[Season 2] Part 2 - Barcelona

1.4K 69 100
                                    

Ya, betul ini rilis ulang. Jika kamu sudah memberikan vote, kamu bisa meninggalkan komentar baru supaya aku tahu kamu ada di sini! :)

-------------------------------------------------------------------------------

[WARNING!!!!] Banyak mengandung kata-kata kasar! Pembaca di bawah 20++ harap bijak!

Just one hit of you, I knew I'll never ever, ever be the same

Never Be The Same - Camilla Cabello

***

MARC POV -

Liburan bersama Mia selama seminggu di Indonesia itu cuma omong kosong! Buktinya aku harus kembali ke sirkuit untuk tes di hari ketiga liburanku. Untung saja rumah baruku di Barcelona sudah selesai diurus oleh Jose. Jadi Mia bisa tinggal di sana untuk sementara waktu sambil menunggu aku pulang.

Karena sejak Alya meninggal, aku tidak mungkin meninggalkan dia sendirian di Indonesia. Pemikiran untuk membawanya ikut tes denganku di sirkuit juga adalah ide yang buruk! Bagaimana bisa aku berkonsentrasi selama pacarku menempel terus? Tidak tidak. Lebih baik dia ada di Spanyol. Lebih aman.

Awalnya aku ingin meninggalkannya di rumah ibuku, di Cervera, tapi dia menolak. Itu terlalu cepat untuknya. Jadi aku putuskan untuk meninggalkannya di rumah baru di Barcelona.
Aku belum melihat secara langsung rumahnya. Semuanya diurus oleh Jose. Dipilih oleh Jose, didekorasi oleh Jose hanya dalam waktu tiga hari. Aku sangat percaya padanya. Dia punya selera yang cukup bagus.

Rumahnya lumayan besar, kurasa. Luasnya sekitar lebih dari seribu meter persegi. Punya dua lantai, beberapa kamar, dan satu kolam renang di belakang rumah. Agar lebih aman aku suruh Jose menyewa beberapa pembantu dan penjaga keamanan untuk rumah itu.

Tentu saja ada garasi besar! Itu sudah pasti.

"Kau sudah harus berangkat sekarang sayang?" tanya Mia.

Tangannya masih melingkar di pinggangku. Akhir-akhir ini aku merasa dia sedikit manja. Mungkin ini masih karena Alya.

"Iya, sebentar lagi aku ketinggalan pesawat kalau kau memelukku terus," jawabku.

Dia melepaskan tangannya perlahan. "Ingat janjimu ya."

Aku mengernyit. "Janjiku yang mana?"

Mia mendengus, kelihatannya dia sedikit kesal dengan jawabanku. "Semua janjimu."

Aku mengangkat tas jinjingku yang sedari tadi kuletakkan di lantai. "Iya, aku ingat kok. Tenang saja," jawabku santai. "Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi di Barcelona, Sayang," kataku sambil mengecup keningnya. Lalu bergegas menuju pesawatku.

Kami berpisah di bandara Soekarno Hatta dan dia melakukan penerbangan sendiri ke Spanyol.

***

Setelah tes selesai, aku langsung mengunjungi Mia di Barcelona.

Jose memang punya selera yang bagus! Rumahnya benar-benar sangat besar. Aku sudah bisa membayangkan tinggal di sini bersama Mia dan anak-anak kami nanti. Anak-anak kami pasti akan senang dengan rumah sebesar ini. Aku akan memperbolehkan mereka bermain sepeda di dalam rumah.

Aku mencari Mia ke dapur---tempat di mana biasanya aku selalu bisa menemukannya, tapi ternyata Mia tidak ada di sana. Lalu aku berlari ke lantai dua, ada kamar utama yang besar. Ada beberapa barang-barang Mia yang sudah tertata rapi dan kopernya di samping lemari, tapi Mia tidak ada di sana juga.

Aku melangkah ke balkon di kamar itu dan melihat pemandangan belakang rumah yang ternyata adalah kolam renang.

Aku memperhatikan kolam renang itu dengan saksama. Kemudian aku melihat sesuatu di dalam air kolam renang itu mengalami pergerakan. Airnya secara perlahan, tapi pasti bergerak membentuk gerakan yang dinamis.

Mia is Mine! [Marc Marquez] Fan Fiction (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now