TIGA PULUH TIGA - WEJANGAN JUNGKOOK

16.2K 1.7K 505
                                    

Jihye pikir setelah makan malam selesai dan jarum jam telah menunjuk angka sepuluh, Jungkook akan masuk ke dalam kamar dan melupakan keinginannya untuk tidur bersama Gukie. Akan tetapi, Jungkook benar-benar tidur dengan Gukie malam sehingga membuat Jihye merasa kecewa. Bahkan, pria itu sudah tidur terpisah dengannya selama tiga hari ini.

Gail masih mengoceh di atas ranjang sambil memegangi remot TV. Setelah Jihye selesai mengganti pakaiannya dengan gaun tidur satin yang biasa ia kenakan, wanita itu lekas menyusui Gail agar buntalan kecilnya cepat terlelap. Namun, setelah satu jam menyusu, Gail masih tetap terjaga.

"Kenapa tidak mau tidur, hm?" tanya Jihye kepada Gail yang kini tengah tengkurap sembari menendang-nendang ke arah udara. Mata bulatnya menatap Jihye yang membetulkan bra menyusui sebelum mengangkat Gail ke gendongannya. "Ayo, kita jemput daddy sama-sama."

Kaki telanjangnya berjalan santai menapaki lantai marmer dingin. Jihye memasuki kamar Gukie dengan langkah pelan manakala mendapati lampu telah dipadamkan dan AC juga sudah dinyalakan. Hanya mengandalkan lampu tidur sebagai pencahayaan, Jihye lekas berjalan ke arah ranjang.

Kemudian wanita itu tersenyum kecil saat melihat sang suami yang tertidur dengan Gukie. Satu lengan kekar Jungkook dijadikan bantalan oleh sang anak, sedang lengan yang lain memeluk putranya dari belakang.

Mulutnya sama-sama terbuka saking menikmati mimpi indah mereka. Lantas Jihye mendekat dan duduk di bibir ranjang; tepat di belakang punggung Jungkook setelah menarik selimut sebatas perut sang suami.

Jihye menempelkan jari telunjuknya pada bibir seolah mengisyaratkan ke Gail untuk tidak berisik. Namun, anak bungsunya itu malah memberontak dari pangkuan dan merambat ke arah punggung lebar ayahnya.

Gail mengoceh tidak jelas, lalu bergerak ke atas dan menarik rambut ayahnya sehingga membuat Jungkook menyingkap mata dan terkejut mendapati sang anak serta istri berada di belakangnya.

Jihye meraih Gail dan meletakkannya kembali ke atas pangkuan. Tangan kirinya memeluk perut Gail, sedang tangan kanannya menyugar surai Jungkook dengan lembut.

"Ayo, kembali ke kamar," ujarnya lirih—tak mau mengganggu tidur Gukie yang kelihatan nyaman dalam tidurnya. "Tidak baik marah selama ini. Kita selesaikan di kamar saja."

Jungkook menepis pelan tangan Jihye yang tengah mengusap keningnya. "Kau mengganggu tidurku."

"Aku tahu kau belum benar-benar tidur," sanggah Jihye. "Kau masih mau diam begini?"

"Jey ..."

"Berisik," jawab Jungkook berusaha memejamkan matanya lagi. Akan tetapi, mendengar suara ocehan Gail yang memanggilnya 'daddy' meskipun tak begitu lancar dan jelas, menarik perhatian Jungkook untuk sekadar tersenyum.

Jihye sengaja memindahkan Gail dari pangkuannya ke belakang kepala ayahnya. Tangan-tangan mungil itu kemudian mendarat di rambut Jungkook dan menarik kencang sambil terkekeh seolah tak merasa bersalah. Pun Gail juga menepuk agak keras pipi dan mata Jungkook.

"Kalau tidak mau denganku, setidaknya berikan perhatianmu pada Iyel. Aku akan keluar dari sini."

Jungkook menyingkap mata dan menyingkirkan lengannya dari kepala Gukie, lantas berbalik untuk meraih tubuh bulat Gail dan ia pindahkan ke atas perutnya.

Jihye tersenyum melihatnya. Jarang sekali ia melihat momen Jungkook dan Gail seperti ini. Jungkook bahkan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dan mulai bermain dengan Gail tanpa memedulikan presensi Jihye yang terus mengabadikan momen itu di kepalanya.

Saat wanita Park itu hendak berdiri dari duduknya, tangan kiri Jungkook menyentuh pergelangan tangannya sehingga membuat Jihye mengurungkan niatnya untuk menyingkir.

EUPHORIAWhere stories live. Discover now