DUA PULUH ENAM - GUKIE CEMBURU

15.4K 1.5K 164
                                    

Hari Minggu ini, kediaman keluarga Jeon tengah kedatangan tamu spesial. Jihye sibuk memasak beberapa hidangan makan siang, Jungkook berbincang di halaman belakang sambil menghisap rokok, sedangkan Gukie berada di ruang bermain bersama lelaki kecil berusia dua tahun.

"Ajari aku memasak dong, Nyonya Park ..." Jihye menoleh, kemudian menyiku lengan seorang wanita yang menyusulnya di dapur. "Aku titip anakku sebentar, ya, Ji. Aku harus bertemu klien—tapi kubiarkan Taehyung di sini agar Ten tidak kebingungan mencari mama papanya."

"Enak sekali," ujar Jihye membuat Seolbi menoleh setelah mengambil satu puding mangga buatan Jihye. "Aku juga ingin bekerja, tapi Jungkook tidak pernah menyetujuinya."

Seolbi mengangguk. "Lagi pula kau punya dua anak yang harus kau urus. Mana bisa kau membagi waktu sedangkan Gail masih sekecil itu?"

"Ah, kau tidak tahu bagaimana rasanya 24 jam berada di dalam rumah, Bi. Jungkook juga melarangku pergi ke mal tanpanya. Menyebalkan, bukan?"

"Aku ingin Taehyung seperti itu, Ji." Jihye berubah mengerucutkan bibir sebelum Seolbi menepuk pundaknya dan melangkah pergi. "Pergi dulu, ya!"

Usai menyelesaikan masakan terakhir dan menatanya di atas meja makan, Jihye lekas melepas apron di tubuhnya dan melangkah menuju ruang bermain untuk melihat apakah Gukie dan Ten baik-baik saja di sana.

Akan tetapi, Jihye malah dibuat pusing manakala ruang bermain sangat berantakan. Seluruh mainan di dalam box dikeluarkan dan disebar ke mana-mana. Pun saat ini Gukie tengah terlihat memelototi bocah dua tahun tersebut.

"Astaga, Goo ..." Gukie terkejut. Pandangannya langsung mengarah pada presensi sang ibu yang berjalan menghampirinya. "Ayo, dibereskan! Sebentar lagi makan siang."

"Tidak mau." Gukie menggeleng dengan pipi sengaja digembungkan. "Bukan Goo yang memberantaki mainannya, tapi Ten." Anak sulung Jeon itu menunjuk Ten yang sejak tadi diam, tapi matanya kini berair.

Melihat hal itu, Jihye lekas menggendong Ten dan mengusap lembut rambutnya. "Kenapa menangis, Sayang? Hyung nakal, ya?"

"Tidak!" pekik Gukie membela diri. "Ten yang nakal. Gukie sudah bilang kalau Ten tidak boleh pegang Captain America milik Gukie, tapi tetap dipegang."

Mengembuskan napas lelah, Jihye kemudian menyuruh Gukie berdiri dan menarik telinga anaknya pelan—hanya berpura-pura memberi hukuman di depan Ten. "Sudah Ji Mom hukum. Makan, yuk?"

Gukie memanyunkan bibirnya kesal. Semenjak kedatangan Ten, Gukie merasa kalau sang ibu dan ayah hanya mengarahkan fokus pada anak usia dua tahun itu. Bahkan dua jam yang lalu, putra sulung Jungkook itu melihat sang ibu yang tengah menyusui Ten di dalam kamar.

Karena kesal, Gukie tidak mau membereskan mainannya. Si kecil itu membiarkan ruang bermainnya berantakan sementara ia keluar dan bergabung di meja makan setelah mencuci bersih tangannya.

Gukie duduk di sebelah sang ayah. Lalu manik bulatnya menatap Jihye yang sedang sibuk menyuapi Ten yang duduk di atas pangkuannya.

Bibirnya semakin cemberut. Ukh, mukanya masam sekali dengan kedua lengan ditopang di atas meja. Matanya menyorot tajam dan jengkel, melihat Jungkook sontak menyadari bahwa sang anak tengah cemburu.

"Hyung mau makan apa?" Jungkook mengambil alih atensi Gukie—tapi hanya beberapa saat sebab dua detik berikutnya Gukie kembali menatap Ten dengan kesal.

"Gukie mau makan ayam?" Sekarang giliran Taehyung yang menawari karena melihat anak sulung Jungkook yang melipat bibir kesal. Sadar bahwa anaknya yang sedang menjadi objek mata Gukie, Taehyung kemudian terkekeh kecil. "Ten, sini dengan Papa."

EUPHORIAWhere stories live. Discover now