LIMA PULUH EMPAT - DIUSIR MOMMY

15.4K 1.6K 315
                                    

Tidak seperti malam biasanya. Makan malam hari ini Jihye hanya duduk di ruang makan bersama Gukie dan Gail. Tangannya sibuk menyuapi kedua anaknya seraya memangku Gyeom di atas paha dan memberikan susunya.

Andai saja ada Jungkook, mungkin Jihye tidak kebingungan seperti saat ini karena mereka bisa membagi tugas untuk menyuapi anaknya.

"Goo kan sudah besar. Seharusnya makan sendiri, bukan disuapi seperti ini. Mau Mommy adukan daddy?" Gukie lekas menggeleng. Sebenarnya jika sudah diancam mengatasnamakan sang ayah, Gukie pasti akan takut. "Ayo, makan sendiri. Tidak kasihan pada Mommy?"

Gukie sekali lagi menggeleng. "Goo juga mau disuapi. Baby Iyel disuapi, kenapa Goo tidak?" Gukie menjawab seraya mengunyah makanannya.

Bahkan saking repotnya mengurus tiga anak tanpa bantuan Bibi Han dan Jungkook, Jihye malam ini hanya menggoreng nugget dan telur dadar biasa. Hal itu disebabkan oleh Gyeom yang rewel dan tidak mau lepas dari gendongan.

"Dad mana?" tanya Gukie. Tangannya memainkan tali bahu gaun tidur yang sang ibu kenakan.

Masih dalam menyusui Gyeom, Jihye kemudian menjawab usai menyuapkan satu sendok kecil ke dalam mulut Gail. "Daddy kerja, cari uang agar bisa beli robot untuk Goo dan Iyel." Gail yang mendengar itu sontak menepuk tangannya girang. "Sudah sekarang harus cepat menghabiskan makan malam, lalu gosok gigi dan tidur. Oke?" Gukie dan Gail mengangguk bersamaan.

Setelah selesai menyuapi Gukie dan Gail, Jihye sejenak menahan Gukie yang duduk di samping kirinya. Wanita itu kemudian berpesan, "Jaga Baby Iyel ya? Tidak boleh dinakali. Mommy harus makan dulu agar Iyeom bisa makan juga. Ajak Iyel gosok gigi tapi tidak boleh lari-lari di dalam kamar mandi. Mengerti, Jagoan Satu?"

"Mengerti!" seru Gukie senang. Gukie lantas turun dan menghampiri Gail yang juga masih duduk di kursi bayi. Setelah Gail turun, Gukie menggandeng tangannya dan membawa sang adik menuju kamarnya untuk menggosok gigi seperti perintah sang ibu.

Kemudian Jihye kini mengambil kesempatan untuk mengisi perut yang sejak sore kosong. Wanita Park tersebut makan tergesa-gesa sebab takut Gukie tidak memgingat pesannya dengan baik. Apalagi Gail harus memerlukan pengawasan. Tapi karena ia sudah tak sanggup menahan lapar, mau tak mau Jihye mempercayakannya pada anak pertamanya.

Dalam waktu lima menit Jihye menyelesaikan makan malamnya. Wanita itu membersihkan ruang makan sekaligus sembari menggendong Gyeom yang sudah terlelap dan tidak lagi menyusu. Lantas tungkainya berjalan menuju kamar anaknya dan kini melihat Gukie serta Gail telah berbaring di atas ranjang seraya memainkan remot AC.

"Sini, biar Mommy yang atur suhunya." Jihye mengatur suhu AC, lalu menyalakan lampu tidur dan mematikan lampu kamar. "Tidur, ya? Jangan lupa berdoa sebelum tidur. Iyel tidak boleh ajak hyungie main-main. Oppa juga tidak boleh ajak baby mengobrol. Harus langsung tidur atau Mommy laporkan pada daddy."

"Siap, Mommy," sahut Gukie. Gail hanya menganggukkan kepala dengan kedua tangan dilipat di atas perut buncitnya. "I love you!"

"Love you, Sayang-Sayang Mommy!" Jihye keluar dari kamar Gukie usai memastikan suhu AC tidak terlalu dingin, dan memastik kedua anaknya telah tertidur dengan tenang.

Memasuki kamarnya untuk meletakkan Gyeom ke dalam baby box, Jihye lekas merapikan tempat tidur sebelum berakhir menggosok gigi dan membersihkan wajahnya disusul mengenakan skincare.

Saat wanita itu selesai mengeringkan wajah, pintu kamarnya terbuka. Lalu sang suami muncul tanpa jas kerja dan juga kemeja.

"Kenapa tidak pakai baju?" tanya Jihye setelah sekilas melihat wajah sang suami. Wanita itu kini meratakan serum ke kulit wajahnya, lantas mengenakan night cream dan kembali menatap Jungkook. "Kau dari mana sa—astaga!"

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang