EMPAT - TIDUR BERTIGA

20.8K 2K 180
                                    

Makan malam berlangsung hening karena Gukie yang tengah merajuk, dan sang ayah yang menatap marah. Sedangkan satu-satunya wanita di sana sibuk menyuapi anaknya dan berusaha membuat suasana menjadi normal.

Sebelum makan malam dimulai, Gukie merengek ingin tidur bersama karena mimpi buruknya datang lagi. Sehari sebelumnya Jihye menuruti. Wanita itu tidur bersama Gukie di kamar anaknya, tapi usai Gukie terlelap, Jihye pindah ke kamar utama sebab Jungkook yang menyuruh.

Dan malam ini, anak itu minta tidur bertiga di kamar utama—beralasan bahwa mimpinya kembali datang dan pagi tadi tidak menemukan sang ibu di ranjangnya.

Tentu saja sang ayah yang tidak ingin berpisah dengan Jihye menolak tegas. Dengan alasan apa?

Tidak. Goo sudah besar, ya. Kalau tidur dengan mom dan Dad nanti tidak ada lagi robot baru. Dad hubungi Mingyu Hyung kalau Goo masih suka mengompol.”

Omong-omong, Mingyu adalah teman bermain di sekolah Gukie. Hanya beda satu tingkat; TK A untuk Gukie, dan TK B untuk Mingyu.

Namun agaknya ancaman sang ayah tidak mempan sama sekali, sebab Gukie terus merengek saat sang ibu menyelesaikan acara masaknya.

Mendengar itu, Jungkook lekas membentak—membuat Gukie mendadak menangis dan menyembunyikan wajahnya di bahu sang ibu setelah minta digendong.

Dan beginilah sekarang. Gukie yang kesal, dan daddy yang marah. Meskipun Jungkook tidak benar-benar marah, sih. Hanya untuk memperingati Gukie bahwa setiap malam Jihye adalah miliknya seorang. Bukan Gukie lagi.

Sudah baik dari pagi hingga menjelang tidur Jihye ia serahkan penuh pada Gukie. Dan untuk tidur hingga menjelang pagi, Jihye harus ia tahan untuk dirinya sendiri.

Sinting. Memangnya ada ayah yang seegois Jungkook?

“Sudah, sudah. Iya, nanti tidur bertiga. Goo tidak boleh cemberut lagi.” Gukie berseru girang, menatap ayahnya seperti ingin pamer bahwa ia menang lagi.

Berbeda dengan Jungkook yang meremas sumpit dan memandang ke arah sang istri kesal.

Ini trik. Jungkook jelas tahu sebab kemarin mereka berencana untuk bermain, namun gagal karena Gukie mendadak mimpi buruk. Dan sekarang, Jihye menggagalkan lagi dengan Gukie sebagai alasannya.

Woah, Jihye benar-benar ingin dihabisi setelah ini.

....

Usai makan malam dan menggosok gigi serta membasuh tangan, kaki, dan wajahnya, Gukie memasuki kamar utama. Tidak lupa ia mengganti baju dengan piama bergambar kartun tikus.

“Goo tidur tengah ya, Mommy.” Jihye mengangguk, lekas melepas pelukan Jungkook dan menciptakan jarak untuk sang anak.

Gukie tersenyum ke arah sang ayah yang kini cemberut. Mengecup pipi dan bibir Jungkook sejenak sebelum bergegas mengambil posisi tidur.

Meskipun masih kesal dengan sang ayah, Gukie tetap tidak melupakan kecupan sebelum tidur untuk Jungkook. Wajib. Karena memang selalu seperti itu sejak Gukie berusia satu tahun.

Sesaat anak itu mulai merengkuh tubuh sang ibu dan terlelap hanya dalam hitungan detik, Jungkook kini membuang napas kesal.

Ditatapnya sang istri yang tengah asyik mengecupi puncak kepala Gukie tanpa menghiraukannya, kemudian pria itu bergeser dan memeluk tubuh keduanya; Gukie dan Jihye.

“Besok, Daddy!” Jihye tahu apa maksud Jungkook di balik pelukan itu.

Jungkook mendengus untuk kesekian kalinya. “Tidak. Setelah satu jam, aku akan mengangkat Goo ke kamarnya,” putus Jungkook sebelum ikut terlelap.

....

Sumpah tidak nyenyak sekali. Baru sepuluh menit Jungkook terlelap dengan tepukan lembut Jihye di kepalanya, tapi ia kembali terbangun saking rindu dengan lubang sang istri.

“Ji! Kau itu tahu malam ini jadwal kita, kenapa menyetujui rengekan Goo, sih?!” bentakny tertahan.

Jihye memijat pelipis sejenak. “Kau itu tidak pernah mau mengalah dengan anak sendiri. Bisanya cuma membuat nangis saja! Kau juga tahu Gukie mimpi buruk, kenapa melarangnya tidur bersama?!”

Gawat, sang istri balik menyerang.

“Aku juga bisa buat adik untuk Goo, Sayang!”

Memutar bola mata, Jihye lekas membungkam mulut Jungkook dengn tangannya.

“Sudah, nanti Goo bangun. Tunggu satu jam lagi. Setelah itu kau boleh memindahkan Gukie ke kamarnya.”

Dalam hati Jungkook bersorak girang. Pengertian sekali istriku ini.

....

Tapi rencananya tidak berjalan semudah itu. Ya, karena satu buntalan kecil mereka.

Ketika ia hendak masuk ke dalam milik Jihye, pintu kamar yang dikunci mendadak diketuk dari luar—disusul suara tangisan kencang dari Gukie yang menggema.

Jihye buru-buru memakai gaun tidurnya, dan Jungkook hanya memakai celana saja. Masuk ke dalam selimut dan berpura-pura tidur, sedangkan Jihye turun dari ranjang dan berlari membuka pintu sambil merapikan rambutnya.

“Ya ampun, Anak Mommy. Cup, cup, cup. Sudah jangan menangis lagi.” Jihye membawa Gukie ke dalam pelukannya, lalu mengikutsertakan anak sematawayangnya dalam ranjang yang sama.

Gukie memeluk leher ibunya begitu erat, padahal keduanya telah tidur di atas ranjang. “Mo-om jahat!” bisiknya serak.

Sebenarnya Gukie tidak mimpi buruk lagi. Hanya saja anak itu kepanasan dang sang ayah lupa menyalakan AC setelah memindahkan Gukie ke dalam kamarnya. Saat terbangun, yang Gukie temui hanya sepasang guling dan puluhan mainan robot yang terpajang di lemari kaca.

“Iya, maafkan Mommy, ya?” Melirik suaminya sejenak yang tidak merasa bersalah, Jihye lantas menenangkan sang anak dengan tepukan di punggung mungil itu. “Sudah, Sayangnya Mom. Kalau masih menangis, besok tidak jadi lihat pameran Avengers. Bagaimana?”

“Habisnya Mommy jahat.”

“Iya kan Mommy sudah minta maaf,” jawab Jihye lembut. Kemudian tangannya menyingkirkan bekas air mata Gukie.

Gukie menenggelamkan kepalanya pada dada sang ibu. Memeluk erat sekali sgar tidak bisa dilepaskan.

Jungkook mendesah berat. Tangannya terulur untuk mengusap tangan kecil Gukie yang melilit perut istrinya sebelum menjatuhkan kecupan pada puncak kepala Gukie. “Mimpi indah, Hyung. Maaf, ya ... tadi Daddy yang jahat, bukan mommy,” bisiknya tepat di atas telinga Gukie.

Gukie mengerjap. Sejenak melepas pelukan dan beralih menghadap sang syah. Kedua tangan mungilnya menangkup pipi besar Jungkook, lalu matanya yang berair mengerjap sekali lagi.

Daddy, besok beli robot lagi, ya?” Jungkook terkekeh, lantas mengecup bibit Gukie gemas.

“Apa pun untuk Gukie Hyung!”

Iya. Memang semuanya penuh robot. Dan harus robot. Sialnya,Jihye hanya mampu membuang napas kesal lantaran Jungkook selalu membuang uang hanya untuk membelikan robot untuk sang anak—juga membeli robot Iron-Man untuk dirinya sendiri. []

-Disapa keluarga Jeon pagi-pagi. Btw, selamat beraktivitas semuanya ^^

-26 Agustus 2019
ymowrite

EUPHORIAWhere stories live. Discover now