ENAM PULUH - MOMMY SAKIT

13.5K 1.5K 766
                                    

Gail siang ini sangat cemas dan takut—sedih juga karena melihat sang ibu berkali-kali tengkurap dengan pantat ditarik ke atas seraya memegangi perutnya yang sakit. Tidak lupa bibir pucat yang terus digigit serta tatapan sayu yang dilemparkan ke arah anaknya.

"Mommy masih sakit?" tanya Gail. Memeluk lengan sang ibu seraya meneteskan air mata. "Mommy jangan sakit—hiks."

Jihye memaksakan senyum. Mengacak surai Gail sejenak sebelum menjawab, "Mommy tidak sakit, Sayang. Makan siang dulu, ya? Hari ini disuapi Bibi Han."

Gail menggeleng. "Mau Mommy," sahutnya. Gail mengerucutkan bibir dan menangis lagi ketika mendapati sang ibu berdesis kesakitan, mengerutkan kening, lalu menenggelamkan wajah pada seprai. "Mommy ... jangan sakit."

Karena tangisan Gail sangat kencang, sontak membuat Bibi Han berlari ke dalam kamar Jihye yang pintunya terbuka sejak tadi. Menggendong anak berusia tiga tahun tersebut dan mengusap punggungnya.

"Ibi Han ... tolong mommy," katanya masih sesenggukan. Gail melingkarkan lengannya di leher Bibi Han, lalu pandangannya terus menuju ke arah sang ibu.

Bersyukur karena Gukie masih sekolah. Jadi, anak sulungnya itu tidak akan ikut panik ketika melihat adiknya menangis kencang seperti saat ini. "Mommy tidak apa-apa, Iyel," kata Jihye lagi. "Bi, tolong siapkan makan siang untuk Gail, ya."

"Baik, Nyonya." Bibi Han menggendong Gail keluar dari kamar. Meskipun Gail sempat memberontak dan menangis karena khawatir dengan kondisi sang ibu. Bibi Han menutup pintu dan mendudukkan Gail ke kursi dapur yang tinggi agar anak itu tidak kembali kabur dan memasuki kamar sang ibu.

Jihye memang lebih banyak di dalam kamar hari ini. Jihye hanya akan keluar untuk membuat susu formula ketika Gyeom menangis.

"Ibi ... mommy baik-baik saja?" tanya Gail. Menghapus air matanya dengan punggung tangan yang mungil. "Mommy tidak masuk rumah sakit, 'kan?"

Bibi Han mengusap gemas puncak kepala Gail. "Tidak. Iyel 'kan tahu mommy hebat. Seperti Super-Man."

"Yang benar Super-Girl, Bi ...," koreksi Gail agak kesal. Bibi Han beberapa kali salah menyebutkan nama superhero yang Gail sukai, dan juga salah menyebut nama barang dalam bahasa Inggris—kadang sebagai anak kecil, Gail pun kesal kepada wanita paruh baya tersebut. Namun, Bibi Han tidak mempermasalahkan hal itu sebab ia tahu Gail masih anak kecil. "Mau makan mi instan."

Bibi Han menggeleng. "Nanti daddy dan mommy bisa marah," katanya. Gail mengembuskan napas pasrah dan mulai membuka mulut ketika Bibi Han menyuapinya.

"Ibi ... kalau mommy sakit, siapa yang baca dongeng?" tanya Gail.

"Masih ada daddy."

Kemudian pandangan keduanya terlempar ke arah pintu utama manakala pintu terbuka dan sosok Gukie serta Jungkook masuk ke dalam rumah.

"Iyel! Lihat, Hyungie bawa ikan!" Gukie memamerkan ikan yang ia beli bersama sang ayah setelah pulang sekolah.

Mata Gail berbinar. Bibirnya terbuka untuk berucap, "Woah! Iyel mau lihat!" Gukie berlari menuju dapur karena Bibi Han menyuapi Gail di meja dapur. "Cantik, Hyung. Iyel boleh minta satu?"

Gukie mengangguk. "Hyungie beli empat. Satu untuk Iyel, satu untuk Iyeom, dua untuk Hyungie."

Gail menyipit tak terima. "Kenapa Iyel cuma satu?!"

"Iyel kan masih kecil. Kata daddy kalau masih kecil cuma dapat satu." Kali ini anak berusia tiga tahun itu mengangguk paham.

Sementara itu, Jungkook memasuki kamar untuk melihat kondisi sang istri. Satu jam yang lalu mereka saling mengirim pesan dan Jihye mengeluh kesakitan pada area perutnya. Jadi, Jungkook memutuskan untuk tidak lagi kembali ke perusahaannya hari ini.

EUPHORIAWhere stories live. Discover now