pada orang dewasa. Selain perawat, petugas keamanan dan dokter, aku hampir tidak melihat orang dewasa lagi di sini. Mungkin mereka meninggalkan anak mereka untuk transfusi, atau mungkin anak-anak ini memang tidak punya orang tua, dan Mia menampungnya di rumah sakit ini sebagai bentuk lain dari amalnya. Aku tak tahu.

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now