DELAPAN BELAS - AMUKAN MOMMY

17K 1.6K 220
                                    

Benar kata ibu Jihye usai berkunjung kemarin. “Bukan cuma Gukie yang rewel. Nanti lama-lama suamimu ikut rewel juga.

Saat ini, Jungkook tengah tidur memeluk Jihye dengan kedua lengan melingkari perut sang istri. Beralasan sakit dan berakhir tidak masuk dan mengurus kantor. Pun beruntung karena Gail tidur nyenyak sejak pagi setelah kenyang menyusu sang ibu.

Dan Jihye hanya bisa menepuk punggung telanjang Jungkook setelah selesai menyuapi dan memberikan obat pereda sakit kepala pada pria itu.

Padahal, Jungkook hanya pura-pura lemah agar Jihye memperhatikannya hari ini. Yah, meskipun kepalanya benar-benar pening setelah kemarin lembur ditemani sebotol wine.

“Besok kalau lembur minumnya dua botol sekalian. Tidak usah pulang!” omel wanita itu.

Jihye kesal, pastinya. Dari pagi sikap manja Jungkook jauh lebih menyebalkan dari Gukie selama ini. Ditambah tangan suaminya yang sejak tadi bergerak tidak sopan mengusap atas dan bawah tubuhnya dengan alasan ‘rindu’.

Omong-omong masalah rewelnya Gukie. Si buntalan pertama itu masih saja begitu. Sedikit-sedikit harus Jihye. Bahkan sekarang si kecil marah kalau sang ibu tidak datang ke kamarnya tiap malam untuk membacakan dongeng dan memakaikan piama.

Juga dengan si Jeon besar. Ikut-ikutan merengek seperti Gukie. Harus digantikan piama oleh Jihye setiap malam dan diusap rambutnya sampai tertidur.

Jihye pun kewalahan jika sang suami dan anak sama-sama rewel, ditambah Gail yang belum terlelap—karena sialnya si Jeon bungsu menjadi gendongan setelah hampir dua bulan lahir ini.

Gail selalu menangis kalau dibiarkan telentang di atas ranjang atau baby box. Dan Jungkook serta Gukie tak mau mengalah pada si bayi ketika Gail mulai menangis kencang.

Mendongak untuk melihat jam dinding, Jihye lekas melepas lengan Jungkook—disusul rengekan kesal dari sang suami.

“Jemput Goo dulu!” katanya. “Nanti nangis lagi kalau dijemput Paman Go.”

Berdecak keras, Jungkook kemudian mengulurkam tangannya; memberi kode sang istri agar membantu mengenakan kaus.

“Sekali lagi kau manja begini ... tidur saja dengan Gukie!” dumalnya sembari memilih kaus hitam dan memakaikannya di tubuh samg suami.

....

Makan malam.

Jihye dibuat jengkel lagi. Bukan karena Gukie, melainkan sang ayah.

Wajar saja jika Gukie minta disuapi karena sejak dulu juga begitu. Tapi sekarang, Jungkook juga ikut minta disuapi karena beralasan kepalanya semakin berdenyut sakit.

Sambil menggendong Gail yang tertidur nyaman dan meletakkan kepala di bahu sang ibu. Jihye lalu menyuapi Jungkook dan Gukie bergantian.

Jihye bahkan sampai melupakan perutnya yang sejak sore kosong. Hanya bisa berharap makanan di atas piring Jungkook dan Gukie cepat-cepat habis.

Suapan terakhir jatuh pada Jungkook usai Gukie merampungkan makannya lima menit lalu.

“Gukie belajar dulu dengan daddy, ya? Mom mau makan malam.” Gukie mengangguk, lekas turun dari kursi dan menghampiri sang ayah untuk digandeng tangannya.

Dengan setengah niat, Jungkook berjalan mengikuti langkah anak pertamanya ke dalam kamar bernuansa superhero tersebut.

Jihye setidaknya dapat bernapas lega karena kedua jagoannya itu sudah tidak mengganggu unyuk sementara waktu, sebab ia harus mengisi perutnya.

....

Malam menjelang tidur. Jihye berhasil membuat Gail tenang tidur di atas baby box.

Wanita dua anak itu lekas mengganti kemejanya dengan gaun tidur berbahan satin sebelum datang ke kamar Gukie untuk memastikan anaknya sudah menggosok gigi, mencuci tangan, serta kakinya.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang