[Season 2] Part 8 - The Party

1K 57 107
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

Do you think about me?

Do you feel the same way, babe?

Do you remember how it felt?

And I'm not tryna ruin your happiness

But darling don't you know that

I'm the only one for you

Ruin - Shawn Mendes

***

[ANDORA - SPANYOL]

MARC POV -

Nyata atau tidak nyata?

Aku melihat seekor anjing labrador hitam besar menggonggong tepat di depan layar ponselku. Kemudian anjing itu masuk ke dalam kolam renang bening di belakangnya. Tak lama kemudian, aku mendengar suara nyaring tertawa memanggil nama anjing itu.

"Minnie... Minnie...." panggilnya.

Bukan nama anjing itu yang membuatku terkejut. Tapi suara itu. Suara wanita itu.

Beberapa detik kemudian, kameranya terbalik dan menampakan wajah yang sangat kukenal. Mia. Satu lengan kekar bergelayut di bahu kirinya. Itu Vinales. Mereka tertawa bersama di depan kamera, lalu kemudian berpagutan mesra. Berciuman di depan kamera.

Napasku seketika tercekat dan susah mengambil udara lagi. Aku merasakan seluruh tubuhku menegang. Tanganku berusaha menghentikan video itu dan melempar ponselku jauh-jauh, tapi tanganku kaku. Seperti tak bisa digerakkan.

Mereka masih berciuman di layar ponselku. Menutup matanya lalu diselingi sedikit tawa kecil dan senyuman seperti meledekku.

Ini gila. Tapi entah mengapa hatiku tiba-tiba terasa sakit. Perih. Lalu setelah itu hitam.

***

Aku bangun dari tidurku setelah mimpi buruk mengacaukannya. Sungguh aku beruntung, itu cuma mimpi.

Aku mengusap wajahku dan mengumpulkan kesadaran. Meskipun itu cuma mimpi, tapi entah kenapa hatiku rasanya ikut nyeri.

Butuh beberapa menit sampai aku bisa sadar sepenuhnya dari mimpi buruk barusan. Setelah itu, aku mengedarkan pandangan dan melihat seorang wanita tak jauh dariku berdiri menghadap jendela.

Aku membuka mataku lebar-lebar dan memajukan badanku sehingga bisa melihatnya dengan jelas.

"Laia?" tebakku. "Kapan kau datang?"

Dia membalikkan badannya. Itu benar Laia.

Laia berjalan ke arahku. Dia melipat kedua tangannya di bawah dada.

Dengan muka yang terlihat masam, dia menjawab. "Sesaat sebelum kau mengigau nama Mia."

Aku tersentak, namun aku hanya diam. Menyembunyikan kegelisahanku tak pernah sesulit ini. Aku menelan ludah dengan susah payah. Berusaha mencari jawaban yang bagus, namun aku tak menemukannya.

Sebelum aku sempat membalas kata-katanya, Laia lebih dulu berjalan ke arah pintu. Aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan mengejarnya.

"Jangan pergi Laia, maaf," kataku.

Laia menghentikan langkah saat tanganku menarik sebelah tangannya. Dia hanya terdiam dan menunduk. Aku melihat air mata sudah mendesak di pelupuk matanya.

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now